Cessa memasuk-masukan semua barangnya ke dalam kardus. Anne menatap sedih Cessa, "Seharusnya aku tidak kelepasan memarahimu, jadinya tidak begini. Kau tetap mau keluar?"
Dengan cengiran khas Cessa, "Ya! Aku sudah bulat akan keluar saja. Dan jangan berusaha menahanku!"
"Huh, percaya diri sekali! Tapi... undang aku saat kau akan menikah, jangan lupakan aku, kalau kau pernah punya teman secantik diriku!" Ucap Anne dan memeluk Cessa dari samping.
"Aku merasa... kematianku sudah dekat. Kau berubah jadi narsis begini, oh siapa kau?" Cessa mengguncang bahu Anne.
"Kau kira aku kerasukan! Tentu saja inilah aku, yang sudah nyaman! Aku jadi tidak bisa menonton drama antara kau dengan Boss, sedih." Tutur Anne dengan terkekeh.
"Jahat sekali! Kau selalu menonton, tanpa mau bantu! Wuuu."
Selesai merapikan semua barangnya, Cessa pamit pada Anne dan Omi, "Aku merasa seperti karyawan dipecat, padahal aku mengundurkan diri."
"Haha, kau jangan lupa, saat sudah menikah sering-sering main ke sini, tapi jangan bawa anak iblis itu. Dia selalu menjambak pantatku!" Ucap Omi membantu membawakan kardus.
"Kata Tuan Dawin, kau harus ke mansionnya, entah untuk apa." Ucap Anne yang langsung Cessa angguki.
Anne memeluk Cessa. "Uh, aku jadi ingin memeluk!" Omi sudah merentangkan tangannya, tapi Anne langsung menendang kakinya, "Peluk saja ikan lele peliharaan mu!" Kata Anne.
"Ya sudah! Aku pergi, ya!"
Anne dan Omi hanya mengantar sampai lobi. Cessa tersenyum dan ia langsung keluar dengan kardus yang ia bawa.
***
"Aku minta maaf atas kekacauan tadi siang. Aku benar-benar minta maaf, atas apa yang aku perbuat selama ini." Ucap Cessa pada Dawin yang sedang menghisap candunya.
Dawin menganggukan kepalanya dan mematikan candunya.
"Kau begitu mirip dengan ibumu." Ucap Dawin membuat mata Cessa melebar. "Ya! Kau mirip dengan Agnes, dia ibu mu kan?" Cessa mengangguk.
"Eh, jangan bahas itu! Dan... kau yakin mau keluar saja?" Tanya Dawin memastikan.
Cessa mengangguk, "Aku yakin! Dan... apa hubunganmu dengan mendiang ibuku?"
"Bukan apa-apa, hanya tau nama saja." Elak Dawin. "Jujur, aku sama sekali tidak suka padamu yang dekat dengan anak kesayanganku, Edward!"
Cessa mengangguk, "Maaf,"
"Kalau aku tidak punya hati, mungkin kau sekarang hidup di bawah tanah."
Cessa kembali mengangguk, "Maaf,"
"Kau... penghancur semuanya!"
Lagi-lagi Cessa mengangguk, "Maaf."
"Kau tidak ada kata-kata lain selain maaf? Aku selalu berprinsip, maaf saja tidak cukup. Tidak ada kata maaf dan ampun, asal kau tau saja!" Oceh Dawin.
Edward memunculkan dirinya di dekat lemari yang berada di belakang Dawin. Cessa melihat Edward, tapi ia berusaha mengabaikannya. Karena Dawin yang masih berbicara
Dengan jahil, Edward bilang tanpa suara, "Dasar jelek! Wajahmu sekarang mirip sekali dengan bencong Thailand!"
"Enak saja kau berkata seperti itu padaku!" Kata Cessa dengan kencangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss and I
عاطفيةFrecessa Laurentine, melamar kerja di sebuah perusahaan bonavit, Fer's Corp. Karena sebelumnya dia dipecat dan uang tabungan yang mulai menipis. Di hari saat Cessa interview, dengan tidak sengaja Cessa menabrak dan menumpahkan kopi hitam panas ke ke...