Duaempat

2K 119 3
                                    

- Aku Percaya Kamu
Melebihi Apa Yang Orang Katakan Kepadaku,
Aku Percaya Kamu
Tak Perduli Apa Yang Orang Katakan Tentang Kamu.

-////-

"Oke anak-anak sekian untuk materi biologi hari ini" ucap pak Kosim guru biologi Dira yang langsung melengos keluar kelas.

"Dir hari inikan pulangnya setengah hari tau,bentar lagi dibubarin" ucap Tamara teman sekelas Dira "loh?ada apa emang?" Kata Dira kebingungan. "Tadi pagi ada polisi kesini nyariin anak-anak yang ikutan nyerang 3 sekolah gitu"

Dira terdiam,menelan ludahnya pahit. Dia tau Biru pasti ikut dalam kejadian tersebut. Gadis ini tidak lagi membalas ucapan Tamara , sekarang justru mengambil ponselnya dalam saku dan mencari kontak Biru

Randira Tsabita
Dimana?sekolahkan?

Biru Wiranda
Kantin, sini

Dira setelah membaca pesan itu langsung menuju kantin. Sesampainya disana matanya menjelajah penjuru kantin namun hasilnya nihil.

Randira Tsabita
Kantin mana, ini gaada

Dira membuang nafas beratnya , terduduk disalah satu meja kantin menunggu balasan pesan dari Biru.

Biru Wiranda
Bntr , lg diruang pa angga. Ketemu aja balik didepan sklh.

Gadis ini berdecak lidahnya kesal. Firasatnya benar bahwa Biru ikut dalam aksi penyerangan 3 sekolah itu.

"Hey"

Suara itu menghancurkan lamunan Dira yang tadi sibuk dengan fikirannya sendiri.

"Boleh duduk?" Kata laki-laki ini. Dira mengangguk "Biru dipanggil BK ya?"

"Iya kak Jingga, baru ngabarin tadi"

Jingga mengangguk "tadi diseret-seret dia sama guru BK" . Dira membulatkan matanya, Dira tau mungkin Biru salah karena terlibat dalam tragedi tersebut tapi bukan berarti Biru diperlakukan seenaknya.

"Cuma masalah nyerang 3 sekolahkan? Itukan tradisi dari kakak kelas sebelumnya, kenapa seakan-akan Biru awal dari segalanya" Dira menjawab dengan nada kesalnya, Jingga berdeham.

"Katanya salah satu murid disekolah yang diserang itu luka parah sampe masuk rumah sakit.." Jingga menjeda omongannya ,memperhatikan mimik khawatir dan kesal pada wajah Dira.

...Biru yang nyebabin anak itu masuk rumah sakit"

Tubuh Dira melemas, dia tau Biru. Tidak mungkin Biru berani seperti itu.

"Permisi ya kak" kata Dira yang kemudian berlari menuju kelasnya untuk mengambil tas dan menunggu Biru didepan sekolah.

45 menit Dira menunggu Biru didepan sekolah dan laki-laki itu baru datang untuk menemuinya. Dira berdiri dari duduknnya.

"Seragamnya kemana?" Tanya Dira dengan nada datar. "Ada" jawab Biru yang malah menyodorkan helm untuk Dira kenakan.

Dira mengenakan helm yang tadi diberikan Biru "kemana seragamnya,Bi?" Tanyanya lagi.

"Naik dulu , Dir. Omongin itu nanti aja" kata Biru lalu menyalakan motornya , Dira hanya bisa menuruti perintah Biru.

Sepanjang perjalan hanya hening yang menemani mereka. Dira tidak membuka percakapan begitu juga dengan Biru. Banyak pertanyaan dalam kepala Dira yang Ia tau Biru takan menjawabnya.

Biru mengeremkan motornya, membuat Dira heran "kenapa?" . "Omongin apa yang mau lo omongin" laki-laki ini tidak menoleh kearah Dira hanya melihatnya melalu kaca spion.

"Lo kemaren ngilang seharian ikut penyerangan 3 sekolahkan?" Tanya Dira, nada suara sedikit bergetar, menahan tangis.

"Iya"

Gadis ini mengambil nafas panjang "bukan lo kan, Bi yang nyebabin salah satu anak masuk rumah sakit".

Biru diam, tidak menjawab.

"Bukan elo kan ,Bi?. Iyakan?. Gue yakin bukan elo" ucap Dira , Suaranya serak air matanya tumpah sejadi-jadinya.

Biru membuka helm, dan menstandarkan motornya. Laki-laki ini turun dan menghadap kearah Dira.

"Bukan elo kan , Bi. Jawab" suara Dira semakin terisak membuat Biru memeluknya "bukan, Dir. Yang bikin anak itu masuk rumah sakit kelas 10 Cuma gue yang bawa kerumah sakit karena udah berdarah-darah dan engga sadar ,jadinya banyak yang ngira gue yang bikin gitu" jawab Biru dengan suara yang berbisik tepat ditelinga Dira.

Dira melepaskan pelukan Biru "Gue cuma takut lo kenapa-napa. Gue engga ngekang lo mau apa, lo mau gimana selama itu engga ngerugiin elo dan engga bikin gue cemas, Bi. Gue sayang lo , Bi. Gue masih mau liat lo sampe 1000 tahun kedepan"

Biru mengusap air mata Dira pelan, "Dira , jangan nangis. Tangis lo bencana besar buat gue.." Biru menjeda omongannya, menatap mata Dira yang sembab akibat tangis.

...Gue baik-baik aja, gue disini. Gue minta maaf selalu buat lo cemas karena kelakuan gue"

Dira terdiam. Menatap mata Biru. Penyesalan memang terlihat jelas disana.

"Jangan nangis ya , Dir. Tangis lo itu bencana besar buat gue. Sebrengsek-brengseknya gue , gue ngerasa paling brengsek kalo buat lo nangis kayak gini" ucap Biru, Dira mengangguk.

[----]

jangan lupa vote dan comments ya kaliannnnn..

Keep touch with me
Ig :Nabilarbsmn
Askfm: Nabilanabile

Biru Dan Randira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang