Part 34

2.3K 126 10
                                    

'Pernikahan.'

Reava menatap wajahnya dari cermin. Wajahnya tampak berbeda dengan riasan tebal yang isa gunakan. Biasanya, dia menggunakan riasan yang natural jika dalam sesi pemotretan atau fashion show. Jarang sekali memakai riasan yang tebal seperti saat ini. Perias khusus untuk pernikahan kakaknya hari ini berada di belakangnya. Ini adalah 3 jam sebelum pernikahan kakaknya. Dan Olivia yang ada di sebelahnya, wajahnya yang masih dirias tampak benar benar gugup.

"Tenang aja, Liv. Everything will be okay." Ucap Reava menepuk bahu kanan Olivia. Berusaha memberikan dukungan. "Karena lo mau nikah, bukan mau digrebeg. Jadi muka lo biasa aja, deh!" Omel Reava kemudian, sambil menunjuk wajah gugup Olivia dengan telunjuknya.

Olivia yang mendengar hal itu tertawa. "Makasih ya, adik ipar. Gue jadi lebih tenang." Reava tersenyum dan menatap Olivia lewat pantulan kaca di depannya. "Gue doain lo cepet nyusul. Lo orang baik kok. Mereka berdua juga baik."

Lagi lagi mereka berdua. Ucap batin Reava. Reava hanya tersenyum. Karena dia tau akan bertemu kedua orang yang Olivia maksud di resepsi pernikahan kakaknya dengan perempuan yag ditatapnya lewat kaca ini. Dan sampai sekarang, Reava masih belum bisa mengambil keputusan. Semakin dipikirkan, keduanya semakin merasuk di pikiran Reava, seakan berebut tempat di dalam pikiran Reava.

Hal ini tidak sesederhana memilih gaun untuk pesta perpisahan sekolah, atau memilih kaus kaki mana yang akan dikenakan saat akan memakai sepatu baru.

"Re... Ayo berangkat.. Papa sama mama udah nungguin di depan." Kesadaran Reava kembali pulih saat Olivia melambai lambaikan tangannya di wajah Reava. "E-eh.. Iya.." Reava dan Olivia pun berjalan beriringan keluar menuju tempat dimana ayah dan ibu Olivia menanti.

Ini akan menjadi hari besar. Banyak media yang akan meliput dan menampilkan pernikahan mereka. Karena anak dari pengusaha terkenal akan menikah dengan seorang pria yang populer dengan film film yang selalu mendapat penghargaan Oscar.

Untung saja, demi kenyamanan tamu undangan, hanya ada tiga media terseleksi yang diperbolehkan meliput acara ini. Sisanya hanya bisa menanti di halaman resepsi untuk meliput tamu tamu yang datang.

★★★★★★★★

Benar saja dugaan Reava. Begitu turun dari mobil khusus keluarga pengantin, tepat pukul tujuh malam waktu setempat, halaman depan gedung resepsi sudah ramai dengan sinar blitz dan suara jepretan dari kamera kamera yang memotret.

Reava turun dengan santainya. Karena memang sudah biasa menghadapi situasi seperti ini. Setelah melakukan beberapa gaya dan tersenyum kepada seluruh juru kamera disana -hanya untuk formalitas-, Reava masuk ke dalam gedung resepsi.

Gedung resepsi itu belum terlalu ramai. Tetapi sudah ada beberapa orang yang datang, seperti Adam Black dan Evelyn yang kompak memakai dresscode hitam untuk acara ini. Mereka tampak serasi dan elegan dengan pakaian yang mereka kenakan.

Reava sendiri memakan gaun tanpa lengan dengan turtle neck berwarna biru gelap. Tambahan pernak pernik dalam desain gaunnya membuatnya tampak glamor.

"Re..." Reava menoleh saat namanya dipanggil seseorang. Reava menoleh kearah suara itu berasal. Ternyata itu kakaknya dan sang istri baru. Reava mendatangi keduanya dan melakukan cipika cipiki dengan Olivia.

"Congrats. Kalian bener bener serasi malam ini." Ucap Reava sambil menggenggam tangan Olivia. Olivia tersenyum sumringah. Tampak sekali bahwa perempuan itu bahagia karena hari ini adalah harinya. Hati kecil Reava yang terdalam berteriak, ingin seperti mereka berdua.

"Kaaaakkk!!!" Seru Reava sambil memeluk kakaknya erat. Menghirup dalam dalam aroma parfum yang menguar dari setelan jas kakaknya dalam dalam.

"Habis ini kakak enggak bisa kelonan lagi sama aku dong. Pasti tiap malem kerjaannya bikin anak sama Oliv." Dengus Reava kesal. Sepasang pengantin baru itu tertawa kompak mendengar ucapan vulgar yang keluar dari mulut Reava.

Reova & ReavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang