'Perasaan mengganjal'
"Lo yakin mau nembak dia?" Tanya Reova disahuti anggukan Alan.
"Lo gak mau pikir pikir dulu gitu? Seenggaknya tau kehidupannya dulu. Siapa tau dia bukan wanita baik ba---"
"Darimana lo tau? Sedangkan lo aja gak tertarik sama dia?" Selidik Alan sebelum Reova menyelesaikan ucapannya.
Reova berdehem, lalu membuka suaranya lagi, "Ya, itu kan siapa tau. Gue cuma nebak nebak doang." Kilahnya.
Sebenarnya perkataan Reova itu bukan tanpa alasan. Dia masih saja menyimpan rasa curiga kepada Reava. Apakah dia sama dengan Alexa? Itulah pertanyaan yang selalu menghinggap di pikiran Reova sampai saat ini. Hatinya terasa resah. Ditambah lagi, entah kenapa dia tidak setuju kalau Alan dan Reava menjadi sepasang kekasih.
Pasti karena gue masih curiga ke Reava. Pasti karena itu. Ucap batin Reova meyakinkan penyebab ketidaksetujuannya.
"Ya.. Lo ga boleh negative thinking gitu lah, Re. Kalo lo gak punya bukti, lo gak bisa asal cap Reava sebagai cewek gak bener." Tutur Devan bijak.
"Kalo emang bener begitu, apa lo tetep suka sama dia? Misal aja... Jangan marah dulu." Ucap Reova lagi. Dia ingin menyakinkan Alan seberapa besar cinta Alan pada Reava. Apakah akan berubah jika memang kenyataannya Reava adalah Alexa?
"Gak akan. Gue cinta dia sama semua kekurangannya. Nggak kelebihannya doang. Dan stop bicara hal gak masuk akal. Reava cewek baik baik." Tanpa menunggu balasan dari ucapannya oleh Reova, Alan keluar dari kamar dan menutup pintu dengan keras.
"Lo sih... Emang lo tau apa soal dia? Biarin aja Alan yang mutusin mau apa. Dia yang ngejalanin juga, kan nantinya." Ucap Devan sambil menonton TV. Kedua sahabatnya itu nanti pasti akan berbaikan. Secara mereka berdualah yang paling solid dalam mengatai dirinya. Mereka tidak akan sanggup bertengkar lama. Devan menjamin itu.
"Emang lo tau sesuatu soal kehidupannya Reava, Re?" Tanya Alvin. Reova terdiam sebentar, lalu menggelengkan kepalanya tanda tak tau.
"Yaudah, kalau gitu, biar Alan yang tau apa Reava cewek baik baik atau bukan. Untuk saat ini, gue tau lo mau yang terbaik buat temen lo. Tapi apa Reava itu gak baik? Lo gak tau, kan. Biar Alan yang jalanin." Ucap Alvin bijak, sebagian isinya memang sama dengan yang diucapkan Devan tadi.
"Ntar gue minta maaf deh. Gue cuma mau dia dapet cewek baik baik." Kedua orang lain di ruangan itu mengangguk setuju, dan Alvin menepuk bahunya.
Ada sesuatu rasa aneh yang mengganjal. Sangat mengganjal dan mengganggu pikiran Reova. Membuat dia menjadi tidak nyaman dengan hatinya. Rasanya dia resah memikirkan Alan akan menembak Reava. Garis bawahi... Menembak. Perasaan tidak setuju yang kuat membuncah keluar dari lubuk hatinya. Dia tidak tau kenapa. Dia tidak tau.
"Eh.. Gue diajak Evelyn ke Vience Club besok malem. Mau gabung gak?" Tanya Reova merubah topik pembicaraan.
"Boleh. Kebetulan gue udah lama gak masuk klub malem juga. Jadwal lagi padet banget." Tanggap Alvin.
"Gue juga gabung. Dan lebih baik lo tanya entut satu yang lagi ngambek itu." Reova mengerti benar maksud Devan. Dia mengangguk,dan keluar dari kamarnya.
Diluar, dia melihat Alan sedang mengobrol bersama Sendy, adik perempuannya. Pembawaan Sendy yang riang membuat semua orang yang sedang bad mood menjadi tertawa. Termasuk yang Reova lihat saat ini, saat Sendy berbicara dengan Alan sambil tertawa tawa.
Reova menghampiri mereka yang duduk di ruang keluarga dan ikut duduk di samping Sendy. Merangkul gadis kelas 1 SMA yang berbeda 3 tahun dengannya itu. Karena Sendy masuk TK saat berumur 5 tahun, sedangkan dirinya, karena orangtuanya waktu itu baru saja pindah -dari Amerika Serikat- ke Indonesia, Reova harus belajar bahasa dulu 1 tahun lamanya sebelum masuk TK. Untungnya ada TK yang mau menerima anak berusia 6 tahun.
"Kak. Apaan sih ih... Dateng dateng tiba tiba meluk. Cabul." Ucap Sendy. Meski begitu Sendy menjatuhkan kepalanya di bahu Reova.
"Cabul cabul gini kakak lo, Sen." Ucapnya mengelus pundak Sendy.
"Kak... Lo bikin Kak Alan bete ya. Minta maaf sana. Cuman mau nembak aja dilarang larang. Kayak apaan aja." Ucap Sendy menasihati kakaknya.
"Iya iya.. Lan, sorry ya. Gue cuma mau yang terbaik aja buat lo. Gak mau lo salah pilih cewek." Bukan gara gara itu, Reova! Ucap batin Reova yang tidak Reova pedulikan.
"Iya. Tumbenan lo minta maaf. Biasanya juga langsung traktir gue." Imbuh Alan yang duduk bersedekap di hadapan kakak beradik itu.
"Mmm.. Lo mau ke Vience Club gak besok? Gue diajak sama Evelyn. Lo gabung?" Tanyanya. Sebelum sempat menjawab, Sendy sudah terlebih dahulu menyelanya.
"Evelyn? Kak Evelyn temen satu film kakak? Gila aja kakak mau one Night Stand sama cewek baik baik kayak dia. Gue lapor papa mama tau rasa lo. Lagian sih, ngerusak cewek baik baik. Gak baik lho. Ntar jadi jodoh gimana?"
"Anjir... Ngomongnya panjang banget kayak gerbong kereta api. Pertama, dia diajak temennya. Kedua, gue gak ada niat ONS sama dia. Ketiga, emang ada ya filosofi kalo ngerusak cewek bisa jadi jodoh? Gak ada tuh filosofi yang begituan." Ucap Reova membalas semua kata kata adiknya.
"Yakali gitu, Kak. Kan kalo di novel novel Romance gitu."
"Siniin novel lo. Masih dibawah 17 udah baca Romance dewasa. Gue bakar tuh novel." Sendy langsung menyikut pinggang Reova keras hingga Reova mengaduh.
"Mending gue keatas. Berasa kambing congek gue disini." Ucap Alan tiba tiba lalu naik ke lantai atas setelah mengatakan bahwa dia itu ke klub besok.
Reova yang hendak beediri langsung mendesah kesal saat melihat Sendy yang sudah tertidur di bahunya. Adiknya itu cepat sekali kalau tertidur. Reova mengangkat adiknya lalu membawa ke kamar Sendy yang ada tepat di depan kamarnya. Walau sedikit kesusahan saat membukan pintu, tapi dia berhasil menaruh Sendy di ranjang empuk itu dan menyelimutinya. Setelah itu menutup lampu dan menyalakan lampu tidur sebelum keluar dari kamar itu. Benar benar brothers goal.
★★★★★★★★
Hari ini Reava berangkat ke klub. Setelah kemarin dia menolak tawaran Evelyn untuk ikut ke klub malam, karena dia harus bekerja. Evelyn tidak bilang di klub mana, dan Reava tidak peduli dengan hal itu juga.
Dia mengayuh sepedanya masuk ke pelataran parkir klub dan dia berjalan menuju pintu khusus pekerja malam disini.
Dia berpapasan dengan Anastasia yang berjalan berlawanan. "Alex... Pintu belakang lagi perbaikan. Kata madam, kita masuk dari pintu depan. Dan malem ini, kita harus berbaur sama orang orang yang ada di klub malam. Cari pelanggan sendiri, khusus malam ini. Soalnya ini malem minggu." Ucap Anastasia. Reava langsung berputar haluan ke pintu depan. Dia masuk bersama dengan Anastasia ke dalam klub dan masuk ke ruangan pekerja.
Saat itu pula, 3 buah mobil beriringan masuk ke pelataran parkir klub. Penumpangnya adalah Reova dan Evelyn, Olivia dan pacarnya, serta Devan, Alan, dan Alvin, masing masing mengisi 3 mobil itu.
Mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam klub. Bersamaan dengan Reava yang selesai mengganti pakaiannya dan berjalan menuju kerumunan orang. Tanpa mengetahui teman temannya juga ada di ruangan yang sama.
★★★★★★★★
Boom... Ketemu deh mereka... Gimana ya jadinya?
Maaf banget ya... Update nya sangat sangat lama. Dua minggu ini ada UAS sama tryout. Belum lagi persiapan ujain praktek. Sampe rumah langsung tidur gara gara tepar, malemnya kerja tugas ini itu. Nah.. Jadi curhat kan.. Mohon pengertiannya ya...
Vomments yang banyak yaa... Biar semangat nulis... Follow aku juga ya:))
Callista
KAMU SEDANG MEMBACA
Reova & Reava
RomansaReova Edward Julian, aktor muda terkenal yang sudah melangkah ke dunia internasional. Devan Enrico Stevenson, sahabat sang aktor muda, Reova, yang juga seorang model. Dia berurusan dengan Reava karena ingin Reava berkarier sama dengannya. Reava Vale...