➖0063Z

718 44 2
                                        

"Jadi selama ini dia Dafa?"

Rio hanya mengangguk sambil menatap awan putih yang menghiasi langit. Di sampingnya Tita masih menangis dengan satu pak tisu yang ada di sampingnya. Perempuan itu sudah membaca surat origami Dafa yang ke tiga puluh tiga. Hatinya benar- benar sakit saat ia tahu ternyata selama ini Dafa menyukainya dengan amat terlalu dalam.

Tita tidak mengira, bahwa seseorang yang cuek, datar, arogan seperti Dafa memiliki sifat yang sungguh berbanding terbalik dengan sifat aslinya yang sebenarnya.

"Kenapa dia gak ngomong langsung sama gue kalau dia suka sama gue sih Yo?"

Rio hanya mengangkat bahunya cuek, "laki lo itu emang goblok. Dia itu ngakunya pinter matematika tapi kalau masalah percintaan gini dia mumet. Gak bisa nyelesain!"

"Jangan ngatain dia goblok. Lo lebih goblok lagi Yo. Mana ada laki- laki yang mau nungguin cewek yang dia suka selama tiga tahun penuh?"

"Hah? Apa kata lo tadi?"

"Tiga tahun ini lo lagi nungguin cewek kan? Makanya lo gak punya pacar sampai sekarang?"

"Mata lo picak ya Ta? Gue sama Reina kan udah pacaran lama?"

"Hah?" Kali ini Tita yang terbengong kaget.

"Lagian kata siapa kalau gue nungguin cewek selama tiga tahun? Gue bukan laki- laki sebego itu Ta!"

"Kata Dafi."

Rio malah tertawa.

"Lo mau- maunya di bohongin si kampret!"

"Hah?"

"Gue paham sekarang," Rio menggaruk dagunya dengan gaya songong, "Yang dimaksut Dafi itu bukan gue."

"Gue gak bakalan mau nungguin cewek yang gue suka selama tiga tahun penuh. Gak bakal mampu gue."

"Apa sih gue gak ngerti."

"Yee. Otak lo lemot banget sih Ta. Heran gue, Dafi itu padahal pinternya kebangetan loh. Gak nyangka aja kalau ceweknya lemot banget macem lo."

Tita mengeplak mulut comber Rio, "Gak usah ngehina. Gue beneran gak tau apa yang lo maksut tadi."

"Yang dimaksud Dafi itu bukan gue, tapi Dafa."

"Gak ngerti kan pasti lo?" Kata Rio setelah melihat tampang Tita yang semakin terlihat bingung.

Tita menggeleng. Rio mendesah panjang.

"Kapan- kapan deh gue jelasin lagi. Lo bolot banget sumpah Ta. Udah pening nih jidat!"

Can't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang