'Cerita beberapa bulan yang lalu.'
Beberapa bulan kemudian...
Reava baru saja pulang dari pemotretan. Begitu masuk kedalam apartemennya, dia menyalakan AC dan menjatuhkan diri keatas sofa ruang duduknya. Musim sudah berganti, dari musim dingin ke musim semi.
Ditatapnya jendela satu satunya yang ada di apartemen itu. Reava hanya perlu menolehkan kepalanya menghadap ke sebelah kiri, dan tampaklah pemandangan matahari yang terbenam dari jendela. Cahaya berwarna oranye kemerahan berpadu indah di langit senja.
Reava juga melihat kearah meja berukuran sedang di bawah jendela. Sebuah bola kaca yang berisi air dan butiran butiran meyerupai salju, serta terrarrium berisi tanaman lavender berada diatas meja itu. Keduanya berwarna ungu, warna kesukaannya. Dan keduanya adalah hadiah dari Devan dan Reova, dua lelaki yang tanpa Reava tau sedang berusaha memperebutkan tempat di hatinya.
Reava tau ada hal besar terjadi selama beberapa bulan ini. Salah satunya adalah kakaknya, Alvin.. Yang dua bulan lalu, tepat pada saat tahun baru, memperkenalkan kekasih yang sudah dipacarinya selama hampir dua tahun. Kalian pasti terkejut, saat tahu bahwa kekasih Alvin adalah orang yang dekat dengan Reava juga dulunya. Dan, mereka akan menikah pada bulan Juni mendatang.
Flashback on
"Re... Happy New Year!!!" Seru kakaknya saat Reava membuka pintu apartemen. Kakaknya itu langsung memeluk Reava erat.
"Kita udah lama banget gak ketemu. Kakak kangen banget." Seru Alvin sambil mencubit pipi Reava. Membuat Reava mengelus-elus pipinya yang memerah karena dicubit kakaknya.
"Kakak masuk dulu. Ada kue jahe di dalem." Kata Reava sambil mempersilahkan Alvin masuk dengan memberi jalan kepada laki-laki itu.
"Mm.. Bentar deh, Re. Kakak punya seseorang yang mau kakak kenalin ke kamu." Ucap Alvin gugup. Reava mengernyit heran, sambil menahan tawa. Pasalnya, Alvin tidak pernah segugup ini saat berbicara padanya sebelumnya.
"Kenapa sih, Kak? Muka kakak kayak anak SMA gak lulus UN." Ucap Reava sambil tertawa. Alvin membalasnya dengan dengusan.
"Jadi.. Mmm.. Kakak mau ngenalin pacar." Seketika tawa Reava lepas. "Cuma pacar? Kenapa sampe gugup gitu." Walau sebenarnya Reava tau kalau ini pertama kalinya Alvin memperkenalkan seorang perempuan kepadanya, satu satunya keluarga. Dan, dia rasa kakaknya sudah serius dengan perempuan yang satu ini.
Alvin meraih tangan perempuan yang ternyata ada di belakangnya sedari tadi, dan bergeser ke kanan agar tubuh langsing wanita di belakangnya tidak tertutupi oleh tubuh Alvin.
"Oliv.."
"Re!"
Seruan keduanya langsung dibarengi dengan pelukan erat. Perempuan bernama Olivia itu melepaskan tangannya dari genggaman kekasihnya untuk memeluk sahabat lamanya. Sementara kedua perempuan itu berpelukan, Alvin yang tidak mengerti apapun hanya menatap keduanya dengan ekspresi bingung.
"Ayo masuk, Liv. Kak, tutup pintunya ya." Ucap Reava sambil menarik tangan Olivia masuk ke dalam apartemennya. Meninggalkan Alvin yang merasa bodoh karena tidak tau apapun. Segera saja, Alvin menutup pintu dan berlari kecil menyusul Reava dan Olivia.
"Woy.. Ini pacar kakak, Re. Jangan main ambil ambil aja. Emang kamu kenal sama Olivia?" Ucap Alvin setelah berhasil menyusul Reava dan Olivia lalu merangkul kekasihnya.
"Vin, aku sama Rea temen lama." Kata Olivia menjelaskan. Alvin menaikkan sebelah alisnya, "Oh ya?" Ucapannya itu disahuti anggukan oleh keduanya. "Percuma dong kakak ngenalin. Harusnya langsung kasihin undangan pernikahan aja." Ucap Alvin sambil menepuk kepalanya.
Saat ini mereka bertiga sudah duduk di sofa. Obrolan didominasi oleh kedua perempuan yang sudah lama terputus koneksinya.
"Re.. Gue kaget pas tau lo yang mau dikenalin sama Alvin." Begitulah pengakuan Olivia. "Apalagi gue, Liv. Gue lebih kaget lagi lo mau maunya nikah sama kakak gue." Balas Reava.
"Kalo ngomongin orang jangan di deketnya. Jauhan sana." Sungut Alvin yang disahuti tawa oleh Reava.
"Eh, Re. Lo.. Kenapa bisa sampe disini. Maksudnya... Kenapa, lo tiba tiba keluar dari sekolah, dan.. Look at you now, bahkan lo jadi model sekarang. Bener bener unexpected banget. Cerita ke gue dong." Tuntut Olivia menatap Reava. Dan dengan berat hati, mengalirlah seluruh cerita dari mulut Reava. Minus dia pergi karena patah hati. Reava bilang, dirinya pergi karena ada tawaran pekerjaan dari Devan. Olivia hanya manggut-manggut mendengar penuturan Reava.
"Nah, giliran lo. Gue tanya nih ya." Ucap Reava seusai dia bercerita. "Nanya apaan?" Kata Evelyn. "Effendi kemana?"
"Siapa itu Effendi?" Tanya Alvin sambil menoleh kearah Reava. "Umm.. Pacar dia pas SMA, Kak. Lo belum cerita sama kakak gue soal mantan mantan lo?" Tanya Reava. Olivia hanya meringis sambil menggeleng. "Habis, Alvin juga gak cerita soal mantannya, kok. Lagian, gue gak yakin kakak lo itu inget nama mantannya. Mantannya aja lebih dari selusin." Ucap Olivia membela diri.
"Eh.. Mantan aku gak sampe selusin ya.. Eh.. Selusin lebih satu rasanya. Mmm.. Atau mungkin cuma setengah lusin?" Ucap Alvin ragu. Reava menggeleng gelengkan kepalanya. "Pantesan gue gak pernah pacaran, Liv. Ternyata gue kena karma dari kakak gue." Tutur Reava. Olivia hanya tertawa.
"Balik ke pertanyaan gue. Effendi kemana? Dia baik benget kan? Kayaknya polos gitu anaknya." Ucap Reava. Olivia mengangguk setuju. "Kita putus karena merasa gak cocok aja. Makin lama makin banyak berantemnya. Dikit dikit ribut.. Makanya daripada membebani kita berdua, mendingan udahan." Kata Olivia. "Tapi gue masih baik baik aja kok sama dia. Mungkin emang kita lebih cocok jadi temen." Lanjutnya.
"Jadi... Kalian mau nikah kapan nih? Emang pacaran berapa lama?" Ucap Reava mengintrogasi.
"Udah hampir dua tahun. Kemarin, kakak lo ngelamar gue." Ucap Olivia dengan semburat merah di pipinya. Reava tersenyum melihat hal itu. "Terus mau nikah kapan?" Tanya Reava lagi.
"Nah.. Ini mau minta persetujuan kamu dulu, Re. Soalnya kamu kan keluarga kakak satu satunya." Ucap Alvin sambil mengusap rambut Olivia.
"Mmm.. Gimana ya.." Pikir Reava bimbang. Sementara sepasang tunangan itu melihatnya dengan tatapan berharap.
Reava menatap keduanya bergantian. Sejurus kemudian, senyuman lebar tercetak di wajahnya. "Aku setujulah!!!" Seru Reava sambil memeluk kakaknya.
"Kak! Coba kakak bilang dari dulu kalo kakak pacaran sama Oliv. Udah aku nikahin kalian dari dulu. Habis, kakak mantan doang segunung, tapi gak ada yang jadi manten." Ucap Reava bahagia. Alvin melepaskan pelukannya dari Reava dan tersenyum senang. Dia mengecup pipi tunangannya sambil berkata, "Bentar lagi kita halal, Yang."
"Jadi nikahin gue cuma buat dihalalin doang, hah?!" Seru Olivia tajam.
Riuh canda tawa malam itu benar benar terasa. Apalagi setelah Reova dan Devan datang dengan hadiah tahun baru yang mereka bawa.
Flashback off
Reava menatap undangan yang ada di meja ruang duduknya sambil tersenyum. Beberapa bulan lagi kakaknya menikah. Lalu, dirinya kapan? Dia sering menghabiskan waktu dengan dua orang laki laki yang memberikan perasaan aneh di hatinya sekarang. Tapi.. Dia masih tidak tau perasaan apa itu. Apakah suka? Senang? Atau malah.. Kagum?
Reava tidak sadar, keduanya menyukai Reava dengan cinta yang sama besar. Dan keduanya menunggu balasan cinta dari Reava.
Reava tidak akan tau hal itu, tidak sebelum saat keduanya mengungkapkan perasaan.
★★★★★★★★
Hai hai... Update lagii..:)) Gak kerasa, besok aku udah sekolah lagi :'(
Vomments yang banyak yaa... Biar aku makin semangat nulis..:D
Callista

KAMU SEDANG MEMBACA
Reova & Reava
RomanceReova Edward Julian, aktor muda terkenal yang sudah melangkah ke dunia internasional. Devan Enrico Stevenson, sahabat sang aktor muda, Reova, yang juga seorang model. Dia berurusan dengan Reava karena ingin Reava berkarier sama dengannya. Reava Vale...