Part 26

2.8K 188 24
                                    

'Perkembangan.'

Hari ini Reova sedang mendapatkan jadwal kosong. Tidak ada syuting. Rencananya hari ini adalah mendekatkan diri dengan Reava. Reova berangkat ke apartemen Reava pukul 9 pagi waktu setempat dengan semangat.

Dia mengendarai mobilnya sambil menggerak-gerakkan kepalanya mengikutu irama lagu Strip That Down milik Liam Payne yang sedang diputar di saluran radio yang ia pilih.

Sesampainya di apartemen Reava. Dia naik menuju lantai 9 dan menekan bel di depan apartemen Reava. Lalu Reova mundur selangkah dan menyisir rambutnya ke belakang dengan jemari tangan kanannya.

Tidak lama, terdengar suara dari interkom diatas bel. "Siapa?" Tanya seorang wanita di dalam sana. Dan tanpa menatap wajahnya pun Reova tau jika perempuan itu adalah Reava.

"Aku. Reova." Reava terdiam sejenak saat mendengar suara laki-laki yang sangat tidak ingin ditemuinya berbicara lewat interkom itu.

"Ini hari libur. Saya tidak mau diganggu." Ucap Reava. "Anda bisa pergi."

Reova hanya tersenyum semakin lebar mendengar jawaban dari Reava. Tentu laki-laki itu sudah menyiapkan mental dalam keadaan seperti ini. Sehingga tidak ada lagi perasaan kesal saat ditolak.

"Kamu janji mau kasih kesempatan kedua, kan? Jadi kamu gak boleh jauhin aku." Ucap Reova. Setelah menunggu beberapa saat, tidak ada suara yang terdengar di interkom itu. Reova hanya geleng geleng kepala. Wanita ini benar benar sulit didekati.

"Aku tau kamu masih disana. Jangan diem aja." Ucap Reova. Walaupun sebenarnya Reova tidak yakin Reava masih ada di balik pintu itu. Rasa kecewa mulai menyelimutinya.

Tapi rasa kecewa itu langsung lenyap saat terdengar pintu teebuka dari dalam. Dan perempuan berkulit putih yang mengenakan kaos dan celana pendek sebatas paha tampak di balik pintu itu. Senyum Reova seketika lebih lebar dari sebelumnya.

Walaupjn wajah Reava masih saja ditekuk bagaikan kertas lipat, tapi Reava memberi jalan masuk kepada Reova yang langsung disadari dan ditanggapi oleh Reova. Reova masuk ke dalam dengan langkah semangat.

"Permisi." Ucap Reova sambil menoleh ke kanan dan kiri. Reava menutup pintu dengan kesal dan berjalan kearah Reova yang sudah mengganti ganti channel televisi di ruang duduknya.

"Kenapa anda bersemangat sekali hari ini?" Tanya Reava sambil mengangkat satu alis. Reova menatap Reava yang berdiri di ujung sofa sambil berkata, "Bisa nggak kamu pakai bahasa yang lebih santai. Ayolah Re." Ucapnya. "Kalo enggak mau, aku bakal nginep disini."

"Lo gila?!" Seru Reava.

"Nah.. Gitu lebih enak didengernya." Ucap Reova seakan tidak peduli dengan kekesalan Reava.

"Terserah. Gue mau masak. Lo jangan sampe ngehancurin apapun disini." Ucap Reava lalu berlalu.

"Telat, Re. Aku udah ngehancurin hati kamu. Yakan?" Ucap Reova membuat Reava berbalik. "Sialan lo." Lalu Reava berbalik lagi menuju dapur.

"Eh, eh.. Aku ikut dong. Aku bantuin ya, Re." Ucap Reova sambil melompat turun dari sofa dan mematikan televisi, lalu mengekori Reava ke dapur.

★★★★★★★★

"Ngapain ngikutin gue sih, Kak?" Ucap Reava kesal. Dia heran kenapa pria semodel Reova bisa sangat mengganggu ketenangannya untuk saat ini.

"Yaa.. Kan aku udah bilang mau bantuin kamu bikin masakan." Balas Reova santai. Tanpa mempedulikan kalau Reava sudah melipat tangan di depan dada dengan ekspresi gondok.

"Gue mau bikin kue kering jahe buat natal sama tahun baru nanti. Emang lo mau bantu?" Tanya Reava mengangkat sebelah alisnya.

"Ya maulah... Apapun asalkan bareng sama kamu, aku pasti mau." Ucap Reova sambil memasang celemek pada dirinya sendiri.

Reova & ReavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang