Hoseok menari dengan bersemangat, beberapa hari ini ia tidak pulang ke rumah karena sibuk mempersiapkan penampilannya. Ia akan melakukan tour keliling kota dengan tim nya. Lagipula jika ia pulang, Jin akan berteriak padanya mengenai nilai-nilainya yang makin jelek karena kehadirannya tidak mencukupi. Hoseok ingin berhenti kuliah, tapi Jin tidak mengizinkannya, menurut kakak sulungnya itu, ia tetap membutuhkan ijasah karena menari tidak bisa ia jadikan mata pencarian utamanya.
Sosok Hyeri tertangkap di kaca, Hoseok pun berhenti dan mematikan lagu yang sedang diputarnya. Ia menghampiri Hyeri, adiknya itu bersama dengan Jungkook.
Hyeri berlari memeluk Hoseok dan Hoseok pun balas memeluk Hyeri. Jungkook hanya mengangguk dan Hoseok pun tersenyum. Ia menyuruh Hyeri dan Jungkook duduk di lantai.
"Tumben kau kemari, ada apa?", tanya Hoseok mengusap rambut Hyeri.
"Aku rindu padamu oppa. Memang kau tidak rindu padaku?", rajuk Hyeri. Hoseok tertawa. Adiknya ini memang selalu manja pada siapa pun.
"Tentu saja aku rindu. Pertanyaanmu itu tidak perlu di jawab", canda Hoseok.
Hyeri pun menceritakan kejadian yang terjadi di rumah selama Hoseok tidak ada, termasuk Sana yang sudah berada lagi di Seoul dan suasana hati Jin yang belakangan menjadi ceria.
Hening sejenak, Hyeri menimbang sejenak apakah sebaiknya ia menceritakan ke Hoseok tentang keinginannya menjadi penari tradisional. Tapi di situ ada Jungkook juga, walaupun Hyeri tahu Jungkook termasuk salah satu kakak yang akan mendukung apa pun keinginannya seperti Taehyung. Hoseok pun begitu, karena sifatnya yang bebas, ia tidak pernah mengatur siapa pun menjadi apa pun. Asal mereka bahagia itu sudah membuat Hoseok senang.
"Ng, Hoseok oppa --", Hyeri menggantungkan kalimatnya. Hoseok dan Jungkook menatapnya penasaran. Karena mereka mendengar nada ragu dari suara adik perempuan mereka.
"Kalau aku ingin menjadi penari tradisional bagaimana menurut kalian? Apakah Jin oppa akan marah dan menentang cita-cita ku?", tanya Hyeri.
Hoseok menatap Jungkook yang balas menatapnya, mereka berdua berfikiran sama. Tentang Jin, kakak sulung mereka, walaupun ia selalu bersikap tegas dan terkadang galak. Tapi jika mengenai Hyeri, Jin akan mendukung apa pun cita-cita Hyeri. Karena pesan dari mendiang Ibu mereka adalah membahagiakan Hyeri.
"Tentu saja Jin oppa akan mendukungmu. Ia marah hanya padaku. Karena nilaiku jelek", tawa Hoseok mengacak-acak rambut Hyeri. Jungkook pun mengangguk. Hyeri lega telah menceritakan apa yang menganggunya pada Hoseok. Taehyung pun berkata yang sama seperti Jungkook dan Hoseok.
-----
Jimin menunggu Hyeri pulang, sudah beberapa hari ini ia merasa Hyeri menjauhi nya. Entah apa yang telah diperbuatnya.
"Sedang apa kau disini?", Taehyung bertanya pada Jimin yang sedang duduk di ruang tamu. Ia baru saja selesai mandi dan bersih-bersih.
"Menunggu Hyeri, aku merasa ia beberapa hari ini menghindari ku", ucap Jimin. Taehyung pun menjatuhkan dirinya disamping Jimin.
"Kau suka pada Hyeri ya?", tanya Taehyung langsung tanpa basa basi.
"Ya! Kau masih berfikir seperti itu?", Jimin mengetuk kepala Taehyung.
"Habis kau patah hati kenapa? Kau patah hati karena tahu bahwa Jungkook suka pada Hyeri kan dan Hyeri juga suka pada Jungkook", ucap Taehyung, ia tahu Jimin juga tahu bahwa Jungkook menyukai Hyeri.
"Ya! Yang aku suka itu Sana, bukan Hyeri. Kau itu sok tahu dan salah lagi mengambil kesimpulan", Jimin menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa si alien satu ini mengambil kesimpulan yang asal seperti itu. Taehyung terkejut mendengar pengakuan Jimin, ia tidak menyangka bahwa Jimin menyukai mantan kekasih Jin, walaupun Sana adalah sahabat Jimin.
Setelah lepas dari keterkejutannya, Taehyung pun terkekeh dan tersenyum, "untunglah, aku pikir kau suka pada Hyeri. Kalau dengan Sana, aku yakin kau tahu yang terbaik untuk dirimu dan Jin. Jika kau butuh hiburan dan teman minum aku akan menemanimu", cengir Taehyung.
Jimin hanya menggelengkan kepalanya, kadang ia bingung dengan jalan pikiran saudaranya ini.
"Kalau begitu kenapa Hyeri menangis ya kemarin --", gumam Taehyung yang langsung diputus oleh Jimin.
"Hyeri menangis? Kapan?", Jimin langsung menyenggol lengan Taehyung.
"Waktu kita bicara itu ternyata Hyeri ada di balik pintu, aku tidak tahu ia mulai mendengar dari bagian yang mana, tapi kata Yoongi hyung ia menangis dan aku memang melihatnya menangis, seperti orang yang sedang patah hati", jelas Taehyung. Ia bingung, jika Hyeri menangis bukan karena tahu Jimin menyukainya terus apa lagi.
Jimin berfikir sejenak, mencoba menyusun serpihan-serpihan penjelasan yang diberikan Taehyung dan sikap Hyeri beberapa hari ini.
Jadi Hyeri bukan menyukai Jungkook, tapi Hyeri menangis seperti orang yang patah hati saat mendengar pembicaraan antara dirinya dan Taehyung. Apakah Hyeri sebenarnya menyukai Jin? Atau jangan-jangan? Tidak, tidak. Itu tidak mungkin. Mana mungkin adiknya itu menyukai dirinya, apalagi selama ini Hyeri pasrah saja saat tahu Jimin punya kekasih. Apa ada sebab lain yang membuat adiknya menangis, Jimin terus berfikir.
"Sudah lah nanti biar aku tanya saja pada Hyeri jika waktu nya sudah tepat, Hyeri kan lumayan terbuka padaku. Ia mungkin akan menceritakannya padaku. Tapi aku benar-benar bersyukur kau tidak menyukai Hyeri juga, karena untukku keluarga kita adalah nomor 1. Karena itu aku minta Jungkook menahan perasaannya. Aku tahu aku egois, tapi aku ingin keluarga Kim tetap harmonis", kata-kata Taehyung menusuk ke dalam hati Jimin. Tanpa Taehyung sadari ia meminta Jimin menahan perasaannya pada Sana, agar tidak menimbulkan konflik dengan Jin.
-----
Jungkook dan Hyeri sampai di rumah cukup malam, ruang tamu sudah sepi dan lampu nya pun dimatikan. Hyeri pun beranjak masuk ke kamar, ia cukup senang menghabiskan waktu bersama Jungkook dan Hoseok hari ini. Jungkook menghampiri Hyeri sebelum masuk ke kamar dan mencium ringan pipi adik sekaligus gadis yang disukainya. Ia tidak pernah bersikap aneh sedikit pun di depan Hyeri, agar gadis itu tidak menyadari bahwa dirinya menyukai Hyeri.
"Good night", ucap Jungkook. Hyeri pun membalas dengan kata-kata yang sama dan mengecup pipi Jungkook ringan.
Sosok Jungkook sudah menghilang dalam kegelapan, Hyeri berbalik dan akan membuka pintu kamarnya sampai ia menyadari sosok Jimin di balik tembok kamarnya, berdiri menunggu dirinya.
"Jimin oppa, kau mengagetkan ku. Sedang apa kau di sini?", tanya Hyeri memegang dadanya yang sempat terkejut.
"Aku mau bertanya padamu. Kenapa kau menghindari ku?", Jimin langsung bertanya dengan tatapan mata yang tajam ke Hyeri. Hyeri terdiam.
*****
H-12 sebelum BTS comeback! Siapa yang udah ga sabar?
Makasi banyak ya yang udah baca work aku dan vote serta komen. Aku seneng banget kalian suka karyaku. Keep love and read my works ya. Kalau ada kritik saran boleh disampaikan kok..
-H-
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]
FanfictionKim Seok Jin Anak sulung dari 7 bersaudara, bekerja sebagai Dokter sebuah RS swasta. Min Yoongi Anak kedua yang pendiam dan merupakan produser lagu. Kim Namjoon Anak ketiga dan bekerja sebagai jaksa umum. Sifatnya serius tapi terkadang manis. Jung H...