Ini sudah ketiga kalinya Arthur memindahkan Kinzy agar kembali keatas ranjang.
Semua bermula pada tepat pada pukul 23.15. Dimana, Arthur mendadak terbangun dari tidurnya karena adanya hembusan yang teratur dibagian ketiaknya. Dan ia menemukan Kinzy yang sudah tertidur pulas sambil memeluknya dan posisi wajah yang tepat menghadap ketiaknya.
Padahal ia masih mengingat dengan jelas bahwa Kinzy tadinya tidur diatas ranjang. Masa iya Kinzy sengaja bangun lalu pindah tempat untuk tidur disebelahnya. Padahal Arthur masih tidur ditempat yang sama.
Kasur tipis, dua bantal, dan selimut. Tentu saja masih dibawah.
Dan tanpa pikir panjang, Arthur menggendong Kinzy dan memindahkannya kembali keatas ranjang.
Tapi setengah jam kemudian, hembusan napas kembali terasa diketiaknya. Dan itu masih Kinzy.
Hingga kini, tepatnya pukul 03.12, sudah ketiga kalinya Kinzy pindah dan Arthur mengembalikan Kinzy.
Arthur menarik selimut hingga menutup tubuh Kinzy dari kaki hingga dada. Lalu Arthur kembali ke kasur tipisnya setelah mengecup dahi Kinzy dan mengusap kepala Kinzy.
Baru tiga puluh detik Arthur memejamkan matanya setelah berbaring dikasur tipisnya, ia dapat merasakan senderan kepala dibahunya dan tangan yang masuk kedalam selimut yang menutupinya. Lalu tangan itu memeluk perutnya yang tak dilapisi baju.
"Nyil, lo kenapa sih?" Arthur sudah tidak dapat menahan rasa bingungnya.
"Mmm," Kinzy hanya menjawabnya dengan gumaman yang tidak jelas dan mengarahkan wajahnya kearah ketiak Arthur.
"Nyil!," Arthur menepuk-nepuk pipi Kinzy yang semakin tembem dari hari kehari.
"Mmm, biarin gini dulu. Perut gue kembung, pala gue sakit, sampe mau mual." Ucap Kinzy parau. Lalu semakin merapatkan wajahnya ke ketiak Arthur.
"Kalo gitu ke rumah sakit aja." Ucap Arthur serius.
"Nggak mau, gini aja." Suara Kinzy masih parau dan lemah.
"Yaudah," Arthur membawa Kinzy kepelukannya lalu menggendong Kinzy. Mereka pindah ke ranjang.
Hingga pagi harinya terus seperti itu. Dengan Kinzy yang memeluk perut Arthur, berbantalkan lengan Arthur dan wajahnya diketiak Arthur. Sedangkan Arthur memeluk Kinzy yang kecil dengan lembut.
***
04.50
"HOEKK!!!" Arthur langsung terbangun ketika mendengar suara muntah dari kamar mandi.
Arthur meraba kasur, ia tidak menemukan yang ia cari.
"HOEKK!" Sekali lagi terdengar. Arthur langsung beranjak dari ranjang dan berlari kemanr mandi.
Di kamar mandi, ia menemukan Kinzy yang menunduk dan bertumpu pada wastafel. Arthur mendekat.
"HOEKK!"Arthur mengurut tengkuk Kinzy karena muntah Kinzy masih belum berakhir. Tapi yang keluar dari muntahan Kinzy hanya cairan bening.
"Kerumah sakit aja, ya?" Kinzy menggelengkan kepalanya lalu kembali muntah.
Setelah selesai memuntahkan cairan bening lagi, Kinzy berbalik. Wajah putihnya tampak sangat pucat.
Arthur membawa Kinzy kepelukannya. Arthur yang tidak memakai atasan membuat Kinzy merasa hangat berada dipelukan Arthur.
Arthur menggendong Kinzy keluar dari kamar mandi, lalu membaringkannya diatas ranjang. Setelah membaringkan Kinzy diatas kasur, Arthur berinisiatif untuk mengambil air minum pada Kinzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is A Good Papa [END]
General Fiction🍁 N E W V E R S I O N 🍁 **** Gimana pendapat lo kalau dengar kata 'bad boy'? Nakal? Always. Playboy? Mayoritas seperti itu. Merokok? Pasti. Suka bolos? Jagonya. Hm, tapi, bagaimana jika dia seorang Bad Boy pentolan sekolah, ternyata adalah seorang...