Hyeri terbangun di tempat tidurnya. Rupanya semalam ia tertidur selagi menunggu Yoongi. Ia pun cepat-cepat keluar kamar. Siapa tahu Yoongi masih ada di rumah.
"Pagi adikku sayang", sapa Jungkook di dapur saat melihat Hyeri, Hyeri mengacuhkan Jungkook dan berlari ke kamar Yoongi, ia membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Tapi tempat tidur Yoongi sudah rapi.
Hyeri pun beralih ke studio Yoongi, tempat kakaknya itu menghabiskan waktu. Bel pintu terus dibunyikan Hyeri tetapi tidak ada yang membukakan pintunya. Hyeri mengerang putus asa. Masa kakaknya itu sudah menghilang sih.
Jimin melihat kelakuan Hyeri dan menghampirinya. "Ya! Kau pagi-pagi berisik sekali", tegurnya mengetuk pelan kepala Hyeri. Hyeri menengok dan melihat Jimin di belakang.
"Yoongi oppa sudah tidak ada di rumah? Sudah berangkat? Berangkat kemana sih? Biasanya ia selalu di rumah", tanya Hyeri bertubi-tubi.
"Kau ini kalau bertanya satu-satu. Jadi aku harus jawab yang mana dulu?", Jimin menggelengkan kepalanya. Ia heran pada sifat adiknya yang selalu kalang kabut jika salah satu dari mereka punya kekasih. Tapi entah kenapa dengan dirinya, Hyeri biasa saja.
"Ah sudahlah, lupakan saja", Hyeri meninggalkan Jimin dan kembali ke kamar nya untuk mengambil handphone. Ia mencari nama Yoongi dan menekan tombol call.
Yoongi mengangkat pada dering ketiga, belum saja Yoongi mengatakan halo, Hyeri sudah mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Jungkook dan Jimin berdiri di depan pintu kamar Hyeri dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik kecil mereka.
"Kali ini giliran Yoongi hyung yang kena rentetan pertanyaan si kecil", ucap Jungkook geli. Ia pernah merasakannya, yang lain pun pernah merasakannya kecuali Yoongi.
"Dan entah kenapa hanya padaku dia tidak seperti itu", ucap Jimin dengan nada sedikit cemburu.
Perkataan Jimin membuat Jungkook berfikir, benar juga apa yang dikatakannya. Selama ini setiap Jimin mempunya kekasih, Hyeri selalu bersikap biasa saja. Bahkan tidak menyebalkan.
"Mungkin karena kau terlalu sering punya pacar", tebak Jungkook.
"Tapi dari pacar pertama ia tidak pernah kalang kabut seperti itu, paling hanya bertanya biasa dan tidak bersikap menyebalkan seperti pada kalian", ucap Jimin lagi.
Jungkook mengangguk-angguk, membenarkan ucapan Jimin. Hal ini membuatnya berfikir lagi. Sikap Hyeri pada Jimin sama seperti kepada mereka, Hyeri pun suka malu-malu jika Jimin melakukan hal-hal yang sedikit romantis. Seperti dirinya yang suka mengecup pipi Hyeri. Hanya saja jika Jimin punya kekasih memang Hyeri tidak pernah bertanya dengan sikap menyebalkan seperti jika dirinya yang memiliki kekasih.
Jangan-jangan Hyeri menganggap Jimin bukan kakaknya. Tapi mana mungkin. Ah! Molla (tidak tahu). Jungkook menggelengkan kepalanya, menepis pertanyaan-pertanyaan yang hanya membuat dirinya semakin pusing.
———
Yoongi menghadapi pertanyaan-pertanyaan Hyeri dengan santai, ia berfikir toh adiknya perlu tahu yang sebenarnya mengenai hubungannya dengan Suran. Setelah mendengarkan penjelasan Yoongi di telpon pun Hyeri melunak. Ia memahami keinginan Yoongi untuk membantu Suran.
Setelah telpon ditutup, Hyeri merenung. Kenapa ia sepanik ini mendengar Yoongi punya pacar? Biasanya memang ia selalu panik dan heboh jika salah satu kakaknya mempunyai kekasih. Tapi rasanya beda, ada yang mengganggu tapi Hyeri tidak tahu apa.
Mungkin karena selama ini Yoongi selalu menjadikannya Ratu atau Putri di dalam keluarga Kim. Jadi ia tidak rela kalau Yoongi mempunyai pacar sehingga ia menjadikan pacarnya nanti Ratu/Putri. Posisi Hyeri di hati Yoongi tidak boleh terganti.
Ya! Kim Hyeri! Kenapa kau egois? Bukannya dulu kau minta Yoongi punya pacar? Sekarang malah kau mau memiliki Yoongi untuk dirimu sendiri? Hyeri merutuk dirinya dalam hati. Kenapa semenjak Jin menikah, ia jadi ingin memonopoli kakak laki-laki nya untuk dirinya sendiri.
Hyeri meyakinkan dirinya ini hanya perasaan sesaat, ia belum siap kehilangan salah satu kakaknya lagi dalam waktu dekat. Ia masih butuh perhatian mereka.
———
"Jadi kau mau menemaniku pergi?", tanya Hyungsik pada Hyeri, Hyungsik merupakan teman satu sekolahnya dan merupakan atlit sepak bola yang terkenal di sekolah.
"Aku sih mau saja. Tapi kau harus minta izin dulu dengan kakak laki-laki ku", ucap Hyeri. Ia tidak mau mengulang kesalahan yang sama lagi seperti dengan Baekhyun. Lagipula ia sudah berjanji pada Jimin. Hari ini yang menjemput ia ke sekolah adalah Jungkook. Jadi silahkan saja jika Hyungsik berani meminta izin pada kakaknya itu.
"Oke. Nanti pulang sekolah ku tunggu di gerbang ya", ucap nya sambil melangkah pergi.
Hyeri sedikit terkejut, laki-laki ini berani menghadapi kakaknya? Apalagi yang akan dihadapi Jungkook, yang merupakan kakak yang paling posesif dengannya, ups, salah semua posesif padanya. Tapi badan Jungkook yang layaknya atlit pun harusnya cukup membuat nyali laki-laki lain menciut.
Ara dan Min Ah menghampiri Hyeri, "wah, hebat juga dia. Berani meminta izin pada Jungkook oppa. Atau mungkin dia tidak tahu bahwa Jungkook oppa merupakan orang yang mengerikan", canda Ara menyenggol bahu Hyeri, menggodanya. Hyeri hanya tertawa.
———
Jungkook sudah menunggu Hyeri di gerbang sekolah dengan motor besarnya. Hyeri ragu, apakah ia sanggup melihat reaksi Jungkook saat ada laki-laki yang ingin meminta izin untuk kencan dengannya. Walaupun Jungkook tidak terlalu posesif tapi kakak bungsu nya itu termasuk over protective juga.
Sosok Hyungsik sudah berdiri di pintu gerbang tak jauh dari Jungkook. Hyeri melangkahkan kaki nya pelan-pelan. Jujur saja ia tersanjung juga ada laki-laki yang punya nyali menghadapi kakaknya.
Hyeri melambaikan tangannya, Hyungsik dan Jungkook pun melambaikan tangannya, membuat suasana sedikit awkward. Jungkook menatap Hyungsik yang juga menatapnya.
Hyungsik kemudian berjalan menghampiri Jungkook, Hyeri langsung mempercepat langkahnya.
"Kau kakak Hyeri ya?", tanya Hyungsik menggunakan bahasa sopan.
Jungkook menatap tajam laki laki di hadapannya ini.
"Oppa, kenalkan ini teman seangkatanku", ujar Hyeri dengan napas terengah-engah.
"Lalu mau apa dia menemuiku?", tanya Jungkook mengacuhkan Hyungsik dan hanya menatap Hyeri.
"Aku ingin mengajak Hyeri pergi hari Sabtu nanti. Apakah boleh?", Hyungsik langsung mengatakan keinginannya.
Wah, berani juga nih anak kecil, ucap Jungkook dalam hati.
"Kau mau mengajaknya kemana?", tanya Jungkook berusaha menjaga nada suaranya tajam, padahal ia ingin tertawa. Walaupun ia menyukai Hyeri dan tidak ingin Hyeri diambil laki laki lain. Tapi nyali anak kecil ini patut diacungkan jempol.
"Aku mau mengajaknya kencan ke Everland"
"Hm, kalau aku bilang tidak boleh bagaimana?"
"Aku akan berusaha supaya kau mengizinkan aku dan Hyeri pergi", ujar Hyungsik yakin.
Hyeri hanya bisa menatap kedua laki laki dihadapannya.
"Aku sih boleh saja, asal Sabtu nanti kau ke rumah dan meminta izin pada ke 6 kakak Hyeri yang lainnya. Kalau mereka mengizinkan aku pun tidak akan melarang", tantang Jungkook.
Hyungsik mengangguk dan mengiyakan bahwa ia akan meminta izin ke semua kakak Hyeri.
Setelah Hyungsik pergi, Jungkook tertawa dan menepuk pelan serta mengelus kepala Hyeri lembut.
"Laki laki tadi punya keberanian yang patut di puji", senyum Jungkook manis. Hyeri hanya bisa mengangguk-angguk mengiyakan. Ia tidak berani membayangkan Hyungsik ke rumah dan meminta izin pada ke 6 kakaknya.
***
Hahahahahaa duh aku ngakak sendiri bikin chapter ini. Thank you buat readerku yang selalu setia menunggu aku up. 💕💕💕
-H-
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Bulletproof [BTS FF | ✔]
FanfictionKim Seok Jin Anak sulung dari 7 bersaudara, bekerja sebagai Dokter sebuah RS swasta. Min Yoongi Anak kedua yang pendiam dan merupakan produser lagu. Kim Namjoon Anak ketiga dan bekerja sebagai jaksa umum. Sifatnya serius tapi terkadang manis. Jung H...