➖0021Z

984 54 0
                                    

"Heh lo ngapain disini?"

"Belajar!"

"Iya gue tahu, maksutnya lo ngapain? Lo ngikutin gue?"

Laki- laki yang sekarang tengah mengerjakan beberapa soal matematika itu menoleh pada Tita dengan raut datar. Wajahnya nampak lelah dengan kantung mata yang menghitam diantara dua matanya.

"Kalau lo cuma mau bacotan, pergi sana! Gue gak butuh bacotan lo!" Katanya sengak kembali mengerjakan soal yang ada di hadapannya.

Tita terlihat kesal, perempuan itu menghentakkan kakinya lalu segera pergi dari hadapan Dafa.

Yap. Laki- laki itu adalah Dafa. Dengan kemeja flanel yang melekat di tubuhnya, ia sudah menjadi sorotan tersendiri bagi kaum hawa yang berada di tempat les itu. Belum lagi Dafi yang tiba- tiba datang bersama Rio yang semakin membuat suasana di ruang kelas itu kian panas.

"Loh Dafi? Lo les di sini juga?"

Dafi yang baru saja datang bersama Rio pun tersenyum lebar mendapati Tita yang sekarang sedang berjalan mendekatinya.

"Lo disini juga?"

Tita mengangguk gembira sampai- sampai ia memegangi tangan kanan Dafi.

"Gue seneng banget tau lo les disini juga!"

"Ehem!" Rio berdehem. Sengaja memang.

"Apa lo?" Ujar Tita dengan raut sebal.

"Nenek lampir ngapain lo disini?"

"Dih suka- suka gue dong gue mau ngapain!"

Rio hanya melengos, meninggalkan Tita dan Dafi dengan raut sebal. Laki- laki itu mendatangi Dafa yang sedari tadi duduk di bangku paling pojok.

"Dari tadi?"

Dafa mengangguk.

"Panas gak?"

Dafa kembali mengangguk.

"Sama gue juga panas!"

Can't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang