Typo adalah jalan ninjaku
Mohon koreksi dan sarannya :)***
Menjadi pemimpin perusahaan di usia yang masih tergolong muda, bukanlah hal yang mudah bagi Arthur. Walaupun ia memiliki asisten yang bisa dipercaya, tapi kendalinya juga tentu harus tetap ada.
Apalagi usia kandungan Kinzy saat ini sudah menginjak 30 minggu dan satu minggu lagi Arthur akan melaksanakan Ujian Nasional. Disaat-saat seperti ini, Arthur harus terbang ke Jepang pada hari Selasa dan berada di sana selama tiga hari.
"Zy, atau aku gak usah ikut, ya?"
"Arthur, kita udah bahas ini dari kemaren. Dan jawaban aku tetep sama. Kamu harus pergi, kamu harus profesional. Kamu juga bilang kalo ini itu pertemuan sama salah satu orang yang berpengaruh buat perusahaan." Kinzy terus menyusun baju Arthur tanpa melihat lawan bicaranya.
"Kalaupun aku pergi kesana nanti aku gak bisa konsentrasi. Akhir-akhir ini kamu sering mual, mudah banget kecapean, kamu juga kalo tidur sering gak tenang." Arthur mengingatkan kondisi Kinzy yang terjadi akhir-akhir ini.
"'Kan aku juga disini gak sendirian. Aku sama mereka juga." Mereka yang dimaksud Kinzy adalah sahabat-sahabatnya.
"Yaudah, pokoknya kamu jaga kesehatan baik-baik, jangan kebanyakan gerak, kalo gak bisa lakuin sesuatu minta tolong sama mereka, dan jaga mereka juga." Arthur memeluk badan Kinzy yang sudah tidak bisa lagi dibilang langsing.
"Kamu juga juga jaga mata disana! Gak usah caper!" Belum apa-apa udah takut aja.
Arthur tertawa. "Ya enggaklah. Suudzon aja sama laki! Kamu mau aku bawain apa, Nyil?"
"Nyal nyil nyal nyil! Susun baju sendiri sana!" Kinzy melepas pelukan Arthur dan hendak bangkit dari duduknya tapi tentu saja ditahan oleh Arthur.
"Makanya kalau jadi orang itu jangan gemesin!" Arthur mencubit kedua pipi Kinzy lalu beralih pada lengan atas Kinzy untuk menoel-noel lemak Kinzy yang bertumpuk disana.
"Tunggu aja sampai kamu aku buat gendut! Tunggu aja!" Ucap Kinzy sinis lalu mengancing koper Arthur karena sudah selesai.
"Jangan dong, Zy. Susah nih ngebentuknya." Arthur memegang perutnya sendiri yang keseksiannya sudah mulai menipis.
"Makanya jangan suka ngejekin orang!" Lalu Kinzy menjulurkan tangannya keatas. "Bantuin!"
Arthur pun langsung menarik tangan Kinzy untuk membantu ibu hamil itu berdiri. Yah, berdiri dari duduk adalah salah satu hal yang sulit untuk dilakukannya disaat hamil sikembar dibulan ke 8.
***
Arthur sudah pergi sejak lima belas menit yang lalu. Arthur tidak memperbolehkan Kinzy untuk ikut mengantarkannya ke bandara. Dan sekarang Kinzy sedang di dalam apartemen bersama Yara. Ya, hanya Yara. Temannya yang lain masih ada urusan.
"Ra, gue keluar bentar ya. Pengen cokelat gue." Ucap Kinzy pada Yara yang sedang menonton drama Korea dari ponselnya.
"Kuy lah," Yara hendak mematikan ponselnya dan bangkit dari duduknya tapi keburu ditahan oleh Kinzy.
"Udah, gue sendiri aja."
"Gak apa-apa nih? Gue juga lagi mager soalnya."
"Iya, gak apa-apa. Orang deket doang kok."
"Oke, hati hati!"
Selama berjalan menuju mini market- tempat pilihan Kinzy untuk berburu cokelat, Kinzy terus memikirkan Arthur. Apa yang sedang dilakukan Arthur, apakah Arthur sekarang sudah merindukannya, apa yang sedang dipikirkan Arthur, apakah Arthur merasa bosan sendirian disana, dan masih banyak pertanyaan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is A Good Papa [END]
General Fiction🍁 N E W V E R S I O N 🍁 **** Gimana pendapat lo kalau dengar kata 'bad boy'? Nakal? Always. Playboy? Mayoritas seperti itu. Merokok? Pasti. Suka bolos? Jagonya. Hm, tapi, bagaimana jika dia seorang Bad Boy pentolan sekolah, ternyata adalah seorang...