"Yo, sini lo. Jawab pertanyaan gue dengan benar dan jujur."
"Pertanyaan lo satu bobot dengan soal matematikanya pak Hajroh ya? Harus dengan benar dan jujur?"
Tita tidak mengubris pernyataan Rio, perempuan itu menyeret Rio keluar dari kelas menuju taman belakang.
"Sebenarnya Dafa dimana? Lo pasti tahu kan dia dimana?"
"Dia itu udah di dunia lain. Kan kemarin gue udah bilang." Sontak saja Tita mengeplak mulut comber Rio.
"Dunia lain mana maksud lo? Gue habis stalk dia di ig, kemarin dia baru posting foto gue. Maksutnya apaa sih? Gue gak ngerti lagi sama permainan yang udah kalian buat."
Kali ini Rio tertawa.
"Oh jadi lo udah tahu?"
"Jawab sekarang!"
"Santai dong Ta. Dafa gak keburu di ambil orang kok."
"Tai. Cepetan ngomong!"
"Dafa gak suka cewek yang omonganya kasar lho."
"Kecuali gue. Puas lo?"
"Oke- oke. Dia gak kemana- mana. Palingan bentar lagi dia pulang."
"Boleh gak gue minta id line nya dia?"
Dan setelah itu Rio semakin tertawa kencang membuat kedua pipi Tita memerah menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Say [END]
Storie brevi[BOOK TWO] BOYFRIEND GOALS SERIES: Can't Say "Andai hidup itu semudah bacotannya Rio, sudah pasti sekarang gue bisa tertawa bahagia bareng lo Ta!" "Karena diam itu bukan berarti tidak berjuang." Copy Right 2017 Hujansoreini ❌DILARANG KERAS MENCOPY C...