Sudah aku bilang kamu tetap akan jadi pacar aku.
🍁🍁🍁
"Sekarang lo jadi pacar gue"
"Hah apa?" Vano mendengus kesal lalu menangkup wajah Kannia Dengan kedua telapak tangannya.
"Dengerin gue baik-baik" Kannia mengangguk-anggukan kepalanya cepat. Vano mengulum senyumnya agar Tawanya tidak pecah melihat ekspresi tegang Kannia.
"Mulai.sekarang.lo.jadi.pacar.gue"
Pacar
Pacar
Pacar
Sejenak Kannia terdiam. Pacar? Pendengarannya tidak salah kan? Ini ceritanya Kak Vano nembak gue gitu? Duh ibu Kannia gugup batin Kannia.
"Kan. Gimana? Diem aja" rajuk Vano dengan wajah diimutkan. Dih. Kalau seperti ini, semua orang pasti tak mengira bahwa Vano adalah seorang bad boy.
"Hmm...
"Ishh Kan. Bikin deg-deg aja"
"Nggak deh. Gue gak mau jadi pacar kakak" jawab Kannia sambil mengulum senyumnya. Vano berdecak,"Kenapa?"
"Kak Lisa mau dikemanain?" Vano mengerutkan keningnya bingung. Kannia menghembuskan nafas kasar,"Bukannya Kak Vano udah jadian ya sama Kak Lisa" lanjut Kannia. Vano terbahak.
"kok Malah Ketawa? Isshh" ucap Kannia kesal.
"Gue sama Lisa itu cuma temenan aja" terang Vano. "Udah nggak usah cemburu gitu kali" Vano tertawa Keras. Kannia Menyumpal mulut Vano yang terbuka Dengan dedaunan yang Baru dia petik.
"Siapa juga yang cemburu" Cibir Kannia.
"Kalau gitu... Gimana? Nggak Ada penolakan. Jawabannya harus IYA" ujar Vano kesal. Kannia melengos.
"Lha ngapain tadi nanya kalau kakak maksa gini" Vano meringis. Rasanya Kannia ingin mencincang wajah tampannya itu. Eh.
"soalnya aku nggak mau ditolak Kan" celetuk Vano,"Sekarang kita resmi pacaran nih" Kannia mencebikkan bibirnya lalu berdiri meninggalkan Vano yang masih cengo. Asal para cewek tahu. Cowok juga butuh kepastian Dan gak suka digantung.
Vano mensejajarkan tubuhnya disamping Kannia yang sedang berdiri memandang air danau yang tenang dengan pantulan cahaya matahari pagi.
Kesempatan ini tak disia-siakan oleh Kannia. Segera ia mengambil ponselnya dan mengambil gambar dari objek yang menurutnya indah. Vano menggerutu kesal. Cewek disampingnya ini mengacuhkannya, tadi saja tidak mau ikut membolos.
"Itu mulutnya nggak Capek kak ngomong mulu" celetuk Kannia Tanpa mengalihkan pandangannya Dari objek fotonya.
Vano merebut ponsel Kannia,"Gue ngajak lo kesini tuh buat nemenin gue. Jangan dikacangin dong" omel Vano,"Lagian kan lo sekarang pacar gue" lanjut Vano dengan Saura lirih. Sayangnya Kannia mendengar ucapannya.
"Aku kan belum bilang iya. Berarti Aku masih jomblo" sahut Kannia Ceria. Vano menganga. Kannia sebenarnya menahan Tawanya sedari tadi. Tapi... Sepertinya menggoda Vano menyenangkan. Jarang-jarang kan lihat bad boy kayak gitu.
Vano meninggalkan Kannia Tanpa mengucapkan apapun. Apa sih kurangnya gue? Kenapa sih lo nggak nerima aja Kan? Gue bener-bener Suka sama lo tahu nggak batin Vano.
Kannia mencekal tangan Vano, pergerakan Vano terhenti,"Kenapa? Lo nolak gue kan? Gue gak papa kok" Kannia mendengus lalu membalikkan tubuh Vano menghadap kepadanya.
"Aku kan belum bilang tidak. Berarti kakak masih punya kesempatan" ucap Kannia Santai.
Vano tersenyum lebar lalu kembali menarik bibirnya murung,"Berarti lo gantungin gue gitu? Yang pasti dong Kan. Cowok juga butuh kepastian tau" Kannia tertawa Keras. Pasti lebaynya Vano tertular dari Galih. Sudah dipastikan.
"Hmm Gini deh. Jujur saja Aku juga Suka sama Kak Vano tapi...
Vano mengerutkan keningnya. Kenapa Harus Ada tapinya? Entahlah. Semoga itu bukan hal yang buruk.
"Tapi Kak Vano mau kan berubah untuk Kannia. Jadi Vano yang baik Dan berguna untuk sekolah sebelum kakak lulus nanti" ucap Kannia penuh keyakinan. Yah dia ingin Vano berubah menjadi baik lagi. Terlebih sekarang ibunya telah kembali. Bukankah dia juga Harus memberikan sesuatu yang bisa dibanggakan untuk kedua orang tuanya.
"Kenapa berubah? Gue disekolah baik-baik aja kok" Kannia menepuk jidatnya pelan. Baik-baik aja? Terus kenapa itu nama Alvano Jay Rhandika memenuhi buku pelanggaran siswa.
"Baik-baik aja apanya. Kakak tahu buku pelanggaran siswa tuh penuh Dengan nama Kak Vano" jawab Kannia kesal. Memang benar kan?
Vano menatap lurus ke arah air Danau yang tenang. Tampak bersih, Damai, Vano menginginkan Suasana itu. Lagi. Bersama mereka. Sahabat kecilnya.
"Kalau gue berubah, apa bisa menjamin Kalau lo juga nerima gue?" Kannia terdiam. Sebenarnya Dia masih ragu untuk menerima Vano. Bagaimana tidak? Dulu, Kannia mendekati Vano Karena Rakka. Suatu alasan yang sampai kini membuatnya bingung. Balas Dendam? Ada apa antara Vano dan Rakka? Dan juga... Jangan lupakan soal Seno. Membingungkan bukan.
"Aku... Tidak tahu" jawab Kannia lirih. Hanya itu yang keluar dari bibir cantik Kannia. Vano tertawa garing.
"Sayangnya gue gak peduli. Lo tetep jadi pacar gue Kannia Andhira" Kannia menganga. Itu namanya pemaksaan. Sebenarnya Kannia masih ingin mengungkap rahasia dibalik persahabatan Vano Dan misteri-misteri yang tersembunyi di dalamnya.
"Pemaksaan itu namanya"cibir Kannia. Vano terkikik,"Seorang Alvano Jay Rhandika tidak pernah ditolak Dan kalah" ucap Vano menyombongkan diri. Kannia memutar matanya malas.
"Gue akan berubah Kan" celetuk Vano selanjutnya. Kannia tersenyum tipis.
****
"Udah Kali senyumnya, tau gue yang udah laku" Celetuk Galih jengah melihat tingkah Vano Hari ini.
"Yee.. Iri kan lo" jawab Vano dingin. Sangat mengganggu moment sekali Galih itu. Kalau bukan sahabat, sudah dibuang kerawa-rawa.
Dio ikut nimbrung ke tengah-tengah mereka,"Biarin aja lah Lih. Jarang-jarang Vano jadi gila kayak gini" Kata Dio.
Vano melempar Dio Dengan bantal sofa rumahnya, Yah mereka berempat sedang berada di ruang tengah rumah Vano.
"Bener tuh Yo. Gak asik kalau gak ada pajak jadian. Traktiran gitu" sahut Galih. Vano berdecak,"Elah kode nih ceritanya. Yuk cus ke cafe biasa" Kata Vano.
Dengan semangat empat Lima Galih Dan Dio langsung beranjak Dari duduknya. Kalau soal traktiran mah siapa aja pasti mau. Tapi sepertinya tidak berlaku untuk satu cowok ini, Dareza.
"Eh Eza lo gak ikut kita-kita?" Tanya Galih. Eza masih Saja berkutat Dengan ponselnya. Dengan kesal Dio merampas ponsel milik Eza.
"Woyoo Eza lagi stalking Lisa nih" teriak Dio heboh setelah melihat akun Lisa di layar ponsel Eza. Sedangkan Eza, dia hanya menatap datar ketiga temannya yang sedang asik sendiri Dengan ponselnya.
Vano tersenyum miring ke arah Eza,"Kalau lo diem gini keburu si Lisa diembat sama yang lain" ujar Vano. Eza membuang mukanya Malu,"Dia udah punya cowok"
"Udah putus kok" sahut Vano. Memang kemarin Lisa bercerita kepadanya bahwa dia sudah memutuskan hubungannya dengan cowoknya yang ada di Amerika.
"Tau ah. Yuk makan" balas Eza acuh lalu merebut kembali ponselnya dan berlalu pergi. Ketiga cowok itu masih melongo.
"Lah semangat amat tuh anak" celetuk Vano. Galih dan Dio hanya mengangguk-angguk Saja sebagai jawaban.
.
.
.
.
Budayakan berpendapat Dan memberi vote guna untuk menghargai Karya tulis seseorang 😂Salam 💕💗
WM
KAMU SEDANG MEMBACA
Step of Heart [Completed]
Teen FictionIni kisah mereka, Kannia Andhira, Alvano Jay Rhandika, dan yang lainnya. Kannia si-cewek ceria dengan semua ceritanya harus terjebak diantara dendam dan kesalahpahaman. Bad boy Vano dan cinta pertamanya, Rakka. Alvano si-cowok bad boy dengan sejut...