Sudah tiga bulan Hyeri tinggal sendiri. Dan ia sudah mantap dengan keputusannya. Hyeri pun memutuskan untuk kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah, kedatangan Hyeri disambut dengan sangat baik oleh kakak-kakaknya. Mereka semua telah merindukan Hyeri. Jin pun mampir ke rumah karena ingin bertemu Hyeri. Jungkook dan Taehyung langsung memeluk Hyeri dengan erat. Hyeri melihat Yoongi berdiri dibelakang, memandangnya lembut.
"Yoongi oppa, bisakah aku bicara denganmu berdua?", Hyeri menatap Yoongi lembut dan Yoongi hanya bisa menganggukan kepala. Mereka berjalan ke studio Yoongi. Keluarga Kim yang lain hanya melihat kepergian mereka berdua dengan santai. Jin, Taehyung dan Hoseok berpikir mungkin Hyeri ingin melepas rindu dengan kakaknya, Namjoon, Jungkook dan Jimin mengerti alasannya. Walaupun Namjoon lumayan terkejut ternyata Yoongi yang menyatakan perasaannya pada Hyeri.
Keheningan menyelimuti Hyeri dan Yoongi. Yoongi tidak berani menatap wajah Hyeri, saat ini hatinya berdebar. Takut dan penasaran mendengar jawaban Hyeri.
"Oppa", Hyeri mencoba membuka pembicaraan.
Yoongi melihat Hyeri, berusaha tenang dan memasang senyum manisnya.
"Oppa tahu kan kalau kau adalah salah satu kakak favorite ku?", Yoongi mengangguk. "Jujur saja aku sebenarnya merasa kehilangan kakakku saat oppa menyatakan perasaan oppa padaku. Tapi, di satu sisi aku juga senang, karena seorang Kim Yoongi bisa menyayangiku sebagai seorang perempuan". Hyeri terdiam.
"Maaf. Aku tidak bisa membalas perasaanmu. Aku ingin kita kembali sebagai adik kakak. Maaf kalau aku egois oppa".
Kejujuran Hyeri membuat Yoongi senang, memang perasaannya tidak bersambut. Tapi Yoongi juga tidak ingin memaksakan perasaannya. Ia ingin yang terbaik untuk Hyeri, setelah berjauhan dengan adiknya, Yoongi sudah memutuskan apapun keputusan adiknya. Ia akan berusaha menjadi kakak yang lebih baik ke depan untuk gadis yang ia sayangi.
Yoongi maju perlahan dan memegang kedua pundak Hyeri, Hyeri menatap Yoongi. Yoongi memeluk Hyeri, pelukan yang tidak memaksa, hanya kasih sayang yang terasa.
"Maaf."
Kata itu terucap lagi dari bibir mungil Hyeri. Yoongi mengusap kepala Hyeri yang berada dipelukannya.
"Terima kasih, karena telah menjawab dengan jujur."
-----
Hyeri keluar dari studio Yoongi dengan perasaan lega, walaupun ia tahu pasti hubungan mereka akan aneh untuk beberapa lama, tapi ia akan berusaha tetap meyayangi Yoongi seperti sebelumnya.
Jimin menghampiri Hyeri, Hyeri tersenyum. "Kau baik-baik saja?", tanya Jimin lembut.
Hyeri mengangguk lalu memeluk Jimin, "aku merindukanmu. Aku merindukan kalian semua!"
"Siapa suruh kau pergi jauh?"
Hyeri tertawa, "aku tidak pergi jauh oppa. Kau berlebihan".
"Tidak, kalau kau tidak di rumah itu namanya pergi jauh", kerling Jimin.
Hyeri tertawa dan Jimin lega mendengar tawa renyah Hyeri. Mereka berdua berjalan ke ruang keluarga, masih ada Jungkook dan Namjoon. Jin sudah kembali ke rumahnya, karena Sana membutuhkannya di kehamilannya yang sudah besar. Taehyung dan Hoseok, tidak tahu kemana.
"Tae dan Hoseok oppa kemana?", Hyeri bertanya dan duduk disamping Namjoon.
Jungkook menjawab bahwa mereka ada urusan di kampus masing-masing. Hyeri melingkarkan tangannya dilengan Namjoon yang berotot. Jungkook heran melihat kelakuan Hyeri dan bertanya sejak kapan mereka menjadi dekat. Hyeri dan Namjoon hanya tertawa.
Kehangatan di keluarga Kim kembali, mungkin tidak semua akan menjadi baik, tapi mereka semua sepakat tanpa berucap, bahwa kebahagian Hyeri adalah yang terpenting.
-----
Tubuh kurus Yoongi terhalang oleh pilar yang berada di halaman belakang rumah keluarga Kim. Ia bersandar pada pilar, memandang langit malam yang hari ini entah kenapa penuh bintang. Berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang sedikit mendung.
Langit pun tak berpihak padaku.
Yoongi menghela napas, tiba-tiba ia merasakan seseorang menepuk pundaknya. Ia melihat kebalik punggungnya, Jimin berdiri di sana.
Sekaleng bir disodorkan ke depan wajah Yoongi, Yoongi mengambil bir itu dan berjalan duduk ke arah ayunan kayu, diikuti oleh Jimin.
Lama mereka duduk dalam diam, hanya bunyi kaleng dibuka yang terdengar. Jimin tidak tahu harus mulai darimana. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menghibur Yoongi.
"Tenang saja, aku akan baik-baik saja", Yoongi berkata seolah-olah bisa membaca pikiran Jimin. Jimin melihat ke arah kakak kedua tertuanya, mata Yoongi tidak bisa bohong, ada kekecewaan di sana.
"Aku akan baik-baik saja", Yoongi menegaskan sekali lagi. Ia tidak berjanji akan baik-baik saja secepatnya. Tapi Yoongi akan pelan-pelan menikmati proses penyembuhan sakit hatinya.
"Kau tahu hyung? Aku tidak tahu harus apa? Aku tidak tahu apakah seharusnya aku senang atau sedih. Karena aku tidak ingin kekeluargaan kita hancur kalau Hyeri jadian dengan salah satu dari kita. Tapi di satu sisi, aku yakin kalau semua akan tetap sama dengan siapapun Hyeri bersama, walaupun itu salah satu dari kita". Hening, Yoongi tidak menjawab.
Di kejauhan, dari ruang keluarga Hyeri melihat kedua orang yang dia sayangi berbicara. Ia tadinya ingin menghampiri Jimin, tapi ternyata Yoongi berada di sana.
Sebenarnya, perasaan Hyeri saat ini sudah berubah. Ia menyayangi Yoongi sebagai laki-laki. Tapi ia memilih diam, ia hanya ingin semua kembali seperti semula. Ia tidak mau egois. Hyeri takut, jika dirinya berpacaran dengan Yoongi, maka suasana di rumah keluarga Kim akan aneh.
Hyeri menghela napas. Tanpa ia sadari Jungkook melihatnya dari balik pintu kamar.
Dan Jungkook menyadari tatapan Hyeri pada Yoongi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]
FanfictionKim Seok Jin Anak sulung dari 7 bersaudara, bekerja sebagai Dokter sebuah RS swasta. Min Yoongi Anak kedua yang pendiam dan merupakan produser lagu. Kim Namjoon Anak ketiga dan bekerja sebagai jaksa umum. Sifatnya serius tapi terkadang manis. Jung H...