BAB 42: Promise?

93.8K 4.7K 163
                                    

Pria itu langsung memeluk Cessa erat, "Kenapa kau memegang kayu? Mau memukul ku? Pukul saja, aku akan terima semua perlakuanmu!" Katanya.

Cessa hanya diam dalam pelukannya, bahkan untuk membalas pelukan itu saja sangat sulit, sudah ada yang menahannya.

"Chucky, I miss you so much, kau tau? Betapa aku sangat ingin bertemu dengan mu," ujar Ken.

"Ken?"

"Yes! It's me! Aku datang untukmu!" Sahut Ken dengan senang, ia menciumi puncak kepala Cessa dengan gemas, "Aku rinduuu sekali denganmu!"

Cessa langsung mendorong tubuh Ken dengan kuat. Matanya menatap tajam, "Siapa yang menginginkan mu lagi? Bukankah kau sekarang sudah bersama wanita lain?"

"Siapa? Taylor? Dia... oke! Aku minta maaf, karena pernah berselingkuh, aku memacarinya di belakangmu, tapi setelahnya aku berangkat keluar negeri, untuk kuliah," ujar Ken.

"Kuliah?"

Ken mengangguk, "Ya! Aku dapat beasiswa ke Harvard, dan seminggu yang lalu aku baru saja lulus dengan nilai terbaik, jadi... aku sudah menepati janjiku, lima tahun yang lalu," Ken tersenyum.

"Bohong! Kau kabur dengan Taylor ke luar negeri, dan janji apa? Bahkan aku lupa!" Ketus Cessa, tapi air matanya justru mengalir.

"Kau lupa janjiku? Aku pernah janji, akan datang sebagai lulusan Harvard University dengan nilai terbaik dan... akan menikahimu." Kata Ken, senyumnya sangat tulus.

Cessa hanya diam. Semuanya terlalu cepat untuk dia serap saat ini.

"Dia sudah janji padaku!" Ucap Edward yang berdiri di belakang Cessa dengan wajah datar.

"Siapa kau? Jangan ganggu Cessa ku!" Ketus Ken, lalu Ken menggenggam tangan kiri Cessa dengan erat. "Sebaiknya kita pergi!"

Dengan gerakan cepat, sebelum Ken membawa lari Cessa, Edward lebih dulu menggenggam tangan kanan Cessa, "Kau sudah janji, untuk selalu bersamaku, Gadisku!" Kata Edward, tapi matanya menatap Ken dengan sangat tajam.

Ben berdeham, suasananya terasa tegang sekali. Sampai dia sedari tadi terdiam, "Ed, kau jangan egois! Kau sudah ada Carly! Ku dengar dia hamil karena dirimu."

Cessa menatap Edward, "Apa--apa itu benar?"

Mata Edward menatap Cessa lekat, "Kau percaya pada hatimu atau perkataan orang lain? Tidak semua yang orang katakan tentangku itu benar!"

Cessa menelan salivanya. Dia hanya percaya... pada kata hatinya, perkataan orang lain hanya membuatnya pusing.

"Pergi denganku Chucky!" Ajak Ken.

"Denganku saja, Cessa!" Ajak Edward ngotot.

"Kau siapanya Cessa?" Tanya Ken.

"Kau siapanya Cessa?" Edward balik bertanya.

"Ah, aku kesal harus bertemu Edward lagi, dia selalu saja bertingkah idiot! Apa tidak bisa dia hilangkan untuk keadaan seperti ini?" Gumam Ben, lalu ia bersedekap.

Cessa hanya menatap Edward, lalu ia merasa tangannya ditarik paksa oleh Edward. Semuanya terasa lambat, untuk Cessa. Edward menggenggamnya dengan amat sangat erat, tangannya juga melingkari pinggang Cessa. Edward mengajak Cessa pergi ke tempat lain.

Ken mengepalkan tangannya dengan amat kuat, "Dia siapa?" Tanya Ken. Mata Ken terus saja menatap punggung Cessa yang menjauh, lebih geram karena melihat pinggang Cessa ada yang memegangnya dengan possessive.

"Mereka pernah dekat, dulu! Tapi, yang aku tahu... Edward akan menikah dalam waktu dekat, bersamaan dengan Cessa yang menikah dengan adiknya, Romy!" Ben menyahuti.

Big Boss and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang