Saling Diam

1.3K 75 0
                                    

Biarkan aku tahu seberapa rasa yang kau miliki untukku.

🍁🍁🍁

Mau ngingetin buat votenya 😂
Oke happy reading!! 😘

"Gue tahu Kannia, gue anak angkat mama. Gue adalah keponakannya yang diangkat oleh mama dan papa karena kasihan. Dan selama ini, mama gue adalah mama kandung Vano. Bukan mama gue, tapi mama Vano. Gue benci kenyataan itu" teriak Alex keras.

"APA?" teriak Vano keras dari ambang pintu. Dia sangat terkejut dengan fakta yang baru saja diucapkan Alex. 

Vano berjalan mendekat ke arah Kannia dan Alex dengan wajah tegangnya. Kenyataan apa lagi yang diterimanya Kali ini.

"Beneran yang lo omongin itu Lex?" Tanya Vano gusar. Alex membuang muka Dari Vano. Mengalihkan segala emosinya. 

Alex berdehem sejenak,"Bukan. Lo salah" Kata Alex datar. Vano menggeleng cepat, "Kannia lo pasti tahu kan? Pendengaran gue gak mungkin salah. JAWAB!!" teriak Vano frustasi. Entah mengapa dua orang didepannya ini telah mempermainkannya.

"Kenapa diam hah?" bentak Vano lagi. Kebetulan kelas lagi sepi. Jadi, tidak akan menimbulkan kehebohan Karena teriakan Vano, sang idola sekolah. Sudah pasti akan gempar di medsos nantinya.

Kannia kini mulai mendekati Vano dan meremas bahunya untuk menurunkan emosinya, namun tangannya ditepis Oleh Vano.

"Jawab gue Kannia" ucap Vano dengan Nada yang sedikit rendah. Kannia yang bingung harus menjawab apa, akhirnya hanya bisa bungkam.

Vano meninju whiteboard yang ada disampingnya dengan keras tak peduli lagi buku jarinya terasa pedih setelah itu. Yang Dia butuhkan hanya penjelasan Dari Kannia Dan Alex yang sekarang benar-benar tutup mulut.

Alex mendengus kesal lalu beranjak pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun yang diharapkan Oleh Vano.

Kannia cemas, sangat bingung. Apa yang dilakukan sekarang ini, disaat emosi Vano sedang tidak stabil. Mungkinkah dia juga Pergi seperti Alex tanpa memberi penjelasan.

"Apa lo juga gak mau kasih gue penjelasan?" celetuk Vano yang menghentikan langkah Kannia keluar Dari kelas.

"Bukan hak aku untuk jelasin semuanya" jawab Kannia Tanpa membalikkan badannya.  Terdengar Vano mengerang frustasi.

***

Tepat pukul empat sore, di cafe Kejora. Pandangan Kannia menyapu ke setiap sudut cafe ini. Cafe yang menurut Kannia simple namun masih terkesan mewah ini cocok untuk berbagai kalangan. Baik remaja maupun dewasa.

Seorang wanita paruh baya telah duduk manis di meja pojok dekat jendela. Wanita yang ditemuinya kemarin Dan sekarang. Dengan langkah pasti, Kannia mendekatinya.

"Sore tante"sapa Kannia Ramah.  Wanita itu mengangkat kepalanya Dan mengalihkan pandangannya Dari ponselnya, "Sore Kannia. Silahkan duduk" balas Yusi tak kalah ramah.

Kannia tersenyum manis lalu mendudukkan pantatnya,"Kok tante tahu nama saya Kannia?" tanya Kannia heran. Pasalnya kemarin dia belum sempat mengenalkan diri.

Yusi menatap jalanan dari balik jendela, "Alex yang memberitahu soal kamu" Kannia hanya manggut-manggut mengerti.  Ternyata benar, semuanya Sudah terungkap.

"Lansung saja ya... Saya mau kamu rahasiakan keberadaan saya dari Alvano" celetuk Yusi Lansung pada tujuannya.

Kannia menyenyit, "Kenapa tante? kak Vano anak anda.  Mana mungkin Dia tidak boleh tahu keberadaan mama kandungnya" Kata Kannia Tegas.

Yusi menghela nafasnya, "Kadang... Ada beberapa alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang kita inginkan" Kata Yusi. Kannia mengerutkan kening," Maksud tante?" Kannia semakin bingung dibuatnya.

Yusi menyunggingkan senyum buatannya,"saya akan datang saat waktunya tiba" Kata Yusi. 

"Saya hanya ingin anda mengerti Saja, bagaimana Kak Vano sangat merindukan tante. Dia sangat membutuhkan seorang ibu.  Apapun itu masalah tante, segera temui Kak Vano. Dia berhak atas ibunya" jelas Kannia panjang lebar.  Entah Sean mana yang merasukinya sehingga Dia bisa ikut campur begini.

Yusi lagi-lagi tersenyum,"Iya saya tahu. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk menemuinya.  Tante mohon bantuan kamu" ujar Yusi. 

Kannia mengangguk Dan menampilkan senyum manisnya,"pasti tante, saya akan bantu" jawab Kannia mantap.

***

Kannia tahu Vano marah padanya. Buktinya saja, dia enggan untuk menyapa Kannia tadi waktu berpapasan di koridor.  Jangankan menyapa, menoleh Saja tidak.

Dan sekarang, matanya terasa pedih saat melihat Vano bersama Lissa tertawa lepas di sudut meja kantin.

"Udah gak usah dilihatin" celetuk Cessa. Kannia menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi lalu menghela nafas beratnya.

Cessa menyeruput habis jus mangganya,"Lo Ada masalah sama Kak Vano? " Tanya Cessa penasaran. Tumben saja Vano bersama dengan Lisa Dan mengacuhkan Kannia disini.

"Nggak ada" balas Kannia berbohong. Bukan waktunya Dia cerita semuanya kepada Cessa.

Maaf Sa, gue belum siap buat cerita semuanya sama lo Kannia Andhira

Gue bakal tunggu lo cerita dengan sendirinya nanti. Karena gue tahu lo Kan. Seberat apapun masalah lo nanti, sebisa mungkin gue akan bantu Cessa Soraya

"Yaudah yuk ke kelas aja daripada pahit disini" celetuk Cessa. Kannia mengangguk Dan mengikuti Cessa langkah Cessa meninggalkan Kantin.

Tepat seperti dugaannya, Vano tak menoleh sedikitpun Saat Kannia Dan Cessa lewat didepannya.

"Kan... " gumam seorang cowok yang kini memperhatikan punggung Kannia yang kini perlahan menjauh. Ya...  Dia adalah Vano.  Vano marah pada Kannia tapi tidak dengan hatinya.

"Lo kenapa Van? Ada masalah sama cewek lo? Tumben juga lo ngajak gue ke kantin bareng" Tanya seorang cewek disampingnya. Dia adalah Lissa.

Vano tersenyum miring,"Dia bukan cewek gue. Gak suka juga sama dia"

Lissa terkekeh,"Munafik lo. Bisa luluh juga lo sama tuh adek kelas. Dulu aja gue sampek jungkir balik, lo nya cuek-cuek aja tuh" ujar Lissa.

Vano ikut terkekeh, "Udah. Gak usah diinget.  Kita gak pernah bisa, gue juga gak suka sama lo. Pacar lo yang di Amrik lo apain?"

Lisa berdecak kesal, "Gak tahu tuh. Dua bulan gak Ada kabar, udah ada yang lain mungkin" Kata Lissa malas.

Vano menyeringai, "gue punya usul sama lo. Mendingan lo Sama Eza aja, dulu kan Dia pernah nembak lo" ucap Vano memberi saran.

"Dih...  Nggak mau. Tingkat kecuekan Dan dinginnya itu melebihi lo. Kalau gue sama dia, bisa makan hati tiap hari gue" cerocos Lisa.

"Yang penting itu dia beneran tulus"

"Hmm ya ya terserah lah. Gue tahu lo cuma mau buat Kannia cemburu dengan kehadiran gue. Sepertinya itu berhasil" ucap Lisa seraya menyeruput minumannya.

"Maksud loh?"

"Dia suka sama lo Vano. Gak peka banget sih" cibir Lisa

-----

Fulllove💞

WM

Step of Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang