Satu

6K 310 0
                                    

- Matamu melemahkan ku
Saat pertama kali
ku lihatmu.

××××

Gadis ini terduduk dipinggir lapangan dengan tas gendong yang masih Ia kenakan.

Hal yang paling tidak gadis ini sukai adalah harus berpindah tempat tinggal terus menerus dikarenakan Ayahnya Jendral Angkatan Udara.

"Randira" panggil sang Ayah yang langsung dibalas tatapan bingung oleh gadis ini .

"Iya Yah?,kenapa?"

"Kamu masih bisa masuk kejurusan IPA,test yang kemarin menunjukan kamu pantas masuk jurusan itu"

Randira tersenyum mendengar pernyataan Ayahnya. Gadis ini memang tergolong pintar dan cantik. Bunda Randira satu tahun yang lalu meninggal dikarenakan kanker rahim yang tak bisa diselamatkan.

"Kamu mau lihat-lihat dulu sekolahannya sebelum masuk ke kelas?" Tanya sang Ayah.

Randira berdeham sejenak "Boleh Yah"

Ayahnya tersenyum lalu mengacak-ngacak pelan pucuk rambut anaknya "Kalau begitu Ayah ke tempat latihan anak-anak dulu,kalau sempat Ayah jemput kamu, kalau tidak nanti pesan ojeg online aja"

Randira mengangguk dan tersenyum lalu bersalaman ke Ayahnya.

Gadis ini menghirup nafasnya dalam lalu mulai berkeliling melihat-lihat sekitaran sekolah barunya.

Siswa-siswi berbisik-bisik pelan mengenai dirinya. Randira tidak perduli sudah biasa dan sudah terlatih gadis itu kebal terhadap segala ucapan orang-orang terhadap dirinya.

Tepat di lorong paling sepi,lorong ruang BK dan Kepala sekolah. Gadis ini menoleh kebawah,tali sepatunya lepas dan dengan cepat gadis ini mengikatnya kembali.

Tapi saat dirinya berdiri dan melangkah tubuhnya ditabrak oleh laki-laki berperawakan jangkung. Seragamnya kotor dan dikeluarkan,celana abu-abunya dibuat pensil dan tangannya mengeluarkan darah segar.

Pasti abis berantem nih , Dia Batin Randira

"Sorry" Kata Dira basa-basi sebelum berujar "eh,itu tangan Lo berdarah ya?Sini gue obatin dulu takutnya infeksi"

Gadis ini mengambil air mineral dari dalam tasnya dan kain putih. Entah kenapa Dira suka sekali membawa kain putih kemana-mana.

Dira mengobati laki-laki yang ada dihadapannya ini dengan cekatan, "udah beres" katanya yang kemudian tersenyum kearah laki-laki itu.

"Thanks"

"Randira Tsabita" Kata Dira yang kemudian mengulurkan tangan dengan cepat laki-laki yang ada dihadapannya membalas uluran tangannya

"Biru" kata laki-laki itu yang kemudian dijawab anggukan oleh Dira.

"Gue kekelas dulu ya, sampe ketemu diketidak sengajaan yang lainnya"

Biru mengangguk lalu memberikan jalan kepada Dira.

Sepanjang kaki gadis ini melangkah,yang paling berkesan dari kegiatannya melihat-lihat sekeliling sekolah barunya adalah,bertemu Dirinya dengan Biru.

Biru Dan Randira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang