➖0073Z

694 44 0
                                    

"Nyari apaan lo?"

"Tulisan!"

"Tulisan apaan sih? Gak bakal ada yang berani coret- coret properti sekolahan Ta, lo mah aneh!"

"Dafa bilang dia nulis sesuatu di tiang ring. Gue kepo. Pengen lihat!"

"Yaelah lo cari itu?"

"Iya. Lo tahu gak Yo?"

"Gak bakal nyampe kalau lo mau lihat."

"Kok bisa?"

"Tulisannya itu di dekat papan ring, tinggi, lo gak bakalan sampai."

Sontak Tita menjadi cemberut. Perempuan itu mengenadahkan kepalanya menatap papan ring yang berada jauh di atasnya.

"Terus gimana dong?"

"Ya gak usah lihat!"

"Ish lo mah gitu Yo."

"Ya udah gue ambilin tangga. Lo yang naik."

"Tapi jangan ngintip lo babi."

"Yaelah mau ngintip gimana? Lo pake celana gitu?"

Tita cengengesan gak jelas.

"Goblok banget lo Ta."

Setelah itu Rio mencarikan Tita tangga. Tangga sudah dipasangkan di dekat papan ring dan Tita pun bersiap untuk memanjat tangga itu dengan Rio yang berada di bawah untuk berjaga- jaga.

"Hallo bro, apa kabar?" Rio menunggui Tita sambil vidio call dengan seseorang.

"Tai. Gak usah basa- basi. Ngapain vidio call gue?"

"Lo masih sengak aja Daf. Di Dubai gak asik ya?"

"Gue matiin kalau gak penting."

Rio tertawa lalu berujar, "Nih lihat." Rio menunjukkan tangga yang ia penggangi.

"Lo kira gue goblok? Dari dulu itu namanya tangga, gak ada yang spesial."

"Ya elah tunggu bentar!" Rio meletakkan ponselnya ke arah dimana Tita sedang duduk di tangga paling atas dengan tangannya yang berpegangan pada ring basket.

"BANGSAT. NGAPAIN LO NYURUH TITA MANJAT- MANJAT? DIA BISA JATUH TAI. BURUAN SURUH TURUN!"

"Yo, tulisannya yang mana sih? Deket ring apa gimana?"

Rio kembali menggeser ponselnya, kali ini wajah Rio kembali tampil di layar ponselnya.

"Deket ring, sebelah kanan pojok Ta. Ada gak?" Sahut Rio.

"Yo gue gak bakalan ampuni lo kalau lo gak nyuruh dia turun. Lo gila apa gimana sih? Bahaya banget itu."

"Yee majenun. Biarin aja sih. Orang dia yang minta!"

"Kalau lo mau nyuruh dia suruh sendiri sono. Gue kasih bonusan kuota deh buat lo sama Tita!"

"Brengsek ya lo tai!"

"Gue udah lihat Yo. Udah foto juga." Tita sudah turun dari tangga. Wajahnya berseri- seri sambil mengamati beberapa foto yang baru saja ia ambil.

"Ta ada yang mau ngomong sama lo!" Rio berujar santai, memberikan ponselnya kepada Tita.

"GAK LUCU TAI. GUE BAKAL BUNU... "

"Hai Dafa?" Tita tersenyum cerah dengan pipi yang memerah.

Di sebrang sana Dafa pun juga sama. Laki- laki itu kemudian memakai masker hingga menutupi seluruh wajahnya, menyisakan mata tajamnya yang sekarang memandang Tita dengan sorot rindu.

"Btw gue udah baca surat origami lo yang ke 39. Makasih ya. Gue suka banget!"

Dan setelah mengatakan itu layar ponsel Rio menghitam. Batrainya habis.

Can't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang