Prologue

8.5K 392 1
                                    

- Sekarang kau disini,
Hilang rasanya,
Semua bimbang,tangis, kesepian.

××××

"BIRU WIRANDA!!! HENTIKAN!!!!" suara teriakan ini menggema hingga kepenghujung koridor sekolah,tapi lihatlah anak laki-laki yang dipanggil tak ada kapoknya masih tetap saja meneruskan aksi berkelahinya.

Pak Angga,guru BK SMA Angkasa menarik dengan kasar tubuh Biru yang tadi sedang ingin maju untuk memukul kakak kelasnya sendiri.

"HENTIKAN BIRU!!" Teriak pak Angga lagi yang kemudian kali ini dituruti oleh Biru.

"Pak dia duluan yang mulai!" Jawab Biru dengan nada yang meninggi . Darah keluar dari tulang-tulang tangannya.

"Saya ga perduli siapa duluan yang mulai! Saya cuma pengen kamu dan Johan keruangan saya untuk dapat hukuman!"

"Tapi pak kan.."

"Cepat Biru keruangan saya!!"

Biru berdecak lidah lalu menuruti perintah Pak Angga untuk keruangannya.

Biru Wiranda, laki-laki berumur 17 tahun ini adalah anak dari pengusaha terpandang ibu kota Septian Wiranda namun sikap Biru dengan sang ayah berbeda sangat amat jauh berbeda.

"Kamu lagi,kamu lagi bosan saya introgasinya!" Ucap pak Angga yang menatap malas kearah Biru.

"Yaudah ,gausah diintrogasi pak,beres" jawab Biru enteng dalam satu hembusan nafas.

"Et,dasar kamu ya!untung ayah kamu orang terpandang kalau tidak kamu sudah saya keluarkan dari jauh jauh hari Biru!"

Biru meringis malas,entah sejak kapan laki-laki ini sangat amat malas untuk melibatkan ayahnya dalam semua kasus kenakalannya.

"Kamu sebenarnya punya potensi hebat Biru,kamu dulu pintar" lanjut pak Angga yang sedang melihat grafik penilaian seorang Biru.

"Kamu harus berubah Biru,buat masa depan kamu,"

Biru terkekeh sinis "buat apa pak?percuma. Keluarga saya gaakan bisa utuh juga pada akhirnya"

"Tapi Biru setidaknya..."

"Pak maaf,kalau sudah selesai bicaranya saya mau keluar,Johan juga perlu diintrogasi bukan?"

Pak Angga memijat tukang hidungnya pening, lalu mengangguk "yasudah ,kamu boleh keluar Biru"

Dengan cepat Biru keluar dari ruangan dan tanpa sadar langkah cepatnya menabrak seorang gadis yang sedang berjalan didepan ruangan pak Angga.

"Sorry" kata gadis ini pelan , Biru terdiam melihat setiap inci wajah dari gadis yang ada didepannya.

"Eh,itu tangan lo berdarah ya?sini gua obatin dulu takutnya infeksi" kata gadis itu yang mengeluarkan botol air mineralnya dan kain putih dari dalam tasnya.

Gadis ini perlahan membasuh luka Biru dan mengikatnya dengan kain putih,dan untuk pertama kalinya Biru tidak berontak saat dirinya disentuh oleh seorang gadis.

"Udah beres"

"Thanks"

Gadis ini mengangguk,memasukan air mineralnya kembali kedalam tas "Randira Tsabita" ucap gadis ini yang kemudian mengulurkan tangannya.

Biru membalas uluran tangan itu dengan cepat "Biru"

Dira mengangguk lalu tersenyum. "Gue ke kelas dulu ya,sampe ketemu diketidak sengajaan yang lainnya"

Biru mengangguk dan membiarkan Dira melangkah menuju kelasnya.

Randira Tsabita, gadis umur 16 tahun,pindahan dari kota kembang Bandung dan sekarang menetap dikelas sepuluh IPA tiga. Adik kelas dari Biru.

Untuk saat ini Biru membiarkan perasaannya kembali menghangat seperti dulu.

×××××

Oke,ini cerita gua setelah cerita Raka ,semoga aja sih ya suka.

Dicerita ini sih mungkin ketikan gua 'sedikit' lebih rapih ketimbang yang sebelumnya. Intinyaaaaaaa

Semoga kalian suka yaaaaa..

Jangan lupa vote and comments. Sayang kalian!!

Biru Dan Randira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang