Cessa tertawa pahit, "Aku paling tidak suka mendengar kebenaran. Karena semua kebenaran hanya membuatku sakit hati," Cessa memilin jarinya, "Karena ini cinta yang tak dimaafkan, mempertaruhkan nyawa pun tak masalah." Lalu Cessa pergi dengan air mata yang mulai menetes.
"Aku terlalu takut. Takut kehilanganmu, itu adalah hal yang paling menakutkan di dunia ini." Gumam Edward.
-----------------------------------------
Edward keluar dari rumah sakit dan melihat Cessa yang justeru masuk ke dalam taksi.
"Dia mau ke mana?" Tanya Edward dan duduk di kursi samping Romy dan Rena yang sedang mengunyel-unyel wajah Naruto, duduk di kursi belakang.
"Dia siapa?" Tanya Romy dan melajukan mobilnya keluar dari area parkir.
"Mm, Dia... ah kenapa kau tidak paham, sih!" Sungut Edward.
"Dianya itu Tante Cessa, Pah!" Sahut Rena.
"Oh! Dia mau bertemu dengan Andin, katanya Andin tidak mau pulang dari rumah tahanan karena tidak tidak mau Dona dipenjara, mungkin Cessa mau membujuk Andin agar pulang," jelas Romy.
Edward hanya manggut paham. "Untuk apa adik sialan itu masih ditampung! Apalagi jika adiknya seperti orang di sampingku!"
Romy melirik Edward, "OH! Kau menyesal, ya? Sudah menampung aku? Kenapa baru bilang sekarang?"
"Eh? Siapa juga yang mau nampung adik seperti dirimu? Ih, kalau bukan karena ayah yang menyebalkan, kau sudah aku tenggelamkan ke dasar jurang!" Kata Edward dan membuang mukanya.
Rena hanya tersenyum geli melihat ayahnya dan omnya yang bertengkar seperti kucing dengan anjing.
"Huh, dasar kau kakak yang tidak pernah dewasa!" Ejek Romy dan menambah kecepatan mobilnya.
"Memangnya kau sudah dewasa? Kencing saja masih harus dibantu buka celananya!" Balas Edward.
Romy melotot, "Jangan sok tahu! Kau juga pernah ke kantor lupa pakai celana dalam!"
"Eta terangkanlah... eta terangkanlah... jiwa yang berlabuh... langkah penuh dosa." Ucap Rena yang dinadakan.
Sontak, membuat Romy dan Edward berbalik ke belakang dan menatap tajam Rena yang tangannya masih aktif mengunyel wajah Naruto.
"Pah! Ada monyet lagi breakdance!" Teriak Rena sambil menunjuk-nunjuk ke depan.
Romy langsung berbalik, dan fokus pada jalanan lagi. Sedang Edward masih menatap tajam Rena, "Om, kenapa? Ada yang salah?"
"Bagi dong video yang 'eta terangkanlah' itu," kata Edward dan menyerahkan ponselnya.
"Ya ampun! Bilang, dong jangan bikin aku ketakutan!" Kesal Rena dan merampas ponsel Edward.
Romy hanya bisa menghela napasnya, "Tolong siapapun, keluarkan aku dari dunia setan ini!"
***
Cessa masih menangis di dalam taksi, entah kenapa dia sekarang kesal dengan Edward. Kesal dengan sikap Edward yang aneh. Tapi, di lubuk hati Cessa yang terdalam, dia berharap ada celah untuk bisa hidup dengan Edward.
"Nyonya mau kemana kita?" Tanya sopir taksi.
Cessa mengusap wajahnya kasar, "Rumah tahanan wanita, Pak!"
Sopir itu hanya mengangguk dan membiarkan Cessa yang sekarang terdiam.
Pandangan Cessa terus saja melihat bangunan-bangunan tinggi. Tanpa terasa, dia sudah sampai. Cessa terburu-buru keluar setelah memberi dua lembar uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss and I
RomanceFrecessa Laurentine, melamar kerja di sebuah perusahaan bonavit, Fer's Corp. Karena sebelumnya dia dipecat dan uang tabungan yang mulai menipis. Di hari saat Cessa interview, dengan tidak sengaja Cessa menabrak dan menumpahkan kopi hitam panas ke ke...