➖0040Z

783 49 0
                                        

"Tita?"

"Eh, hai Fi?"

"Mau kemana lo? Tumben banget sendirian gak sama Reina!"

"Hah? Iya nih gue mau ke suatu tempat!" Kata Tita sambil sesekali mempercepat langkahnya.

"Mau kemana emamg?" Dafi juga ikut mempercepat langkahnya mengikuti langkah Tita.

"Ke tempat laoundry."

"Oh gitu! Baju siapa emang yang mau di loundry?" Dafi mengatakan itu sambil memainkan origami yang berada di telapak tangannya.

Melihat origami yang berada di tangan Dafi sontak Tita menghentikan jalannya, meraih origami itu dengan pandangan horor.

"Kenapa?" Tanya Dafi keheranan.

"Lo suka buat kayak gini?"

Dafi menangguk.

"Lo suka buat surat origami?"

"Surat?"

"Iya. Di dalemnya sini ada tulisan- tulisannya gitu gak?" Tanya Tita sambil menunjuk origami yang ia bawa.

Dafi malah tertawa.

"Dafi ih! Beneran nih gue nanyanya!"

"Coba buka aja!" Perintah Dafi.

Dengan hati yang bergetar Tita mulai membuka kertas origami itu.

Setelah terbuka, Tita sedikit terkejut karena di dalamnya ada beberapa kata yang langsung membuat hati Tita terbang melayang.

Tita Hanifa, bolehkan malam ini aku mengajak mu berkencan?

Tertanda: Dafi Denial Fahrizal

"Jadi selama ini lo... "

Dafi tersenyum lebar dengan pipi yang memerah di kedua pipinya, "Iya, gue suka sama lo Ta!"

Tita menggeleng, membekap mulutnya. Pernyataan Dafi tadi amat membuat hatinya syok.

Jadi selama ini Dafi lah yang mengirimi ia surat origami?

"Kenapa lo gak jujur aja sih Daf!"

"Jangan panggil gue Daf dong. Itu panggilan Dafa!"

Tita tersenyum geli, mencubit pipi Dafi, "Iya- iya sorry deh!"

"Jadi malam ini mau gak kencan sama gue?"

Tita langsung mengangguk mantab dengan senyum lebar. Bahkan ia lupa kalau ia harus menemui Dafa untuk meminta maaf soal sragam yang ia kotori.

Can't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang