7 : Dang!

3.2K 252 3
                                    

Hyeri PoV

Hari ini aku pulang bersama Baekhyun, kemarin Ae Ra dan Min Ah meminta izin pada kakak-kakakku agar aku bisa pulang sendiri. Alasannya mereka ingin mengajakku shopping sebentar. Hoseok, Taehyung, Namjoon dan Jung Kook langsung memperbolehkanku tanpa bertanya macam-macam.

Yang paling susah adalah ketiga kakakku yang paling overprotective, Jin menanyakan tujuan kami kemana dan kami akan naik apa serta pulang jam berapa. Sedangkan Jimin dengan gaya tebar pesonanya menawarkan diri mengantar kami bertiga, yang tentu saja ditolak oleh Ae Ra dan Min Ah. Yoongi hanya melihatku dengan pandangan tajam, tapi aku tahu dia tidak suka kalau aku pulang tidak ada yang menjemput.

Setelah bergelut dan memakai banyak alasan, ketiga kakakku memperbolehkan asal aku sebelum jam 6 sudah sampai di rumah. Atau kalau tidak salah satu dari mereka akan menjemput kami, ups, tentu saja hanya aku sendiri dan Baekhyun tanpa Min Ah dan Ae Ra.

Ini pertama kali nya aku berbohong pada kakak-kakakku. Rasa bersalah menghantuiku. Tapi aku berusaha mengenyahkannya, toh tidak ada salahnya kan pulang bareng teman sekelas sekali-kali, pikirku.

Baekhyun sudah menungguku di depan pintu kelas, membuat Ae Ra dan Min Ah menyenggol-nyenggol bahuku menggoda. Aku memajukan mulutku ke arah mereka, sebal.

Aku pun menghampiri Baekhyun dan berjalan disampingnya. Aku memandang ke bawah, tidak tahu harus bicara apa. Gara-gara Ae Ra dan Min Ah bilang bahwa ia menyukaiku jadi membuatku mengkhayalkan yang macam-macam.

"Hyeri~ah, kau mau mampir dulu ke cafe dekat sini tidak? Di sana ada waffle yang enak sekali", ajak Baekhyun, aku yang mendengar makanan kesukaanku disebut otomatis mengiyakan ajakannya.

Lagipula aku lapar, biasanya kalau pulang bersama salah satu kakakku jika tidak ada acara di rumah kami pasti menyempatkan jajan dulu di luar. Biasanya yang seperti itu Jimin, Taehyung dan Jung Kook sih. Aku jadi tersenyum membayangkan wajah mereka jika tahu aku akan makan waffle tanpa mengajak mereka.

Baekhyun menatapku, "kau tersenyum membayangkan apa?", tanya nya.

"Eoh? Ah, ani", aku memamerkan cengiranku. Bodoh, lagi jalan sama Baekhyun malah membayangkan ketiga kakakku, aku pun menggelengkan kepalaku.

Begitu sampai di cafe yang dibicarakan Baekhyun aku langsung terpana melihat dekorasinya, dekorasinya manis. Cocok untuk mengajak kencan seseorang, pikirku. Tunggu, apa ini kencan? Aku pun menatap Baekhyun dan ia tersenyum padaku mempersilahkan aku berjalan di depannya.

Wajahku memerah, apa ini kencan? Aku jadi bertanya-tanya. Ah, sudahlah buat apa aku pikirkan. Yang penting aku bisa makan waffle, aku mencoba mengatur detak jantungku yang mulai berdebar.

 Yang penting aku bisa makan waffle, aku mencoba mengatur detak jantungku yang mulai berdebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waffle pesananku sudah datang dan aku benar-benar lupa aku sedang bersama dengan Baekhyun.

"Oppa, kau mau mencoba waffleku tidak?", aku refleks mengangkat tanganku, akan menyuapi Baekhyun. Sampai aku sadar bahwa yang dihadapanku adalah Baekhyun bukan kakakku.

"Oppa?", Baekhyun memiringkan kepalanya, bingung.

"Ah, mian. Aku lupa. Aku kira aku sedang bersama dengan kakakku", aku langsung memasukkan suapan tadi ke dalam mulutku.

Bodoh Hyeri! Kenapa sih kau selalu memikirkan kakakmu itu! Aku terus mengomeli diriku sendiri. Sepertinya karena aku terbiasa bersama ketujuh kakakku jadinya aku tidak bisa membedakan jika bersama laki laki lain.

Aku dapat melihat raut wajah Baekhyun sedikit sedih. Rasanya aku ingin mengubur diriku sendiri hidup-hidup.

Saat aku sedang merutuki kebodohanku sendiri tiba-tiba ada sosok laki laki yang berdiri di samping meja kami. Aku pun menoleh dan melihat Jimin sedang bersama dengan gadis cantik yang sepertinya umurnya lebih tua darinya.

"Jimin oppa, sedang apa kau di sini?", aku bertanya. Tapi pandangan Jimin seperti menelanjangi ku dan Baekhyun seakan-akan kami berbuat kejahatan besar.

"Kau yang sedang apa di sini?", tanya nya, matanya menatapku dan Baekhyun tajam, membuatku salah tingkah.

"Kau bilang kau pergi bersama Ae Ra dan Min Ah. Tapi kau malah kencan dengan pemuda ini", suara Jimin makin tajam. Jimin jarang marah apalagi padaku, jadi jika Jimin sudah marah tanda nya aku sudah kelewatan.

"Oppa. Kita bicarakan di tempat lain saja ya", pintaku, menarik tangannya dan mengajaknya keluar. Sebelum aku pergi aku menunduk ke arah Baekhyun, tidak enak padanya karena melihat kejadian ini.

Jimin pun mengikutiku, ia meninggalkan gadis yang di bawanya juga.

Di depan cafe ia langsung menghentikan tarikan tanganku dan berdiri di hadapanku.

"Sekarang jelaskan", ucapnya dingin, aku tidak pernah melihat Jimin seperti ini dan jujur ini membuatku takut.

"Mianhe oppa. Aku tidak bermaksud membohongi kalian. Jadi teman sekelasku, laki laki tadi, mengajakku pulang bareng dan mampir makan dulu. Tapi sungguh hanya itu saja oppa", aku menjelaskan tanpa berani menatap mata Jimin, aku merasakan pandangannya yang menusuk.

Biasanya Yoongi yang bisa membuatku mati kutu seperti ini, Jimin selalu memperlakukanku dengan lembut dan penuh sayang. Aku sungguh menyesal membuat kakakku yang lembut ini bersikap seperti sekarang.

Jimin tetap diam, aku tahu ia sedang menilai apakah aku berbohong atau tidak padanya, "dia pacarmu?", tanya nya setelah beberapa saat.

Aku menggelengkan kepalaku, kalau Baekhyun pacarku, aku tidak akan setakut ini. Aku akan memperkenalkan nya dengan bangga pada Jimin.

Aku dapat merasakan Jimin mulai melunak, ia memegang daguku dan menengadahkannya ke atas agar menatap matanya.

Mataku sudah berkaca-kaca, aku tidak suka mengecewakan kakakku.

"Sudah jangan menangis Chagiya. Aku hanya tidak suka kau berbohong. Untung saja aku yang melihatmu. Bagaimana kalau Yoongi hyung? Atau Namjoon hyung? Apalagi Jin hyung. Kau pasti akan habis dimarahi", Jimin mengelus air mataku yang tanpa aku sadari sudah mengalir di pipi.

"Mianhe oppa. Aku berjanji tidak akan berbohong lagi. Jangan beritahu oppa yang lain ya", ucapku memeluk Jimin. Jimin mengusap kepalaku.

"Lain kali jika kau mau kencan dengan seorang pemuda katakan pada kami, biar kami yang menilai apakah ia pantas mendapatkan adik kami yang manis ini. Arraseo?", godanya sambil mengusap-usap kepalaku dengan gemas.

Aku pun terkekeh, "tentu saja. Aku akan memperkenalkan nya padamu dan yang lain. Dia harus bisa diterima oleh kakakku baru aku mau dengannya", ucapku dengan nada bangga.

Jimin tertawa dengan tawa yang mencapai matanya. Ah, betapa aku menyayangi kakakku ini. Aku tidak sudi harus bertengkar dengannya hanya karena laki laki yang aku sukai saja tidak.

*****

Baper ga? Baper ga? Hahahahha kayaknya aku doang yang baper nih nulisnya..hahahaha duh Jimin ah..mau dong diposesifin hahahaha

We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang