🍁 T I G A P U L U H D U A 🍁

679K 45.7K 5.7K
                                    

Typo adalah jalan ninjaku.
Mohon koreksinya ;)

***

Lagi-lagi yang berperan sebagai pengusir nyamuk adalah Kelvin. Pemuda itu pulang tiga hari lebih cepat dari pada Arthur dan Kinzy yang masih ingin berleha-leha di sana. Selain karena memang ingin pulang, diusir juga merupakan salah satu faktor yang membuatnya pulang.

Menunggu di lobi bandara dengan tampang sok keren memang sudah biasa baginya. Apalagi untuk melihat kembarannya yang selalu lengket dengan kakak iparnya, itu lebih biasa. Kelvin dapat melihat dua orang berbeda gender yang tampak mencari keberadaan dirinya. Kelvin pun langsung melangkah-kan kakinya menuju kedua orang itu.

"Gimana, seneng gak berduaan disana?" Goda Kelvin ketika sudah sampai dihadapan Arthur dan Kinzy.

"Seneng apanya?! Diajak keluar aja doi gak mau!" Celetuk Kinzy dengan nada kesal.

"Ya kan aku udah bilang, muka aku lagi hancur." Arthur menunjuk wajahnya yang belum sembuh sepenuhnya.

"Emang udah hancur dari dulu kok malu." Dengus Kinzy sambil memutar bola matanya.

Kelvin tak berkata apa-apa, dia hanya tertawa mendengar perdebatan mereka. Kadang Kelvin heran dengan rumah tangga kembarannya ini. Kadang-kadang Arthur dan Kinzy terlihat sangat romantis, tapi kadang terlihat sangat bar-bar ketika perdebatan mulai timbul.

"Udah, ayo pulang!" Ajak Kelvin yang berjalan lebih dulu memimpin Arthur dan Kinzy.

"Lu bawa siapa?" Tanya Arthur ketika melihat bayangan orang dari dalam mobil Kelvin. 

Kelvin tidak menjawab, ia pura-pura sibuk saja dengan koper Kinzy yang akan dimasukkan kedalam bagasi.

Sampai ketiganya sudah masuk kedalam mobil, Arthur langsung berdecih ketika mengetahui siapa gerangan yang duduk di samping kemudi. Arthur kembali membuka pintu disebelahnya dan hendak keluar. 

"Thur, jangan gitu lah. Bicarain baik-baik. Gimana pun dia masih keluarga istri lo." Ucap Kelvin membujuk Arthur.

"Gue gak nganggep dia keluarga, dia bukan tipe gue." Arthur kembali membahas ucapan congkak lelaki baya yang duduk disebelah Kelvin. "Lo duluan, gue naik taksi aja." Arthur kembali melanjutkan gerakannya yang tertahan tadi untuk keluar dari mobil Kelvin.

Tapi terhenti ketika merasakan tangan Kinzy yang menahan lengannya. Arthur menoleh kepada Kinzy, tapi Kinzy tidak mengatakan apapun selain menggelengkan kepalanya pada Arthur.

Arthur menghela napasnya kasar. Ia kembali duduk ditempatnya semula. 

Selama perjalanan menuju apartemen Arthur dan Kinzy, tak ada yang membuka percakapan sama sekali. Hanya terdengar suara hingar-bingar kenderaan yang sedang bergerak di sepanjang jalan.

Hingga ketika sampai di basement, Arthur langsung keluar lalu membantu Kinzy untuk turun. Setelahnya Arthur membawa Kinzy untuk meninggalkan Kelvin dan Aslan. Arthur menyerahkan koper Kinzy pada Kelvin. Terserah mau diapain.

"Arthur, udah dong. Jangan kayak gitu." Kini Kinzy yang membujuk Arthur ketika mereka berada di dalam lift.

Arthur tidak menjawab, ia hanya diam sambil menatap tajam kedepan. Kinzy tidak mencoba lagi untuk membujuk Arthur. Jujur, Kinzy takut. Aura Arthur kini sangat mencekam.

Sekarang keempatnya sudah berada di dalam apartemen. Kinzy bersama Aslan dudk di sofa ruang tengah, Kelvin di dapur, sedangkan Arthur di kamar.

"Zy, maafin kakek." Itulah kalimat pertama yang diucapkan Aslan pada Kinzy.

Kinzy belum menjawab. Wanita itu hanya menunduk.

"Kakek nyesal, kakek juga malu sama suami kamu." 

Kinzy masih diam.

Bad Boy Is A Good Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang