BAB 41: No Omes, No Life

95.8K 4.6K 161
                                    

Perhatian!!!
*aku lebih suka kata 'omes' biar kayak barat-barat gitu ahaha.
*kalau misalkan lelah dengan kata ini, bisa skip atau tinggalkan bab ini ahaha.

***

Cessa menyeka keringatnya, lelah juga bermain dengan Rena yang selalu aktif. Cessa sampai berpikir, 'apa Rena punya baterai dengan daya yang sangat kuat?'

Waktu sudah menunjukan angka tujuh malam. Cessa berderap ke dapur, membantu pelayan menyiapkan makan malam.

"Mau masak, ya? Tolong, dong, masakin aku ayam kecap. Yang kedelainya pilihan dan dirawat sejak kecil!" Pinta Rena membuat Cessa cengo'.

"Kamu bilang apa? Ulangi sekali lagi."

Rena mendesah, "Nih, minum dulu! Kurang fokus, nih!"

Cessa mengambil gelas yang Rena sodorkan, dan ditenggaknya hingga tandas.

"Terimakasih, Rena Fernandez yang cantik nan menyebalkan!" Cessa meletakan gelasnya di tempat pencucian piring.

"Ah, tidak usah dipuji, aku juga sudah tahu kalau aku cantik. Tapi, untuk menyebalkan, aku koreksi, ya! Aku ini menggemaskan, tahu!" Protes Rena.

"Iya-in saja biar cepat!" Sahut Cessa dan kembali menimbrung dengan pelayan yang sedari tadi cekikikan mendengar ocehan Rena yang sama sekali tidak ada mutunya.

Rena hanya memperhatikan Cessa yang lihai memotong-motong sayuran. Lalu, ia bernyanyi, "You just want attention, you don't want my heart, maybe you just hate the though of me someone new."

"Masih kecil! Nyanyi Despacito, dong!" Ucap Edward dan duduk di samping Rena, lalu ia mengambil apel.

"Uh, aku suka lihat pria makan apel tanpa dikupas!" Kagum Rena, Edward menaikan sebelah alisnya, "Terlihat jorok! Itu kan belum dicuci!" Kata Rena yang mengerti gestur Edward.

"Rena! Apa yang kamu perbuat lagi? Kenapa selalu cari-cari, ya!" Kesal Romy yang muncul tiba-tiba.

"Cari-cari bagaimana, sih, Pah?" Tanya Rena santai.

"Kamu kerjain Tante Fre sama Om Ed lagi, kan?" Tembak Romy.

"O---oh itu! Aku bisa jelasin, Pah!"

"Udah! Kamu ikut Papah. Papah tunggu kamu di ruang kerja, bawa kursi belajar kamu!" Perintah Romy dan langsung naik ke lantai dua.

"Om mainnya pengaduan, dasar!" Jengkel Rena yang masuk ke dalam kamar dan keluar dengan menggotong kursi belajarnya. Sudah tahu, hukuman apa yang akan ia jalani.

"Ed, kau sedang apa di dapur?" Tanya Carly, matanya melirik jam dinding, "Sudah jam tujuh lewat, kenapa makanan belum jadi juga?" Bentak Carly.

Cessa melepas apronnya dan berbalik menatap Carly, "Kalau kau mau cepat, pesan delivery saja, atau... kau saja yang memasak!"

Dengan angkuhnya, Carly bersedekap, "Masa aku? Aku kan lagi hamil. Apa kamu tidak lihat, nih?" Carly mengelus perutnya.

"Aku pernah baca artikel, orang hamil tidak boleh malas-malas!" Ujar Cessa.

Carly cemberut, "Ed, kenapa kamu tidak membela aku? Aku sedang dianiyaya saat ini!" Manja Carly, tangannya mengusap otot Edward.

"Merinding!" Edward langsung pergi sambil mengusap-usap ototnya yang baru saja disentuh Carly.

Cessa hanya tertawa dan kembali membantu pelayan menyiapkan makan malam.

***

Big Boss and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang