🍁 D U A P U L U H E M P A T 🍁

750K 51.7K 4.6K
                                    

Setelah mendapat izin dari Vanesa dengan segala persyaratan dan wejangan, sampailah Arthur dan Kinzy di Bandara Internasional Ngurah Rai. Mereka berjalan menuju gerbang kedatangan dimana rekan dari perusahaan Arthur di Bali menjemput kedatangan mereka.

Wajah Arthur dan Kinzy yang menawan, didukung dengan kehamilan Kinzy yang semakin terlihat, ditambah lagi dengan rangkulan Arthur pada pinggang Kinzy sukses membuat beberapa orang menoleh dua kali kearah mereka atas keromantisan kedua pasutri ini.

Sesampainya di pintu kedatangan, Arthur menyapu pandangannya hingga ia mendapatkan sosok yang ia kenal berjalan sambil melambai kearah mereka.

"Thur, apa kabar?" Sapa pria kepala tiga itu pada Arthur sambil mengulurkan tangannya.

"Yo, Pak Johan. Baik, Bapak gimana?" Arthur melepaskan pegangannya pada koper Kinzy lalu menyambut uluran tangan Johan, direktur yang menjabat di cabang perusahaan Arthur di Bali.

"Baik juga," pandangan Johan beralih pada Kinzy yang masih berada di dalam rangkulan Arthur.

"Oh, Pak, ini istri saya Kinzy. Zy, ini Pak Johan." Arthur memperkenalkan Kinzy pada Johan, begitu juga Johan yang dikenalkan kepada Kinzy.

Johan kembali mengulurkan tangannya kepada Kinzy dengan sopan, begitu juga Kinzy yang menyambutnya dengan sopan.

"Jadi, langsung ke penginapan aja?" Tanya Johan setelah selesai di sesi perkenalan.

Arthur lebih dulu menanyakannya pada Kinzy, "langsung ke penginapan atau makan dulu?"

"Langsung ke penginapan aja deh, capek." Jawab Kinzy dan membuat Arthur mengangguk.

"Langsung ke penginapan aja, Pak." Johan mengangguk lalu mempersilahkan Arthur dan Kinzy untuk berjalan bersamanya.

Arthur adalah sosok pemimpin yang easy going dan cerdas. Sifat ramahnya itu membuatnya mampu memiliki hubungan yang cukup baik dengan para senior di perusahaan yang jauh lebih tua darinya. Bahkan para senior itu sudah menganggap Arthur sahabat mereka. Mungkin Arthur terbilang bodoh di bagian akademik. Tapi dalam sistem manajemen, Arthur adalah sosok yang sangat cerdas. Selain les privat dengan orang kepercayaan ayahnya, bawaan dari kecil yang suka menipu dengan cara licik untuk mengambil uang  juga mungkin berpengaruh dengan tak-tiknya dalam memajukan perusahaan.

***

Arthur dan Kinzy sudah sampai di hotel. Keberangkatan mereka yang dilakukan pada puku lima sore, membuat mereka sampai di Bali hampir pukul delapan malam WITA. Dan sekarang sudah pukul sembilan kurang lima belas menit.

Antara lapar dan mengantuk, sejak masuk kamar, Kinzy bete terus. Asal ditanya jawabnya selalu judes.

"Zy, gak mandi?" Tanya Arthur ketika mulai membuka kopernya untuk mengambil baju yang akan ia pakai untuk tidur nanti.

"Menurut LO?" Tanya Kinzy ditengah baringannya di atas kasur.

"Mandi." Jawab Arthur polos.

"Ya enggaklah! Capek gini. Mana udah malem lagi. Kamu mau aku masuk angin?! Atau kamu nggak mau nanti tidur sekasur sama aku karena aku gak mandi? IYA?!"

'Kan udah dibilangin, Thur. Bandel sih. Jadilah Arthur hanya menggelengkan kepalanya dan langsung beranjak dari kopernya menuju kamar mandi.

Lima belas menit Arthur menikmati kesegaran air hangat yang merendam tubuhnya, itu sukses membuat tulang-tulang badannya kembali segar. Namun itu tak bertahan lama.

"Arthur!!! Lama banget sih. Aku juga mau mandi!" Teriakan cempreng itu lantas berbunyi.

Arthur mengehela napasnya, berusaha sabar. "Iya, iya, tunggu." Arthur segera bangkit dari bath up dan membilas tubuhnya secepat kilat dengan shower. Setelahnya langsung menyambar handuk dan baju-bajunya.

Bad Boy Is A Good Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang