- ku cinta kau saat ini
Lebih dari hari yang kemarin.-----
Pelajaran fisika adalah pelajaran yang sangat amat dibenci oleh siswa-siswi dikarenakan materinya yang sulit dan guru yang mengajarnya sangat amat membuat takut.
Selamat pagi anak-anak. Buka buku paket halaman 154. Dan yang tidak membawa buku paket diharap keluar kelas!
Suara Bu Intan yang terkenal galak menggema ke seisi ruang kelas. Dira mengangguk mendengar intruksi Bu Intan dan mencari paket Fisika yang berada dalam tas. Namun hasilnya,Nihil.
Aduh bego banget , jangan-jangan ketinggalan nih. Gumam Dira dalam hati sambil masih mencari buku paketnya.
"RANDIRA TSABITA!" teriakan itu terdengar,membuat seseorang yang memiliki nama tersebut menoleh.
"Kemana buku paket kamu?"
"Nggg...itu Bu.. aduh.. gimana ya bu... ketinggalan" ucap Dira terbata-bawa karena takut. Bu Intan menggeleng lalu menggebrak meja mengajarnya.
"BERDIRI DILAPANGAN KAMU SAMPAI JAM TERAKHIR MATA PELAJARAN FISIKA DIRA!"
Dira membuang nafas beratnya malas dan melangkah gontai keluar dari ruang kelas.
***
Sudah 45 menit berlalu dan Masih ada 30 menit lagi masa hukuman Randira. Matahari semakin lama semakin terik membuat tubuh Randira semakin lama juga semakin menurun daya tahannya.
Semakin lama semakin kabur penglihatan Randira. Berdirinya yang tegakpun tanpa terasa sesekali goyah.
Dira?kamu gapapa?
Setidaknya itu suara terakhir yang Ia dengar sebelum penglihatannya benar-benar gelap dan menghilang.
***
Lelaki ini sedari tadi menunggu gadis yang terbaring diranjang ruang UKS tersadar,gadis yang Ia temui pingsan ditengah lapangan.
Beruntung sih Biru bisa dapetin elo. Gumam laki-laki ini yang matanya tetap tidak beralih masih memperhatikan Randira.
Perlahan mata Randira terbuka membuat Jingga dengan sigap mendekat.
"Kamu engga kenapa-kenapa?"
Dira menoleh,ditemuinya Jingga dengan tatapan cemas.
"Engga kenapa-kenapa kok, kak" ucap Dira.
"Bentar saya bikinin kamu teh manis dulu"Jingga beranjak dari samping ranjang Dira untuk mengambil secangkir teh dan membuatkannya untuk Dira.
"Nih,kamu minum dulu. Biar lebih enak" ucap Jingga yang menyodorkan segelas teh untuk Dira
"Makasih banyak ya Kak" kata Dira mengambil secangkir teh itu dan meminumnya.
"Panggil saya Jingga aja,engga usah terlalu senioritas" Jingga tersenyum.
"Engga enak aja manggil cuma Jingga takut engga sopan kesannya" ucap Dira yang dibalas tawa oleh Jingga. "Yaampun , kalo sama Biru engga kenapa-kenapa yaa engga manggil kakak?"
Dira menggeleng cepat "eh,kak bukan gitu maksudnya kak". Tawa Jingga semakin mengeras "biasa aja Dira engga usah tegang gitu ngomong sama saya"
Dira mengangguk.
Tring..
Suara notifikasi ponsel Jingga berbunyi. Menampakan satu pesan masuk ada didalamnya.
Biru Wiranda
Gue tau lo lagi diuks sama dira. Mending lo keluar sekarang sebelum buat gua murka.Jingga membuang nafas beratnya ketika membaca pesan singkat dari Biru lalu berdiri.
"Saya kekelas dulu ya,semoga kamu lekas sembuh" ucap Jingga sebelum meninggalkan Dira sendiran di ruang UKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Dan Randira
Teen FictionDari pertemuan Biru dan Randira didepan pintu ruang BK , Dari Dira yang mengobati luka di tangan Biru membuat seorang Biru semakin jatuh cinta dengan Dira. "Sampe ketemu diketidak sengajaan yang lainnya yaaa" "Gapapa anggep aja ini ketidak sengajaan...