"Kau menceritakan tentang perasaanku pada siapa?", tanya Hyeri dengan nada sedikit ketus pada Yoongi yang berada di hadapannya.
Raut wajah Yoongi terkejut, bagaimana adiknya tahu bahwa ia menceritakan tentang Hyeri pada orang lain.
"Jawab aku oppa!", tegas Hyeri. Yoongi menghela napas, tidak ada gunanya ia mengelak jika Hyeri sudah bersikap tegas seperti ini.
"Aku bercerita pada Suran. Kau tahu kan aku dan dia dekat semenjak gosip itu. Dan tanpa sadar aku jadi menceritakan tentang perasaanmu padanya, karena dia kan perempuan juga. Mungkin saja ia bisa memberikan masukan", jawab Yoongi jujur.
"Tidak usah repot-repot oppa, aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Dan asal kau tahu, Jimin oppa mendengar pembicaraanmu. Ia mengira aku menyukainya, walaupun memang benar. Tapi aku berhasil mengelak dan ia tidak curiga lagi", ucap Hyeri agak sedikit emosi.
"Aku sudah tidak suka pada Jimin oppa, aku sudah menemukan orang lain yang aku sukai", sambung Hyeri.
Perasaan Yoongi seperti tertusuk mendengar perkataan Hyeri. Yang ia takutkan benar saja terjadi.
"Siapa? Bocah kecil itu? Aku lebih ikhlas kau dengan Jimin dibandingkan dengan orang lain", Yoongi berkata ketus.
"Ya oppa! Kau sudah gila! Aku itu adik kalian. Katanya kau menganggapku adik, bagaimana mungkin kau mau menghancurkan keluarga kecil kita dengan menjodohkan aku dengan kakakku sendiri!"
"Tapi kau bukan anak kandung Ayah dan Ibu! Dan aku tidak pernah menganggapmu adik", Yoongi menyesali perkataannya. Ia melihat raut sedih wajah Hyeri.
"Oh, jadi selama ini kau menganggapku hanya orang asing. Baiklah, terima kasih atas kejujuranmu!", Hyeri keluar dan membanting pintu studio Yoongi.
Hati Yoongi mencelos, ia mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia sekasar itu pada gadis yang dia sukai hanya karena cemburu.
———
Hyeri menangis di kamarnya. Ia menutup wajahnya dengan bantal agar suara tangisannya tidak terdengar. Hyeri pun mengunci kamarnya, agar tidak ada yang bisa masuk ke dalam kamarnya.
Bagaimana ia bisa begitu bodoh, ia pikir Yoongi menganggapny adik. Menyayangi nya sebagai adik. Tapi ternyata selama ini kakaknya itu hanya menganggapnya orang lain. Betapa bodohnya aku, rutuk Hyeri dalam hati.
Suara ketukan pintu tidak lama terdengar, Hyeri pun berusaha menenangkan dirinya.
"Siapa?", tanyanya setelah berhasil mengatur nada bicaranya.
"Ini aku", Hyeri mengenali suara itu, Yoongi menghampirinya. Mungkin dia merasa bersalah, atau entahlah apa yang dirasakannya. Hyeri tidak peduli, ia terlanjur sakit hati mendengar ucapan Yoongi.
"Aku tidak mau bertemu denganmu", jawab Hyeri yang kemudian membenamkan wajahnya ke dalam bantal lagi. Ia sedih sekali. Betapa ia menyayangi Yoongi selama ini, Yoongi termasuk salah satu kakak favoritnya.
Di depan pintu kamar Hyeri, Yoongi menghela napas. Jungkook pun lewat, "kau kenapa hyung?", tanya nya heran melihat raut sedih di wajah kakaknya.
"Tidak apa-apa", Yoongi pun beranjak pergi dari kamar Hyeri dan mengurung diri di studionya. Lebih baik ia menenggelamkan diri pada pekerjaannya.
Jungkook heran melihat kelakuan Yoongi, ia pun mengetuk pintu Hyeri.
"Sudah ku bilang aku tidak mau melihatmu", jawab Hyeri dari dalam kamar dengan nada sehabis menangiskah? Jungkook bertanya dalam hati.
"Hyeri ya, ini aku Jungkook", ucap Jungkook lembut.
Tak lama ia mendengar suara pintu kunci terbuka. Di hadapannya Jungkook dapat melihat wajah Hyeri yang sembab. Ia pun menghapus airmata yang masih turun di wajah Hyeri.
"Mau cerita padaku?", tanya Jungkook lembut. Hyeri pun memeluk kakak di hadapannya ini. Tanpa bisa Hyeri tahan, tangisnya pun pecah lagi. Jungkook mengusap-usap punggung Hyeri untuk menenangkannya. Ia tidak bertanya sampai adiknya itu lega.
———
"Kau yakin Yoongi berkata begitu? Bukannya ia hanya kelepasan bicara saja, karena marah", ucap Jungkook setelah mendengar cerita Hyeri. Ia masih mengenggam tangan Hyeri yang duduk di sebelahnya.
"Yakin. Ia berkata begitu langsung di hadapanku", ucap Hyeri sedih.
"Tapi tadi kulihat wajah Yoongi hyung sangat sedih saat berada di depan pintu kamarmu"
"Entahlah, mungkin ia hanya kasian padaku, yang orang asing ini", ucap Hyeri.
"Tunggu, aku lupa menanyakan hal penting. Sejak kapan kau tahu bahwa kau bukan adik kandung kami?", tanya Jungkook.
Hyeri rasanya ingin menepuk kepalanya sendiri, ia lupa bahwa yang tahu kalau ia bukan adik kandung hanya Yoongi dan Taehyung.
"Sudah lama, tapi aku tetap menganggap kalian kakak kandungku", ucap Hyeri lagi. Ia menghilangkan bagian tentang dirinya dan Jimin serta mengenai Yoongi yang mengetahui hal itu.
Jungkook mengusap-usap rambut Hyeri, "baguslah kalau begitu. Karena kau adalah adik kami yang berharga", ucap Jungkook tersenyum, walaupun dalam hati ia ingin sekali seperti Yoongi yang bisa berkata dengan gamblang mengenai perasaannya.
Ya, dari cerita Hyeri ia tahu sekarang bahwa kakaknya yang terkenal dingin itu ternyata selama ini memendam rasa yang sama seperti dirinya kepada gadis mungil di hadapannya ini.
"Lebih baik kau bicara lagi dengan Yoongi hyung, aku yakin ia tidak menganggapmu orang asing. Ia sangat menyayangimu", Jungkook menyemangati Hyeri.
"Benarkah?"
"Aku yakin 100%, tidak, bahkan 100000%", Jungkook memamerkan senyum kelincinya. Hyeri pun memeluk Jungkook, mengucapkan terima kasih karena tetap mendengarkannya tanpa memberikan pendapat yang membuat dirinya semakin terpuruk.
***
Wih, udah lama aku ga update..hehehe hope you still like it..
-H-
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]
FanfictionKim Seok Jin Anak sulung dari 7 bersaudara, bekerja sebagai Dokter sebuah RS swasta. Min Yoongi Anak kedua yang pendiam dan merupakan produser lagu. Kim Namjoon Anak ketiga dan bekerja sebagai jaksa umum. Sifatnya serius tapi terkadang manis. Jung H...