🍁 S E P U L U H 🍁

872K 62.3K 3.6K
                                    

"BUNDAAAA, KAK KINZY DAH BANGUN!!!" Teriak seorang gadis kecil dengan suara lengkingnya menjumpai bundanya yang berada di dapur.

Vanesa pun berbalik menoleh kearah anak gadisnya, Kanesa. "Kak Kinzy udah bangun?" Ulang Vanesa memastikan sambil mendekat kearah Kanesa.

Gadis tujuh tahun itu menganggukkan kepalanya. Vanesa segera berjalan meninggalkan dapur menuju ruang prakteknya.

Disana, ia dapat melihat Kinzy yang masih kebingungan menatap sekitarnya dan seperti mencari-cari.

"Zy, udah baikan?" Tanya Vanesa.

Kinzy menolehkan kepalanya kearah orang yang berbicara.

"Tante," Kinzy tidak mejawab pertanyaan Vanesa sebelumnya. Ia hanya hanya melirihkan panggilannya kepanda Vanesa dan mencoba untuk duduk.

Vanesa membantu Kinzy untuk duduk. "Kepalanya masih sakit?" Tanya Vanesa lagi setelah Kinzy duduk sepenuhnya.

"Dikit, Tan." Jawab Kinzy pelan. "Kok aku bisa disini, Tan?"

"Tadi kamu pingsan Arthur bawa kamu kesini." Kinzy menatap sekitarnya mencari Arthur. "Arthur lagi pergi sebentar sama temennya." Kinzy menganggukkan kepalanya sedikit kaku dan raut kecewa.

"Kak?" Kinzy menolehkan kepalanya lagi keasal suara. Ia baru menyadari keberadaan Kanesa.

"Eh, Kanesa dari tadi disini, ya? Kakak baru sadar." Seketika raut wajah Kinzy berubah ceria.

Kanesa hanya memasang cengirannya.

"Yuk, Zy. Makan dulu. Sekalian ada yang mau Tante omongin. Kamu belum sarapan 'kan?" Kinzy menggelengkan kepalanya. Sejenak, ada rasa penasaran dibenak Kinzy tentang apa yang akan dibicarakan oleh Vanesa.

"Belum, Tan."

"Yaudah, yuk!" Vanesa membantu istri keponakannya itu untuk turun dari brangkar. "Kak Nesa, tangan Kak Kinzynya dipegangin dong."

Orang yang merasa dengan panggulan 'Kak Nesa' menganggukkan kepalanya semangat dan langsung mengambil tangan Kinzy dan menggenggamnya hangat.

Kinzy pun ikut membalasnya dengan senyuman hangat.

"Om Rian kok gak kelihatan, Tan?" Tanya Kinzy ketika mereka baru saja memasuki dapur.

"Ck, biasa. Om kamu itu kalo hari libur gak bangun kalo belum jam sebelas." Ucap Vanesa dengan nada kesal.

"Kamu duduk disini dulu, ya. Biar Tante siapin dulu masakannya." Ucap Vanesa sambil mendudukkan Kinzy diatas kursi yang satu set dengan meja makan.

Bukannya tetap duduk menuruti ucapan Vanesa, Kinzy malah bangkit lagi dan berjalan mendekati Vanesa.

"Kamu duduk aja, Zy. Kamu masih lemas itu." Vanesa kembali mendekati Kinzy dan menatapnya gemas.

"Yah, 'kan aku mau bantuin Tante." Kinzy mengerucutkan bibirnya.

"Udah kamu duduk aja. Ini kamu masih kurang sehat." Vanesa kembali mendudukkan Kinzy dan meninggalkan Kinzy setelah mencubit gemas pipi tembam Kinzy.

Setelah duduk Kinzy pun hanya masih diam sambil menatap Vanesa yang berlalu lalang didekat kompor.

Kinzy langsung menoleh ketika merasa bahwa ia sedang diperhatikan. Ia bertemu pandang dengan orang yang memperhatikannya sedari tadi.

Orang yang memperhatikannya adalah Kanesa. Kanesa nyengir.

Kinzy tersenyum, "Dek Varonya mana, Kak?" Tanya Kinzy pada Kanesa.

"Dek Varo masih bobo sama ayah." Jawab Kanesa.

Bad Boy Is A Good Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang