tiga

5.3K 292 1
                                    

- No one can
Hurt you.

××××

Randira melangkahkan kakinya dengan gontai,tangga sekolahnya ramai pagi-pagi begini membuat Dira bingung sebenarnya apa yang terjadi .

"Eh duit Lo mana?" Tanya laki-laki berbadan sedikit berisi yang langsung memberhentikan langkahnya saat ingin menaiki tangga.

"Duit apa?" Tanya Dira dengan nada bingungnya.

"Pajak lah,Lo kalo mau kekelas harus nyetor duit dulu kegua"

Kata laki-laki itu,membuat Dira mengeluarkan uang 5ribu dari dalam saku seragam

"Udah gak usah,Dir" kata Biru tiba-tiba saat Dira hendak memberikan uangnya kepada Laki-laki bertubuh berisi itu.

"Lah,Lo ngapa Bi? Tumben-tumbenan belain orang kalo lagi mau ngasih pajak" kata Laki-laki bertubuh berisi itu.

"Diem Cen!Dira biar urusan gua,kalo dia gak usah dipintain pajak jalan" kata Biru yang langsung menatap Husen dengan tajam.

"Udah Cen,biarin aja Napa namanya orang lagi usaha biar dapet" Celetuk Juno.

"Udah sana Lo naik,kekelas ,gausah dipikirin lagi apa kata temen-temen gue" ucap Biru , Dira mengangguk lalu menuruti perintah Biru untuk naik dan menuju kelasnya.

"Inceran Lo Bi?" Tanya Husen yang masih sibuk meminta pajak jalan kepada siswa-siswi yang lainnya.

"Bukan"

Husen mengangguk "Jelaslah Bi,kalo itu inceran Lo gak kayak biasanya yang badannya bisa maen "

Biru menghembuskan nafas beratnya "Dia bukan inceran gue buat main-main kayak biasanya"

Juno langsung terkejut mendengar ucapan Biru dan mendekat kearah sahabatnya itu "Maksud Lo apa deh?"

Biru menaiki kedua pundaknya tanda acuh tak acuh "Pokoknya beda aja gitu,entah kenapa gue seneng Deket dia"

Husen tertawa "sadis,lo jatuh cinta sama dia gitu?. Nanda aja Lo mainin terus Lo tinggal doang,modal kek dia masa bisa Lo jatuh cinta gitu"

"Dia beda , goblok. Gak kayak Nanda"

Juno menaikan satu alisnya bingung "Beda apanya?Sama aja ah,malah nih ya kalo cantik, cewek tadi kalah cantik"

"Namanya siapa dah Bi?" Tanya Husen.

"Randira Tsabita" Jawab Biru dengan senyumnya yang mengembang

"Dih ,temen gua dikit lagi gila nih" kata Juno yang kemudian menggidikan bahu.

"Bacot" ucap Biru yang kemudian mengenakan tasnya dan melangkahkan kakinya.

"Mau kemana Bi?" Teriak Husen saat langkah Kaki Biru mulai menjauh.

"Cabut" jawab laki-laki itu dengan santai.

××××

Earphone putih terletak indah ditelinga gadis ini. Lagu-lagu Jaz yang santai mengalun pelan menemani kegiatan membaca santai yang Ia sedang lakukan dipinggir lapangan sekolah.

Satu earphonenya dicabut dengan paksa membuat Dira menoleh kearah seseorang yang mencabut earphonenya .

"Apa?" Ucap Dira menahan emosinya.

"Lo yang namanya Randira?Yang tadi dibelain sama Biru di tangga sekolah? iya?!" Tanya perempuan ini dengan nada bicaranya yang meninggi.

"Iya,kenapa?"

"Jauhin Biru!" Kata perempuan itu kemudian.

Dira menaiki satu alisnya bingung,meski anak pindahan berkali-kali keberbagai macam sekolah di kota-kota besar untuk pertama kalinya Dira bertemu dengan orang menyebalkan macam perempuan yang ada dihadapannya ini.

Dira acuh tak acuh lalu kembali mengenakan earphonenya dan kembali membaca bukunya. Perempuan yang didepannya geram,merebut buku yang tengah Dira baca lalu membuangnya dengan kasar hingga buku itu robek tidak karuan.

"Mau Lo apa sih?!"

"Mau gue?!" Perempuan yang ada dihadapannya tertawa sejenak "Lo.." katanya menunjuk Dira "JAUHIN BIRU!"

"Gue yang deketin Dira , Nand" suara dingin itu membuat Dira dan Nanda menolehkan kepalanya ke sumber suara.

Biru menggeser posisi Dira sedikit kebelakang "kalo gue yang mau deket-deket terus sama Dira kenapa?"

"Tapi kan Bi,dia gak lebih cantik dari aku!"

"Fisik doang gampang gue cari" jawab Biru dengan nada sarkasnya "gak usah ganggu Dira lagi Nand, gue sama Lo emang gak pernah apa-apa dari dulu"

Nanda menunjuk Dira yang berada dibelakang Biru dengan sengit "Lo apain Biru sampe dia gini sama gue, hah?!"

Biru mendorong Dira semakin kebelakang dan laki-laki ini maju beberapa langkah mendekat kearah Nanda.

"Jangan berani-berani nya nunjuk Dira kayak tadi" Suara Biru semakin mendingin. "Dira berhasil buat gue jatuh cinta , terus kenapa?"

Dira berhasil buat gue jatuh cinta

Berhasil buat gue jatuh cinta

Buat gue jatuh cinta

Gue jatuh cinta

Jatuh cinta

Kalimat itu mampu meracuni fikiran Dira,pipinya memanas. Pasalnya tidak ada laki-laki selain Biru yang berani mengakui perasaannya terang-terangan didepan perempuan yang menggilai laki-laki ini.

Nanda menahan tangisnya "awas Lo ya, lonte! Kita liat siapa yang bakal dapetin Biru!" Katanya yang kemudian meninggalkan Dira dan Biru disana.

Laki-laki ini melangkah mendekat kearah robekan buku yang tadi Nanda lempar,mengambilnya.

"Gausah diambil Bi,gue bisa beli lagi kok" kata Dira yang kemudian mendekat kearah Biru.

"Makasih" kata Dira kemudian.

"Santai , gue tadi gak sengaja mau keuks minta minum jadinya lewat sini terus ketemu elo lagi digituin sama Nanda"

"Ketidak sengajaan lagi ya?" kata Dira tersenyum lebar

"Eh,iya yaa kayaknya gue sama Lo gak sengaja melulu dari awal ketemu"

Dira mengigit bibir bawahnya gerogi "Gue ke kelas dulu ya,Bi. Nanti semoga ada ketidak sengajaan yang lebih banyak lagi"

Biru menyodorkan buku Dira yang tadi dilemparkan Nanda "nih,buku Lo gak diambil?"

Dira menggeleng "Gausah,nanti gue beli aja atau mungkin Lo mau simpen buat Lo baca gapapa"

Biru mengangguk

"Gue kekelas ya,See you" katanya yang kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Biru.

Biru Dan Randira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang