30 : confession

1.8K 147 15
                                    

Yoongi mengurung diri di dalam studio sudah hampir 3 minggu dan ia hanya keluar saat makan. Itu pun jika Hyeri tidak ada di sana. Ia selalu melewati sesi makan bersama mereka. Yoongi bertanya pada Taehyung atau Jimin apakah Hyeri ada di sana atau tidak.

Tidak ingin masalah ini terus berlarut-larut, akhirnya Hyeri memutuskan ia harus bicara dengan Yoongi. Dirinya tahu bahwa awal semua karena dirinya sendiri. Tapi melihat Yoongi yang berusaha menjaga perasaannya dengan tidak bertemu dengan Hyeri membuat Hyeri sedih. Apalagi kakaknya yang lain mulai bertanya-tanya ada apa dengan Yoongi. Hyeri tidak berani berkata apa pun, karena ini menyangkut banyak hal. Sudah cukup banyak yang tahu kalau Hyeri sudah tahu bahwa dirinya bukan anak kandung keluarga Kim. Ia tidak ingin menambah listnya.

Saat Yoongi keluar dari studio, Hyeri sudah berdiri di hadapannya. Padahal Taehyung bilang Hyeri sedang keluar bersama temannya.

Baru saja Yoongi berbalik, Hyeri memegang pergelangan tangannya.

"Oppa, aku mau bicara", tahan Hyeri. Ia kaget melihat wajah Yoongi yang tidak terawat. Bulu-bulu halus sudah memenuhi dagunya, sepertinya ia terlalu menenggelamkan diri pada pekerjaan sehingga lupa mencukur janggutnya.

"Katanya kau tidak mau bertemu denganku?", Yoongi berbalik dan memandang Hyeri dengan pandangan sedih. Betapa ia merindukan gadis ini.

"Maafkan aku oppa. Aku sudah berlebihan. Aku seharusnya tahu bahwa kau menyayangiku", ucap Hyeri menggenggam tangan Yoongi. Yoongi pun balas menggenggam tangan Hyeri.

"Ya, aku memang menyayangimu. Tapi bukan sebagai adik. Aku menyayangimu sebagai wanita. Apa kau mengerti?", aku Yoongi. Ia tidak tahan, ia harus mengatakan perasaannya. Wajah Hyeri terkejut, tidak menyangka akan mendengar balasan seperti itu dari Yoongi.

"A-a-aku, aku tidak tahu kau bicara apa oppa", ucap Hyeri terbata. Otaknya masih mencerna kata-kata yang diucapkan Yoongi padanya.

"Kau tidak usah bingung menjawabnya. Aku hanya ingin kau tahu. Aku tidak mau menyembunyikannya lagi", Yoongi tersenyum lembut. Dada Hyeri nyeri saat melihatnya. Entah kenapa ia tahu kakaknya ini tulus dengan ucapannya. Dan betapa Hyeri membenci dirinya sendiri karena harus menyakiti laki-laki sebaik Yoongi.

"Tapi oppa, kau tahu aku suka siapa", ucap Hyeri akhirnya. Yoongi mengangguk.

"Aku sudah bilang aku tidak perlu jawabanmu. Aku hanya ingin kau tahu perasaanku. Maafkan keegoisanku", Yoongi pun mendekat dan mencium kening Hyeri. Hal yang selama ini ia hindari, karena ia tahu ia tidak akan dapat menahan perasaannya jika ia melakukan skinship dengan gadis pujaannya ini.

———

Kenapa semua jadi begini? Jimin mengutuk dirinya sendiri. Ia melihat adegan di depan matanya dengan tidak sengaja.

Ternyata selama ini Yoongi menyukai Hyeri, bagaimana bisa ia tidak menyadarinya. Jungkook dan Yoongi. Siapa yang harus ia dukung. Apakah memang lebih baik begini? Dan bagaimana perasaan Hyeri saat mendengar Yoongi mengatakan perasaannya.

"Argh, molla (aku tidak tahu)", Jimin mengacak-acak rambutnya. Semua jadi begitu rumit di rumah keluarga Kim sekarang.

Tapi siapa yang Hyeri sukai? Tiba-tiba pertanyaan itu terlintas di pikiran Jimin. Apa yang selama ini terlewat dari penglihatannya.

———

Hyeri merenung di kamar. Yoongi menyukainya? Apakah ini mimpi? Ia tidak tahu harus bagaimana. Selama ini Yoongi memang selalu berlaku spesial padanya. Hyeri tidak menyangka ternyata Yoongi memendam perasaan yang lain untuk dirinya.

"Tapi aku suka Jimin?", harusnya ucapan itu adalah pernyataan tapi mengapa sekarang terdengar seperti pertanyaan.

"Masihkah? Apakah Jimin oppa masih menjadi satu-satunya di hatiku?" Hyeri balik bertanya ke dalam hatinya.

"Tidak. Sepertinya Jimin oppa sudah terganti. Tapi oleh siapa? Hyungsik? Aniya (bukan), Yoongi oppa? Ani...", Hyeri sendiri tidak tahu perasaannya saat ini untuk siapa.

"Argh, molla (aku tidak tahu), aku pusing", Hyeri menenggelamkan kepalanya ke bantal.

Ketukan pintu terdengar, Hyeri langsung merapikan rambutnya.

Pintu terbuka dan Jimin berdiri di hadapan Hyeri, wajah Jimin kaku. Tidak ada senyum yang biasa menghiasi wajah malaikatnya.

"Ada apa oppa?", tanya Hyeri berusaha ceria.

Jimin mendorong Hyeri masuk ke kamar dan mengunci pintu kamar Hyeri, Ia memegang pundak Hyeri dan menatap ke dalam bola mata gadis itu.

"Kau, apakah kau baik-baik saja? Bagaimana perasaanmu?", tanya Jimin akhirnya. Hyeri memiringkan kepalanya, bingung.

"Apa maksudmu Jimin oppa? Aku baik-baik saja. Ada apa?"

"Jangan bohong. Tidak mungkin kau baik-baik saja setelah mendengar pernyataan dari Yoongi hyung tadi".

"Ba-bagaimana kau tahu?"

"Aku tidak sengaja mendengarnya. Jadi bagaimana perasaanmu? Kau baik-baik saja?"

Hyeri menghela napas, haruskah ia menjawab jujur.

"Aku tidak tahu, jujur saja kepalaku mau pecah rasanya", aku Hyeri. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

Baru saja Jimin ingin menjawab, ketukan pintu terdengar lagi.

***

Wohooo, makin kacau ajaa nih hehehe mudah"an masih suka dengan ceritanyaa..jujur aja aku pun masih galau sama endingnya..ada beberapa opsi..dan aku bingung harus pilih yang mana..ada masukkan kah?

-H-

We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang