Rena yang tengah asyik bermain dengan DongChao di dekat ruangan pengantin, seketika terdiam begitu melihat sepatu yang persis dalam cerita dongeng Cinderella, awalnya, Rena mengira itu adalah calon ibunya, Cessa. Akan tetapi dugaannya salah. Itu July yang mengenakan gaun putih, halus, indah dan elegan, wajahnya cantik.
"Ren, jangan ngeces!" July tertawa dan mencubit pipi Rena yang kini mulai tembam.
Rena langsung mengelap bibirnya, "Tante July?" Tanya Rena dengan mata yang terus menatap July tanpa berkedip.
Kepala July mengangguk, "Bukan. Ini ibu peri yang menghukum anak nakal!" July menggelitiki perut Rena dengan gencarnya. Rena tertawa-tawa mendapat serangan dari July, "Tante ke sini? Jadi tamu atau... pengantinnya?" Suara tanya Rena membuat July menghentikan aksinya.
July tersenyum pahit, "Aku tamu yang akan ikut mendoakan ayah dan ibumu, kenapa? Tidak suka, ya?"
"Tentu saja kami bahagia, terima kasih Nona, Anda sudi datang kemari," ujar DongChao. July membungkuk untuk memberi hormat, "Panggil aku July saja, tidak enak orang sehormat dirimu, memanggilku Nona yang hanya orang biasa."
"Apa bedanya? Setiap manusia sama di mata Tuhan, tiada ada yang dibeda-bedakan. Dan jangan merasa terbedakan." DongChao melempar senyum dan mempersilakan July masuk ke ruangan Cessa bersama Rena.
Mata Cessa menangkap sosok July yang berdiri di belakangnya lewat cermin besar. Tubuh Cessa memutar, senyumnya tercetak jelas.
"July? Kau menyaingiku, aku yang menikah, kau yang sangat cantik sekali," dengus Cessa diselingi tawanya.
July masih terdiam dengan mulut menganga, "Serius ini kamu, Cess? Kenapa aku pangling? Kenapa kau seperti putri dalam dongeng?" July langsung memeluk Cessa, "Kau cantik di hari bahagiamu," katanya dan melepaskan pelukannya.
"Ini hari yang akan paling bersejarah. Ini juga hari paling menegangkan."
July menunduk, menahan air matanya yang mendesak keluar. Ya, dan ini hari aku melepaskan Romy untukmu. July mengembuskan napasnya.
"Kalian... berdua sangat cantik, seperti Barbie yang bersahabat, yang warnanya biru dan pink itu...," komentar Rena.
"Kau menonton Barbie, sejak kapan? Bukannya kau anak yang---"
Rena mengangkat jari telunjuknya dan ia gerak-gerakkan ke kiri dan kanan, "Sudah tidak, aku ini anak perempuan! Wajar anak perempuan nonton seperti itu, kalau aku sudah kelas satu SMP, aku akan menonton semua drama Lee JongSuk!"
Cessa tertawa, "Keburu tua," gumam Cessa dan tertawa bersama dengan July.
***
"Apa tidak bisa lebih kencang lagi? Aku tidak mau terlihat buncit!" Protes Carly karena bagian perutnya sangat menonjol, membuatnya terlihat tidak cantik dan seksi.
"Tidak bisa, Nona, saya tidak bisa mengencangkan korsetnya lagi, ini saja sudah terlalu kencang."
Carly menyentak tangan pelayan itu, dan memasang korsetnya lebih kencang, agar terlihat rata, padahal kandungannya sudah memasuki bulan ketiga.
"Kencangkan terus, sampai anaknya mati, ya!" Ucap Edward yang sedang bermain game di ponselnya.
Dawin masuk dengan setelan jas hitamnya, matanya menyipit melihat Carly yang masih berkutik dengan gaunnya. "Ehem! Dua puluh lima menit lagi, prosesi akan kita mulai." Lalu pergi setelah mengedipkan matanya pada Edward.
"Sudahlah, jangan memaksakan tampil cantik, aku khawatir ini berujung memalukan," tukas Edward membuat beberapa pelayan menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss and I
RomansaFrecessa Laurentine, melamar kerja di sebuah perusahaan bonavit, Fer's Corp. Karena sebelumnya dia dipecat dan uang tabungan yang mulai menipis. Di hari saat Cessa interview, dengan tidak sengaja Cessa menabrak dan menumpahkan kopi hitam panas ke ke...