➖0028Z

816 46 2
                                    

"Happy birthday Tita. Kita selalu berdoa yang terbaik buat kamu!"

"Terimakasih ya teman- teman. Kalian baik bnget sih, tumben!"

"Kan mulai nyebelinnya!"

Tita nyengir lebar sambil memeluk teman- teman sekelasnya satu per satu. Setelah mereka mengucapkan selamat ulang tahun, gerombolan kecil itu mulai memecah dan hanya tinggal Tita dan Reina yang masih berdiri di samping meja.

"Tita sahabat ku, selamat ulang tahun!" Seru Reina lalu memeluk Tita erat.

"Makasih ya Na, kadonya mana?"

"Ish nih anak gak bisa kalau dibaikin dikit ya? Makin nglunjak aja!"

"Hehehe gitu aja ngambek Na!"

"Nih buat lo!" Reina memberikan dua kado. Yang satu bersampul bunga- bunga. Dan yang satu adalah sampul coklat polos mirip sampul hadiah lomba panjat pinang bulan agustusan.

"Kok dua Na?"

"Yang satu itu dari seseorang Ta. Tapi gue gak bisa nyebutin!"

"Hah? Apaan sih majenun? Main rahasian segala."

"Dia yang minta sih."

"Apaan sih nih isinya. Gue jadi penasaran!"

"Buka aja Ta!"

Tita membuka bungkusan itu dengan sangat hati- hati. Stelah bungkus luarnya terbuka ternyata ada sebuah kotak di dalamnya. Kotaknya lumayan besar, tapi gak besar banget. Tita kira isinya itu emas atu perak gitu, eh gak taunya isinya itu kumpulan rumus- rumus soal matematika dan beberapa contoh soal UN matematika yang sudah dikerjaan lengkap dengan langkah- langkahnya.

Tentu saja Tita syok.

Entah kenapa tiba- tiba jantungnya berdetak lebih cepat saat matanya tiba- tiba menemukan secarik kertas berwarna biru tua di tengah- tengah lembaran buku itu.

Selamat ulang tahun Tita Hanifa.

Lima kata itu gak tau kenapa berhasil membuat Tita semakin ternganga.

"Ini dari siapa sih Na? Dia mau nyindir gue kalau gue gak bisa matematika apa gimana sih?"

Can't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang