"Kau kenapa Hyeri~ya?", tanya Ae Ra menarik kursi dan duduk di depan Hyeri, sudah beberapa hari ini ia melihat Hyeri duduk termenung hanya memandang ke arah luar jendela.
Hyeri menoleh pada Ae Ra sekilas. "Tidak apa-apa. Hanya sedang lesu saja", kilah Hyeri. Ia tidak pernah menceritakan perihal tentang dirinya yang menjadi anak angkat dikeluarga Kim. Karena ia tahu kalau ia cerita, teman-temannya akan semakin iri padanya.
Tangan Ae Ra melayang pada pundak Hyeri, meninjunya pelan. Ae Ra memang anggota ekskul martial arts di sekolah.
"Aw", erang Hyeri. "Kau kenapa sih? Sakit ta--"
"Kau yang kenapa? Jelas-jelas kau aneh beberapa hari ini!", ucap Ae Ra kesal. Sahabatnya ini susah sekali disuruh cerita kalau tidak dipaksa.
Memang sudah beberapa hari ini Hyeri merasa tidak semangat, semenjak ia tahu bahwa kakaknya, orang yang disukainya, menyukai orang lain. Bahkan orang itu adalah mantan kekasih kakak tertuanya.
Hyeri tidak habis pikir, kenapa Jimin menyembunyikan perasaannya selama ini, padahal kan Jin sudah putus dengan Sana, kenapa ia tidak maju dan usaha mendekati Sana. Tapi malah tetap bungkam. Kalau begitu kan Hyeri jadi berharap, berharap Jimin mempunyai perasaan yang sama dengannya. Apalagi perhatian dan panggilan-panggilan sayang Jimin padanya membuatnya terkadang merasa spesial.
Saat ini suasana di rumah agak sedikit aneh, Jin yang entah kenapa seperti nya bahagia terus, Jimin yang sedikit mendung tapi tetap bisa menutupi nya dari yang lain, bahkan dirinya sendiri pun jadi agak sedikit menghindari Jin dan Jimin. Yoongi dan Taehyung yang terus memperhatikan gerak gerik Hyeri, karena setelah ketahuan menangis, Hyeri tetap tidak mau menceritakan ia kenapa pada keduanya.
"Hyeri, kau kenapa?", tanya Yoongi sambil mengusap rambut Hyeri. Hyeri masih membenamkan kepalanya di pundak Yoongi. Taehyung ikut mengusap rambut Hyeri.
"Kau kenapa?", Taehyung menanyakan ulang pertanyaan Yoongi. Hyeri mengangkat kepalanya dan melihat kedua kakakknya yang menatap dengan raut wajah khawatir. Hyeri menghela napas, "aku tidak apa-apa". Ia pun pergi dari situ dan masuk ke kamarnya.
Taehyung dan Yoongi saling bertatapan, bingung harus bagaimana. Hyeri jarang sekali menangis. Dan jika ia sampai menangis di hadapan mereka, berarti ia benar-benar sedih dan tidak bisa menahannya.
Tring.
Hyeri membuka pesan yang baru saja sampai di handphonenya. Nama Jimin tertera di layar, Hyeri menghela napas, sejak kejadian itu ia tidak mau dijemput Jimin. Jungkook lah yang menjemputnya tiap hari kadang diselingi Jin jika ia praktek sore.
Jimin: Hyeri ya~, hari ini aku jemput ya!
Hyeri: Aku dijemput Jungkook oppa. Kau kencan saja dengan pacar-pacarmu yang lain. ;p
Jimin: Hm, biasanya kau selalu mengganggu acara kencanku dengan pacar-pacarku. Kenapa sekarang kau pengertian? Kau sudah tidak sayang padaku ya?
Rasanya Hyeri ingin teriak saja membaca balasan Jimin padanya. Ia ingin berkata bahwa ia sangat sayang pada Jimin, bahkan lebih dari kakak. Tapi itu tidak mungkin. Akhirnya Hyeri mengetik.
Hyeri: jangan hiperbola begitu, besok saja kau jemput. Hari ini aku mau menghabiskan waktu dengan Jungkook oppa. :p
Jimin: aku sedih. :( baiklah kalau begitu. Sampai ketemu di rumah :*
Hyeri: :*
Ae Ra menatap Hyeri yang daritadi menghela napas saat membalas pesan yang di dapatnya. "Dari siapa sih?", tanya Ae Ra akhirnya. Hyeri hanya mengangkat bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]
Fiksi PenggemarKim Seok Jin Anak sulung dari 7 bersaudara, bekerja sebagai Dokter sebuah RS swasta. Min Yoongi Anak kedua yang pendiam dan merupakan produser lagu. Kim Namjoon Anak ketiga dan bekerja sebagai jaksa umum. Sifatnya serius tapi terkadang manis. Jung H...