"YANG GAK NIAT BUAT BELAJAR KELUAR AJA!" Sindir wanita paruh baya yang sedang mengajar di kelas 12 IPA 5 pada seorang pemuda yang sedang teler di bangku sudut belakang. Pemuda itu tidur di dalam kelas bukan seperti siswa normal.
Jika siswa normal tidurnya telungkup di atas meja. Terus mukanya ditutupin pakai buku atau tangan. Pemuda ini malah menyenderkan kepalanya pada sandaran kursi. Muka menghadap ke atas, mulut sedikit terbuka, dan dengkuran halus yang keluar dengan tenang.
"Saya gak tidur, Bu!" Siswa yang berada di bangku dua langsung tegak dari tumpuannya dengan mata yang memerah menahan kantuk.
"Bukan kamu." Sahut Bu Leli—guru yang mengajar dengan sinis. Mata Bu Leli semakin menajam pada pemuda yang tidurnya semakin nyenyak.
"Psst psst, Thur. Bangun, Thur." Dero yang sebangku dengan pemuda yang sedang tidur menepuk-nepuk pundak si pemuda. Dimana, pemuda itu adalah Arthur. Larry di dunia nyata.
Hidup seperti Larry - Patrick Star.
"Gue baru tidur tengah empat tadi, Zy. Push rank sampe master gue." Arthur masih sempat menjelaskan diambang kelelapannya dan ketajaman mata Bu Leli.
"Thur, Bu Leli, Thur." Dero masih berusaha.
"Enghh," Arthur menggumam tak jelas.
Tak sabar, Bu Leli pun melangkah ganas kearah bangku Arthur. "KELUAR KAMU DARI KELAS, ARTHUR!!!"
GDUBRAK!!!
Bangku Arthur terjungkal ke belakang. Sedangkan Arthur sudah berdiri tegang. Dan semua berubah di matanya.
Aku siapa? Aku dimana? Kepala Arthur terasa pusing. Telapak kaki dan tangannya keringat dingin.
Dia siapa? Arthur menatap Bu Leli heran dan di balas menajam oleh Bu Leli.
Mereka semua siapa? Arthur menatap teman-teman sekelasnya bingung. Dan sekelas juga menatap Arthur.
"KELUAR KAMU DARI KELAS SAYA!" Sentak Bu Leli mengembalikan kesadaran Arthur. Kepalanya semakin berkunang-kunang.
"Saya sakit, Bu." Arthur mencoba bernegosiasi.
"Halah, gak usah banyak alasan kamu! Keluar sekarang!" Seru Bu Leli.
Arthur menatap kesal pada Bu Leli yang semakin melotot padanya. Mau tidak mau, Arthur pun berjalan gusar keluar kelas sebari menahan sakit kepalanya yang semakin menjalar dan keringat dinginnya yang semakin menjadi-jadi. Ketika hendak mencapai daun pintu, langkah Arthur sedikit oleng dan ia mendadak kedinginan.
Dengan perlahan Arthur pun berhasil melewati daun pintu. Arthur berhenti di tengah koridor sambil menunduk dan memejamkan matanya untuk menahan rasa pening di kepalanya. Saat ini tujuan Arthur adalah UKS. Arthur kembali melanjutkan langkahnya dengan pelan sambil sesekali memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is A Good Papa [END]
General Fiction🍁 N E W V E R S I O N 🍁 **** Gimana pendapat lo kalau dengar kata 'bad boy'? Nakal? Always. Playboy? Mayoritas seperti itu. Merokok? Pasti. Suka bolos? Jagonya. Hm, tapi, bagaimana jika dia seorang Bad Boy pentolan sekolah, ternyata adalah seorang...