Hyeri PoV
Aku masuk ke kamar Jin, mengetuk pintunya. Dan melihatnya duduk termenung di meja belajarnya. Aku menghampiri kakak sulung ku itu dan memeluk nya dari belakang.
Jin menengok ke arahku dan aku jongkok di sebelahnya. "Apa oppa marah padaku?", tanyaku padanya. Jin melihatku dengan mata sedih. Sepertinya ia masih menyayangi Sana, karena itu ia sangat terkejut melihat Sana ada di sini.
"Aniya dongsaeng, hanya saja aku tidak menyangka kau masih komunikasi dengan Sana~ssi. Sejak kapan dia di Seoul lagi?", Jin memegang tanganku yang berada di pahanya dan menunduk melihat ke arahku.
"Baru sampai hari ini. Tapi aku tidak tahu sampai kapan ia di sini", ujarku jujur.
"Apa Jin oppa masih menyayangi Sana eonni?", tanyaku selanjutnya. Jujur saja aku ingin mereka bisa bersama lagi. Dan aku ingin punya ponakan secepatnya.
Yoongi aku minta ia menikah malah dingin reaksinya. Ya, sekarang balik lagi aja ke Jin. Walaupun ia sibuk harusnya ia bisa meluangkan waktunya untuk pacaran.
"Ani. Aku sudah biasa saja padanya", aku dapat melihat kuping Jin memerah, itu tandanya ia sedang berbohong. Ia dan Hoseok punya kebiasaan kupingnya akan memerah jika berbohong.
"Hm, kau yakin oppa?", tanyaku lagi.
Jin mengangguk dan memintaku keluar kamar dan membiarkannya sendiri.
-----
Jimin menunggu di depan kamar Jin. Jimin dapat melihat raut wajah adiknya yang sedih. Ia menghampiri Hyeri.
"Bagaimana Jin hyung?", tanya Jimin.
"Entah lah, Jin oppa tidak mau bicara banyak padaku", ucap Hyeri lesu. Jimin merangkul adik perempuannya itu dan mengajaknya duduk di ruang keluarga.
"Apa aku salah oppa?", Hyeri bertanya pada Jimin mengenai perbuatannya yang masih komunikasi dengan Sana.
"Tidak, kau boleh tetap berteman dengan mantan-mantan kami. Tapi mungkin sebaiknya kau tidak mengundang mereka ke rumah", jawaban diplomatis Jimin membuat Hyeri makin kesal. Ia tidak pernah mengundang Sana kerumah. Tapi gadis itu sendiri yang datang tanpa diundang, lagipula mana ia tahu kalau Jin pulang lebih cepat.
Hyeri memasang wajah kesal dan cemberut. Ia tidak mau berargumen dengan Jimin tapi ia kesal kakaknya menuduhnya mengundang Sana.
"Hey", Jimin memegang dagu Hyeri dan membuat Hyeri memandangnya. Ia tahu adiknya pasti kesal padanya sehingga tidak mau menatap wajah Jimin.
"Aku tahu bukan kau yang mengundang Sana ke rumah. Tapi lebih baik kau tegaskan saja ke Sana bahwa Jin hyung masih belum mau jika bertemu dengannya", ucap Jimin.
Hyeri memandang Jimin dan memeluk kakak laki laki kesayangannya itu. Jimin selalu mengerti dirinya, selalu membelanya dan selalu menjadi kakak yang paling baik untuk dirinya. Jimin mengelus rambut Hyeri dan menyuruh tidur.
-----
"Hyeri chan~", sapa Sana begitu melihat Hyeri memasuki cafe dekat sekolahnya. Hyeri hari ini sudah izin dengan para oppa nya agar diperbolehkan pulang sore, ia pun jujur mau bertemu Sana. Jin tidak membalas pesannya di grup, tetapi yang lain mengizinkan, terutama Jimin dan Namjoon.
"Eonni", Hyeri merangkul dan mencium pipi kanan kiri Sana. Mereka pun duduk.
Sana bercerita tujuannya datang ke Seoul kali ini adalah untuk menyiapkan kepindahannya di Seoul. Ia akan kembali ke Seoul secepatnya, karena saat ini tempat ia bekerja membuka cabang di Korea dan ia ditempatkan di Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]
FanfictionKim Seok Jin Anak sulung dari 7 bersaudara, bekerja sebagai Dokter sebuah RS swasta. Min Yoongi Anak kedua yang pendiam dan merupakan produser lagu. Kim Namjoon Anak ketiga dan bekerja sebagai jaksa umum. Sifatnya serius tapi terkadang manis. Jung H...