"RIO!"
Tita terus meneriaki nama Rio, mengacuhkan beberapa cibiran dari penghuni kelas Rio yang saat ini sedang berada di depan kelas.
"APASIH LO CABE? BERISIK! PERAGI SONO LO!"
Bukannya pergi, Tita malah nekat memasuki kelas Rio yang kebetulan saat itu sedang ada rapat anggota pengurus kelas. Karena Rio bertanggung jawab sebagai seksi rukun kelas, ia pun turut hadir dalam rapat tersebut.
"RIOOOOOOOOOO!" Teriak Tita kencang sambil mengebrak pintu kelas yang tertutup.
Pintu terbuka menampilkan beberapa orang salah satunya adalah Rio. Laki- laki itu menoleh heran pada Tita, lalu bangkit dari kursi menuju dimana Tita tengah berdiri di dekat pintu masuk.
"Ngapain sih teriak- teriak?"
Bukannya menjawab, yang di lakukan Tita adalah memeluk erat tubuh Rio. Tita terisak dengan bahunya yang bergetar.
"Ta lo kenapa deh? Kenapa lo tiba- tiba nangis gini sih? Lo diapain sama Dafi?"
"Kasih tahu gue, lo pasti tahu kan soal origami itu?" Ujar Tita sambil sesegukan. Gak tau kenapa rasanya hatinya sakit banget.
"Dia dimana?" Tanya Tita lagi seolah tahu tentang seseorang yang mengiriminya surat origami.
"Terlambat Ta!"
"Maksut lo?"
"Semuanya udah terlambat. Dia udah pergi."
Jantung Tita berpacu cepat, tangannya tiba- tiba bergetar hebat. "Kemana? Dia kemana Yo?"
"Dia pergi jauh. Dia gak bakal balik lagi. Dunia kita sama dia udah beda."
Tita menggeleng pelan, masih tidak percaya akan apa yang diucapkan Rio padanya.
"Dia cuma nitip ini sama gue, nih buat lo Ta!" Ujar Rio sambil memberikan satu toples kaca yang penuh dengan origami.
"Baca sampai habis, lo bakal tahu semuanya lewat origami itu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Say [END]
Cerita Pendek[BOOK TWO] BOYFRIEND GOALS SERIES: Can't Say "Andai hidup itu semudah bacotannya Rio, sudah pasti sekarang gue bisa tertawa bahagia bareng lo Ta!" "Karena diam itu bukan berarti tidak berjuang." Copy Right 2017 Hujansoreini ❌DILARANG KERAS MENCOPY C...