Sebelas

3.7K 226 8
                                        

-ku terpikat pada tuturmu,
Aku tersihir dirimu,

×××

Langkah kaki laki-laki ini menggebu-gebu menuju kelas perempuan yang sudah mengusik kehidupan Randira.

Eh anjir itu si Biru mau nyamperin Nanda. Ucap salah satu teman sekelas Nanda yang berujar.

"Mau Lo apa sih?" Ucap Biru ketika sudah sampai dihadapan Nanda.

"Mau gue?.." Nanda berdiri dan mendekat kearah Biru "Elo!"

Biru decak lidah kesal "BUAT KALIAN SEMUA,GUE KASIH TAU LAGI YA. JANGAN ADA YANG BERANI GANGGUIN RANDIRA! ATAU HIDUP KALIAN GUE BUAT ENGGA TENANG" Teriak Biru keseisi kelas membuat Nanda menganga tak percaya.

"Bi! Gue rela ngelakuin apa aja buat Lo tapi kenapa yang lo pilih justru yang ga lebih cantik dari gue sih!"

Biru mendekat kearah Nanda dan melemparkan tatapan tajam kepadanya "Hatinya lebih cantik ketimbang elo" kemudian Biru berjalan meninggalkan kelas Nanda dengan acuh tak acuh.

×××

"Dira gue pengen nanya" Ucap Juno saat sedang mengupas apel untuk Dira.

"Nanya aja No,emang mau nanya apa?"

Husen melempar pandangan tajam takut Juno menanya macam-macam kepada Dira.

"Lo engga capek gitu dikasarin Mulu sama Nanda demi Biru?" Tanya Juno.

Husen terdiam , menepuk jidatnya.

Dira terduduk lalu tersenyum "Enggaklah"

"Kok engga?" Tanya Juno lagi

"Gimana ya..Susah dijelasin No. Tapi intinya kalo Lo sayang sama orang mau ada yang ngusik lo gimanapun engga akan Lo perduliin" jelas Dira dengan senyumnya yang mengembang.

Husen menyodorkan teh hangat kepada Dira "Gue seneng Biru suka sama orang kayak elo"

Dira mengambil teh hangat itu "Gue seneng juga seneng Biru berteman sama orang yang ga banyak macem kaya kalian"

"Ngomongin apaan?,ngomongin gue yak?" Ucap Biru saat masuk kedalam ruang UKS. Husen dan Juno bergidik geli.

"Najis, kegeeran lo" celetuk Juno .

"Temen-temen gue engga macem-macemin elo kan Dir?" Ucap Biru yang kemudian terduduk ditepian ranjang UKS.

"Tadinya mau gue apa-apa in si Dira tapi gue masih inget temen aja" Ucap Husen asal,Dira tertawa.

"Awas ampe lo berdua berani macem-macemin Pacar gue!" Ucap Biru yang membuat Dira,Husen dan Juno terdiam.

"Apaan pacar!" Tolak Dira kemudian.

"Kan gue udah bilang Lo pacar gue waktu itu. Mau engga mau" ucap Biru.

Husen dan Juno tertawa

"No , masa temen Lo ngajak pacaran kek anak kecil ngajak maen congklak" Husen tertawa.

"Iya Cen,masa gue punya temen jagoan sekolah , mostwanted sekolah giliran nembak cewe gitu doang" ucap Juno yang tertawa lebih keras dari Husen.

Biru kemudian meneloyor kepala Husen dan Juno bergantian "Yang penting pacaran gue ga maen-maen kek lu berdua"

Dira terdiam.

Jantung berdetak lebih kencang.

Tanpa sadar dirinya mengembangkan senyum kecil.

Bahagia.

Saat asyik berbincang-bincang diruang UKS tiba-tiba telefon genggam Dira berdering membuat Husen,Juno dan Biru terdiam.

"Hallo yah?"

".............."

"Hah?"

"............"

"Ngggg.....Iya Yah nanti Randira engga pulang telat"

"........"

"Iya Yah,sampai ketemu nanti"

Biru melemparkan pandangan bertanya dan dengan cepat Dira menjawab "Ayah gue"

"Ayah Lo emang kenapa?" Tanya Husen

"Mau pulang kerumah gue dan otomatis gue sama Abang gue harus ada dirumah buat makan malem bareng"

Juno menyatukan alisnya bingung "emang ayah Lo kerja jadi apaan?"

"Anggota militer"

Ketiganya hening mendengar ucapan Dira.

Biru Dan Randira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang