Laki- laki itu terus berjalan sambil beberapa kali memegangi kepalanya. Penglihatannya mulai kabur namun ia tetap memaksakan langkahnya untuk terus berjalan sampai di ruangan UKS.
Beberapa kali langkahnya harus berhenti karena ia gunakan untuk sedikit mengambil nafas yang semakin kian menipis.
"Daf, lo sakit?"
Laki- laki itu menganggkat kepalanya, melihat lawan bicaranya.
"Bantuin gue ke UKS!"
"Kenapa lo ngeyel banget sih? Gue tadi kan udah bilang gak usah berangkat aja."
"Gue pengen lihat Tita."
"Lo bayi banget tau gak sih!"
"Lo kira setelah lo lihat Tita, lo bisa sembuh? Engak kan?"
"Gue suka kangen sama dia, jadi gue harus ketemu dia, kalau engak disekolahan dimana lagi?"
"Dafi- Dafi. Gue kadang bingung sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Say [END]
Short Story[BOOK TWO] BOYFRIEND GOALS SERIES: Can't Say "Andai hidup itu semudah bacotannya Rio, sudah pasti sekarang gue bisa tertawa bahagia bareng lo Ta!" "Karena diam itu bukan berarti tidak berjuang." Copy Right 2017 Hujansoreini ❌DILARANG KERAS MENCOPY C...