Enam

4.1K 229 1
                                    

- I meet you
in the dark
You lit me up.

××××

Ih inikan Ade kelas yang jalan sama Biru.

B Aja ya ceweknya Biru.

Mostwanted sekolah masa dapetnya kek pantat wajan gini sih.

Gaada cantik -cantiknya njir,masih cantikan Nanda.

Kacau pilihan Biru jelek parah.

Eh, eh cewek yang ada di instagramnya Biru lewat.

Bisikan-bisikan nyinyir sepanjang koridor sekolah membuat Dira geram. Gadis ini hanya berani untuk berjalan cuek menuju kelasnya dan tidak menghiraukan apapun yang dikatakan oleh para gadis yang mengidamkan seorang Biru.

Dira melihat aneh kearah ambang pintu kelasnya,ada Biru disana dengan senyum yang mengembang.

"Pagi" Biru menyapa nya dengan hangat. Dira membalas dengan senyumannya saja.

Biru menyodorkan kotak bekal berwarna merah maroon kepada Dira "Dimakan, masakan gue sendiri nih" kata Biru.

"Masakan lu sendiri?" Tanya Dira,Biru mengangguk "Lo masak sama Bunda lo?"

Seperkian detik kemudian ekspresi wajah Biru berubah tidak suka saat Dira menanyakan Bundanya.

"Gue mintain pajak jalan lagi yaa" kata Biru yang kemudian mencubit pipi Dira gemas "belajar yang bener,biar jadi calon ibu yang pinter"

"Boro-boro jadi calon Ibu,calon bapaknya aja belom ada"

Biru terkekeh pelan "Ayah dari anak-anak Lo nantikan gue"

Dira terdiam pipinya memanas menahan gugup dari apa yang Biru katakan barusan.

"Udah ah keburu siang gue mintain pajak jalannya,dimakan jangan lupa" Kata Biru yang kemudian melangkahkan kakinya menuju tempat biasa dirinya meminta pajak jalan.

××××

"Bunda.. ini kalo udah kayak gini digimanain lagi?" Tanya anak laki-laki ini dengan semangat,Bundanya mengambil sesendok teh garam dan menuangkannya di masakan anaknya.

"Nanti kalau kamu sudah besar kita buat restoran yang besar,koki utamanya Bunda asisten kokinya kamu" ucap sang Bunda yang merangkul hangat anak laki-laki itu.

"Asal Bunda jangan berantem terus sama Ayah"

Bundanya berjongkok dan mengelus lembut rambut anaknya "Bunda sama Ayah ga berantem sayang,kita cuma lagi punya masalah yang memang harus dibahas"

"Tapi janji sama aku,Bunda jangan mau dikasarin Ayah kalau lagi ada masalah"

Bundanya terdiam

"Bunda janjikan sama Aku?" Tanya anak laki-laki itu ulang.

Bundanya hanya tersenyum palsu "Kamu harus jadi anak laki-laki yang kuat,yang bisa jaga perempuan. Jangan sampe nyakitin hati perempuan yang kamu sayang"

"Kok Bunda ngomong gitu?"

"Gapapa kok,yuk dilanjutkan masaknya"

"Woi! bengong aje nih pantat onta" teriak Husen yang merusak lamunan Biru.

"Anjing , gua lagi diem enak-enak ada aja setan yang dateng" kata Biru yang kemudian mengambil sebatang rokok dan meletakkannya dibibir lalu menggigit rokok itu dengan pelan.

"Mikirin paan si emang?" Kata Husen asap mengepul keluar dari dalam mulutnya

Biru mengangguk lalu membakar rokoknya.

"Ayah Lo sama Jingga bakalan pulang dari Paris besok dan Abang Lo itu bakalan sekolah disini juga" Husen berbicara dengan hati-hati takut Biru mengamuk tiba-tiba.

"Oh, yaudah" Kalimat acuh tak acuh tersebut keluar dari mulut Biru . Laki-laki ini seakan-akan mati rasa akan keluarganya sendiri.

"Cara paling ampuh untuk mengampuni masa lalu adalah dengan mengikhlaskan Bi" ucap Husen kal ini dengan rokok yg sudah dimatikan.

"Ikhlas?Ikhlas ngeliat Bunda gue sakit-sakitan?Ikhlas ngeliat Bunda gue kritis?Ikhlas ngeliat Bunda gue pergi untuk selama-lamanya dan ayah gue dan anak pertamanya gak perduli?LO ENGGA PAHAM CEN!" Kata Biru dengan ketawa yang ketir.

Husen membuang nafas beratnya lalu terdiam saat melihat Dira yang berdiri dibelakang Biru dengan senyumnya yang mengembang.

"Gue cabut dulu sob" kata Husen yang membiarkan Dira mendekat kearah Biru.

"Duduk disini ya Bi" kata Dira dengan senyumnya yang kemudian terduduk disamping Biru.

Laki-laki ini membuang asap rokoknya santai tapi dengan cepat Dira mengambil rokok Biru dan membuangnya.

"Mending temenin gua makan masakan Lo ketimbang Lo ngerokok" Dira membuka kotak bekal dan menyendokan nasi goreng itu untuk Biru.

Biru memasukan satu sendok nasi kedalam mulutnya dan mengunyahnya perlahan.

"Kalo lo lagi cape,lagi kesel,lagi sedih,lagi marah Lo bisa temuin gue,cerita sama gue" kata Dira yang sekarang menyendokan nasi goreng itu kedalam mulutnya.

"Gue selalu siap jadi tempat Lo pulang saat dunia bertingkah ga adil sama Lo" tambah Dira dengan senyum mengembang.

Biru memutar posisi duduknya,menghadap kearah Dira "Nanti Lo harus ikut kerumah gue"

Dira mengerutkan keningnya bingung "ikut?Buat apa?"

"Yang penting Lo ikut".

Biru Dan Randira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang