Typo udah kayak jomblo, bertebaran.
Mohon koreksi kalau ada kesalahan :)
***
Dari vila tempat Kinzy istirahat, sebuah mobil melaju kencang menuju sebuah rumah minimalis yang berwarna hijau, yang letaknya cukup jauh dari keramaian.
Setelah mobil diparkir asal, para lelaki berbadan kekar keluar bersamaan dengan wanita hamil yang mereka giring layaknya tawanan. Setelahnya wanita itu dimasukkan kedalam kamar yang beraroma antiseptik beserta peralatan rumah sakit yang tersedia lengkap.
Beberapa jam berlalu, hari sudah sore.
"ARTHUR, AKU DISINI!"
Setelah suara teriakan dan gedoran pintu terdengar dari kamar wanita itu, terjadilah suara ricuh dari luar kamar. Terdengar suara hempasan, teriakan, dan umpatan. Kericuhan itu berlangsung cukup lama, hingga berakhir dengan suara,
DOR!
Arthur terbangun dari tidurnya. Pemuda itu melirik jam dinding yang setia berdetak mengisi malam hampanya.
3.16
Masih jam tiga dini hari.
Arthur mengusap wajahnya gusar disertai dengan helaan napas berat. Rasanya mimpi tadi benar-benar terjadi. Di mimpi itu semua terjadi dengan cepat sebagaimana mimpi biasa pada umumnya. Tiba-tiba sudah terlihat sebuah mobil yang melaju kencang, tiba-tiba melihat orang yang kita cintai dimasukkan kedalam ruangan yang menyeramkan, tiba-tiba kita sudah berada disana bergabung dengan para tokoh lain.
Arthur menggelengkan kepalanya, Arthur sangat bersyukur karena itu hanya sekedar mimpi. Karena akhir dari mimpi itu sangat mengerikan untuk dihadapi orang yang kita sayangi.
***
"Aku punya kenalan baik dokter kandungan. Dia cukup berpengalaman dibagian aborsi."
PRANG!!!
Kinzy melempar vas bunga yang terletak diatas meja sebelahnya ke wajah Diaz. Kinzy dapat melihat Diaz yang mendesis kesakitan sambil memegang dahinya yang mengeluarkan darah segar.
Dengan wajah murka, Diaz mengalihkan pandangannya pada sebuah mobil Pajero hitam yang parkir tak jauh dari halaman vila. Diaz tiba-tiba mengacungkan jari telunjuknya menunjuk Kinzy tajam. Seolah itu adalah kode, beberapa pria kekar keluar dari mobil Pajero itu mendekat kearah mereka.
Diaz menatap Kinzy nyalang dengan mata elangnya, lalu segera meninggalkan Kinzy bersama dengan lelaki berbadan kekar tadi.
Kinzy mulai gemetaran, ia kembali memastikan apakah ia benar-benar melemparkan vas bunga tadi kearah Diaz. Ia melirik meja, tempat vas bunga tadi berdiri kokoh sebelumnya. Tapi sekarang tidak ada, disitu hanya tersisa ponsel Diaz yang ia letakkan asal.
Beruntungnya Kinzy memiliki otak yang cemerlang. Sehingga ia masih bisa mencari celah-celah jalan keluar disaat genting seperti ini. Sebelum para lelaki berbadan kekar itu sampai di hadapan Kinzy, Kinzy langsung mengambil ponsel Diaz yang terletak diatas meja.
Lalu setelahnya tangan Kinzy sudah ditarik dengan dua pasang tangan kasar. Kinzy kali ini tidak mencoba melawan para pria itu. Karena ia tahu, itu hanya akan melelahkannya dan membahayakan bayinya. Lebih baik ia menurut saja. Mana lokasi vila yang ia tinggali adalah daerah yang agak jauh dari keramaian. Ia tidak bisa berharap banyak.
Kinzy dimasukkan ke dalam mobil Pajero hitam tadi dengan cara yang tidak bisa di bilang lembut. Para lelaki berbadan kekar tadi pun ikut masuk kembali. Hingga mobil berjalan. Isi mobil tak ada satu pun yang bersuara. Aura wajah tegang tercetak di setiap wajah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is A Good Papa [END]
General Fiction🍁 N E W V E R S I O N 🍁 **** Gimana pendapat lo kalau dengar kata 'bad boy'? Nakal? Always. Playboy? Mayoritas seperti itu. Merokok? Pasti. Suka bolos? Jagonya. Hm, tapi, bagaimana jika dia seorang Bad Boy pentolan sekolah, ternyata adalah seorang...