"Cepat kau keluar dari apartemen ku! Kau sangat menggangu, aku ingin istirahat!" Cessa mengambil jas Edward yang berada di sofa dan langsung ia lemparkan.
Edward membuang jas yang sempat mendarat di wajahnya ke lantai, sambil tetap memperhatikan Malika yang diam dalam gendongannya. "Kau kenapa? Bisa sampai sakit begini, apa ibu tidak memberi susu yang banyak?" Edward menciumi kepala Malika.
"Bulunya juga sedikit rontok," tambah Edward lagi.
"Ambigu, susu apa maksudnya?"
"Memangnya kau ingin menyusui anjing? Tentu saja susu khusus Malika," Edward tertawa, "Kau berpikiran kotor,"
"Aku ingin mandi dulu, mengusir mu juga tidak akan mudah." Cessa masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Takut kalau Edward menyelinap masuk dan... mengintip. Haha.
"Kau tidak tau, ya? Ibumu tadi berselingkuh dengan paman mu sendiri," Edward bercerita pada Malika yang menatapnya.
"Kenapa kau melihatku begitu?" Edward jadi was-was. Dia pernah baca creepy pasta, ada hewan yang menatap majikannya, tapi bukan majikan yang ditatap, melainkan yang di belakang.
Edward menelan ludahnya, lalu ia meletakan Malika di kasurnya dan ke dapur membuatkan susu.
***
"Kapan kau akan pulang?" Cessa keluar kamar hanya mengenakan piyama sambil menyisir rambut hitamnya.
Cessa sudah yakin, Edward masuk dengan kunci serep yang ia ambil tanpa sepengetahuan Cessa.
Edward yang sedang menonton tv, menolehkan pandangannya, "Aku menginap, mau bersama Malika,"
"Cih! Ujungnya juga pasti denganku!" Ujar Cessa dengan percaya dirinya.
"Ah! Tidak mungkin, aku sudah punya Carly yang manis," sahut Edward.
Cessa tertawa, menyesal sudah percaya diri tingkatan paling tinggi.
Hening menyelimuti mereka berdua, hanya terdengar suara televisi. Edward berdeham untuk memecah keheningan.
"Nanti aku akan membangun hotel di New York, kau harus ikut! Aku akan menunda pernikahan ku dan akan memfokuskan pada proyek ini," jelas Edward.
Cessa menoleh, "Nikah hanya butuh beberapa jam! Aku tidak yakin ayahmu akan setuju dengan ini,"
"Kata siapa? Ayahku setuju, ayahku itu penggila bisnis, sama sepertiku, jadi... pernikahan bukan menjadi prioritas utama," Edward melepas kancing kemejanya.
Cessa membuang pandangan ke arah lain, "Ba--bagaimana dengan Carly?"
"Dia... menangis, tapi aku yakinkan bahwa akan aku berikan kejutan untuknya dan dia setuju," ucap Edward sambil melepas kancing terakhir.
"Ma--mau apa kau?" Cessa memejamkan matanya. Barusan, dia kembali melihat otot Edward yang sangat kekar.
"Setelah ini sebaiknya kau periksa kandungan, aku takut karena melihat tubuhku kau jadi hamil."
Dengan sejurus karate yang Cessa kuasai, ia memukuli Edward dengan ganasnya, "Mana mungkin! Masa hanya melihat bisa hamil." Cessa masih memukuli Edward hingga terjatuh ke lantai.
Edward tertawa-tawa, "Oh! Hentikan Cessa, nanti aku bisa kencing di sini, jika terus-menerus kau kelitiki!" Tangan Edward berusaha menahan tangan Cessa yang padahal menonjok-nonjok perutnya yang seperti batu, keras sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss and I
RomansaFrecessa Laurentine, melamar kerja di sebuah perusahaan bonavit, Fer's Corp. Karena sebelumnya dia dipecat dan uang tabungan yang mulai menipis. Di hari saat Cessa interview, dengan tidak sengaja Cessa menabrak dan menumpahkan kopi hitam panas ke ke...