Tita menatap kertas bekas origami itu dengan pandangan horor.
Tangannya bergetar hebat dengan mulut yang hampir menganga lebar.
"Gila. Ini siapa sih yang nulis ginian?" Tita tertawa datar dengan raut syok yang tercampur menjadi satu di wajahnya.
"Nulis apaan sih Ta?" Reina baru saja menutup pintu lokernya, mendekati Tita yang berdiri di depan loker hijau miliknya.
"Lihat Na, ada yang ngirimin ke loger gue kayak gini!" Rasanya Tita ingin menangis. Gak tau kenapa dia hanya ingin menangis.
"Gilak. Hari gini masih ada yang suka iseng ya? Siapa sih? Kurang kerjaan banget itu anak!"
"Lihat deh. Ini origami yang ke 19. Ada nomornya Na!"
"Gue taroh tempat sampah aja Na! Gue takut!"
"Eh jangan!" Cegah Reina cepat sebelum Tita membuang kertas berwarna pink itu ke tempat sampah.
"Lebih baik lo simpen Ta. Siapa tahu lo bisa nyari tahu dia itu sebenarnya siapa!"
"Surat itu dari jamur rempeyek Na. Siapa sih? Lo kenal gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Say [END]
Kısa Hikaye[BOOK TWO] BOYFRIEND GOALS SERIES: Can't Say "Andai hidup itu semudah bacotannya Rio, sudah pasti sekarang gue bisa tertawa bahagia bareng lo Ta!" "Karena diam itu bukan berarti tidak berjuang." Copy Right 2017 Hujansoreini ❌DILARANG KERAS MENCOPY C...