'Petemuan kebetulan yang menyenangkan.'
"Re..." Panggil Evelyn kepada Reava yang masih setia duduk di bangkunya. Tetapi Reava yang dipanggil masih belum tersadar dari daydream-nya. Hal itu tentu saja membuat Evelyn naik darah.
"Woy Re!!!" Teriak Evelyn sambil menggebrak meja Reava. Reava bangun dari lamunannya dan menatap Evelyn dengan tidak ada minat.
"Ha?"
Deheman itu membuat Evelyn menghembuskan nafas kasar. "Lo tuh lagi mikirin apaan sih?! Dipanggil cuman hah hoh hah hoh. Dikira olahraga ranjang apa?!" Katanya dengan berapi-api.
Mendengar kata olahraga ranjang, Reava kembali melamun. Reava tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Setelah kemarin malam dia menyatakan diri untuk masuk ke dalam dunia malam -yang belum pernah ia masuki sebelumnya- dia pasrah dengan nasibnya. Apa lagi yang bisa ia perbuat selain menjalaninya? Ini juga demi hutang ayahnya. Dan mungkin sebagian untuk kebutuhannya.
"Re!!!"
Suara itu kembali menyadarkan Reava. Reava menoleh kepada sang pemilik suara -Evelyn- yang sudah emosi sedari tadi. "Sorry... Gue ada masalah." Ucap Reava jujur. Evelyn terdiam sebentar.
"Ayo ke kantin. Lo ikut gak?" Tanya Evelyn. Tetapi sebelum Reava sempat menjawab, Olivia sudah masuk ke dalam kelas sambil memberikan dua sandwich daging beserta sebotol air mineral kepada keduanya, dengan sedikit membantingnya.
"Lama ah!!!" Dengusnya sambil memindahkan bangkunya ke meja Reava.
"Sorry... Nih Reava ngelamun terus dari tadi." Kata Evelyn ikut memindahkan kursinya ke meja Reava.
"Lo ada masalah? Cerita dong ke kita... Siapa tau kita bisa bantu." Ucap Olivia sambil membuka bungkusan sandwich dagingnya.
'Kalian emang bisa bantu, oh bukan... Kalian pasti dengan gampangnya ngebantu. Karena ini masalah kecil buat kalian. Uang! Ini masalah uang!' Ucap batin Reava. Tapi pada kenyataannya. Dia menggeleng.
"Gapapa kok... Masalah kecil. Nanti juga selesai. Gausah khawatir." Ucap Reava sambil berusaha tersenyum.
"Eh, Kak Reova main basket tuh." Ucap Olivia membuat kedua sahabatnya menoleh ke arah jendela, lalu mendekatinya.
Terlihatlah Reova sedang melakukan threepoint dan masuk dengan mulus ke dalam ring basket. Reava tersenyum takjub melihat hal itu. Paket sempurna yang dimiliki oleh seorang Reova, membuatnya semakin suka dan suka pada Reova setiap waktu, sekaligus merasa semakin tidak mungkin mendapatkannya.
Beberapa perempuan memberikan handuk serta air mineral kepada Reova, tetapi yang diterima hanya pemberian Felissa, yang sedang dikabarkan dekat dengan Reova saat ini.
Evelyn yang menyukai Reova tentu menatapnya dengan miris. Sebelumnya, Reova dan Evelyn pernah disandingkan dalam suatu film, dan yang lebih istimewa, mereka berciuman di akhir film itu. Itu yang membuat Evelyn seketika jatuh hati pada Reova. Tapi sayang, semua itu hanya film. Hanya imajinasi semata.
"Sabar ya..." Reava mengelus punggung Evelyn. Evelyn menarik nafas dalam lalu menghembuskannya sebelum mengangguk.
Beberapa saat kemudian, pelajaran dimulai seperti biasa. Dan setelahnya, siswa siswi diijinkan pulang.
'6 jam lagi, Reava.' Batin Reava menghitung mundur sambil melihat jam yang menunjukkan pukul 3 sore. Reava berjalan menuju parkiran sepeda kayuh dan menuntunnya ke halaman depan.
Saat itu sekolah sudah sepi. Berterimakasihlah pada guru bahasa daerahnya yang pemalas, dia disuruh memasukkan nilai anak seluruh tingkatan ke dalam komputer, dengan alasan bahwa Reava adalah anak yang paling bertanggungjawab dan bisa dia andalkan. Reava pun dengan setengah hati membantu guru itu memasukkan nilai.
![](https://img.wattpad.com/cover/92358675-288-k839576.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reova & Reava
RomanceReova Edward Julian, aktor muda terkenal yang sudah melangkah ke dunia internasional. Devan Enrico Stevenson, sahabat sang aktor muda, Reova, yang juga seorang model. Dia berurusan dengan Reava karena ingin Reava berkarier sama dengannya. Reava Vale...