Cessa tersenyum lebar sekaligus lega melihat bonekanya ada pada Ben, semalam, Cessa menangis merutuki kebodohannya yang lupa pada boneka tersebut.
"Terima kasih, Ben, aku tidak tau kalau ini tidak apa padamu, aku bisa merasa bersalah pada yang memberikan,"
Ben membalas senyum Cessa, "Memang siapa yang memberikan?" Cessa berpikir sejenak, tapi ia bilang juga, "Edward."
Ben yang ber-oh-ria dan mengajak Cessa untuk segera masuk kantor.
"Pagi-pagi seperti ini aku disuguhkan pemandangan yang menjijikan!" Dengus Edward melepas kaca mata hitamnya dan melewati Cessa dengan menyenggol bahunya, "Ups, maaf tidak sengaja."
"Dia itu kenapa, sih? Suka tidak jelas begitu, tapi terkadang suka----" Buatku berdebar tak menentu.
"Suka apa?"
"Eh, dia suka buatku naik darah! Sudah ayo kita bekerja, semangat!"
Ben menggenggam tangan Cessa, sebenarnya Cessa kaget, tapi ia netralkan dan mengikuti derap langkah Ben.
***
"Kau bisa makan siang sendiri, kan? Aku akan makan di sana," Edward menunjuk meja yang di tempati Cessa, Tommy mengangguk dan segera pergi.
"Maaf, meja banyak yang penuh, hanya di sini yang diisi kau seorang," Cessa mendongak dan hanya diam, "Diam artinya boleh," Edward duduk dan memesan makanannya.
"Ke mana pacarmu itu?"
"Pacarku? Siapa?" Cessa mengerenyit, "Ben---jol."
"Edward, kau ada di sini?" Rachel langsung mencium bibir Edward, tapi dengan cepat Edward mendorong, "Kau tidak lihat ada Cessa?" Edward mengedipkan matanya meminta bantuan Cessa.
"Aku tidak percaya kalian memiliki suatu hubungan!" Cessa tertawa paksa, "Tidak ada yang memaksa, tapi memang kenyataannya kami sepasang kekasih," Cessa berdiri dan meninggalkan mereka berdua.
"Kau lihat sendiri, kan? Cessa cemburu, sudah lah, aku ingin mengejarnya!" Edward bangkit dan mengikuti langkah kaki Cessa.
"Kenapa kau membantuku setengah-setengah?" Cessa menoleh, "Kau cepat sekali bisa menyejajarkan langkah ku,"
"Itu tidak penting! Seharusnya tadi kau menciumku atau apa saja yang membuat Rachel percaya," Cessa menggeram.
Tiba-tiba saja Edward mencium bibir Cessa di tengah keramaian pejalan kaki, "Ini tugasmu, membersihkan aku dari debu!" Edward berjalan mendahului.
Cessa melongo dan langsung mengusap-usap bibirnya, "Kau kira aku apa, heh?"
Cessa menyolek bahu Edward yang langsung berbalik dan PLAK!!!
Pas dan mantap kena sasaran.
Edward hanya mengelus rahangnya yang sedikit panas lalu ia tersenyum, "Aku suka saat kau mulai manja seperti ini." Edward mencium pipi Cessa dan kembali melanjutkan jalannya.
"Wow, itu sangat romantis!" Gumam Anne yang berada di belakang Cessa. "Kau bilang yang begitu romantis, oh di mana otakmu Anne?" Cessa langsung saja mendekati Anne dan menyentuh keningnya, " Pantas saja, kau panas!" Anne tertawa.
"Kenapa kau dan Boss tidak berpacaran saja?"
"What the fuck! Lebih baik aku sendiri daripada hidup bersama si Boss berotak mesum tingkat tinggi dan idiotnya melebihi orang gila!" Cessa mengeluarkan semua tanpa peduli dia ada di mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss and I
RomanceFrecessa Laurentine, melamar kerja di sebuah perusahaan bonavit, Fer's Corp. Karena sebelumnya dia dipecat dan uang tabungan yang mulai menipis. Di hari saat Cessa interview, dengan tidak sengaja Cessa menabrak dan menumpahkan kopi hitam panas ke ke...