🍁 B O N U S 🍁

1.1M 49.6K 10K
                                    

Ini bonusnya sampe sini aje, ye. Sequelnya udah aing buat dilapak yang lain. Judulnya Jajar Genjang ;)

 Judulnya Jajar Genjang ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Typo adalah jalan ninjaku.
Mohon koreksi dan sarannya.

***

"Vin, lo dimana?" Arthur berbicara pada sosok yang sedang terhubung dengan ponselnya yang dihimpit oleh telinga dan bahunya, sedangkan tangan kirinya sibuk menimang bayi yang masih merah, dan tangan kanannya menggenggam segelas air putih.

"Di luar, kenapa?"

"Bisa gak jemput si Kembar di sekolah sekarang?"

"Sekarang?"

"Iya, budek ya lo?"

"Dih ngegas! Dimana-mana kalo orang minta tolong itu ba--"

"Oke, ntar gak usah ke rumah mama lagi, langsung bawa ke RS aja."

Tut tut tut

Setelah sambungan telepon ia putuskan secara sepihak, Arthur mengalihkan tugas tangan kanannya untuk meletakkan ponsel yang barusan ia gunakan ke atas nakas.

Dua hari yang lalu, tepat usia si Kembar 5 tahun 3 bulan, Kinzy berhasil melahirkan seorang jagoan yang diberi nama Ansell Rivani Moracco. Dengan nama panggilan El. Sosok yang sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga apalagi para kakak perempuannya yang kembar sudah tak sabar untuk memiliki adik. Tetapi kakak tertuanya lebih menginginkan adik perempuan.

Mengingat bagaimana Ayana menceritakan keantusiasannya ketika mempunyai adik perempuan nantinya membuat Kinzy sedikit khawatir jika nanti hingga besar Ayana dan Ansell tidak bisa akur.

Beberapa detik berlalu Arthur dapat merasakan perasaan dan pikiran Kinzy yang terlihat risau. Arthur tentu tahu apa yang sedang dirisaukan oleh Kinzy. Arthur pun berdiri lalu berjalan menuju box bayi yang disediakan pihak rumah sakit, lalu meletakkan Ansell disana. Setelahnya Arthur kembali duduk di kursi sebelah ranjang Kinzy.

"Yang," panggil Arthur pada Kinzy.

"Hm," jawab Kinzy dengan deheman singkat.

"Gombalin aku dong." Arthur mengedipkan matanya sebelah dengan genit ketika Kinzy menatapnya dengan keryitan di dahi. "Masa aku terus yang gombalin kamu."

"'Kan aku gak pernah minta di gombalin sama kamu."

"Tapi kamu seneng 'kan?" Arthur mencolek-colek lengan Kinzy. "Gantian dong nyenenginnya."

Kinzy diam sejenak.

"Thur, kamu tahu gak kalo kamu itu gak waras?" Ucap Kinzy sambil menatap mata Arthur.

"Iya, aku tahu kok." Balas Arthur sambil tersenyum tak sabaran mendengar sambungan dari ucapan Kinzy.

"Syukur deh kalo gitu. Dari dulu aku pengen banget bilang ke kamu, tapi takut nanti kamu sakit hati."

Bad Boy Is A Good Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang