1. tentang rio.

12.6K 419 1
                                    

Haii para temanku readers MDP yang setia, aku cuma mau bilang novel ini akan segera terbit awal november.

Jangan lupa nabung ya, gengs!

---

Baiklah, namaku Viona, Gak usah nama panjang ya? Sekarang, aku menginjak kelas X SMA. Kejadian tempo hari yang lalu, masih tersimpan dan bahkan tidak bisa di hilangkan dalam ingatanku.

Namanya Rio, aku tidak tahu nama panjangnya. Rio itu kakak kelasku sejak SMP, saat aku pertama kali bertemu dengannya, yaitu saat aku menumpahkan jus jeruk dijaketnya, dan saat itu, aku menyatakan kalau aku menyukainya.

Kejadian ini 3 tahun yang lalu. Aku akan menceritakan bagaimana saat aku pertamaa kali melihat dan bertemu dengan Rio. Aku berjalan menelusuri lorong sekolah sambil membawa segelas jus jeruk ditanganku, langkah ku terburu-buru, aku tidak suka kantin, karena ramai. Bukannya aku membenci ramai, hanya saja, aku benci saat semua orang menabrakku sembarangan, apalagi tidak meminta maaf, huh.

Aku berjalan dengan cepat, tanpa melihat ke arah depan dengan benar. Dan tiba-tiba saja, Bruk! Aku tahu kalau aku menabrak seseorang. Dari dasi nya, bertuliskan angka 9, sudah dipastikan dia adalah kakak kelasku. Ah, baru saja masuk SMP, sudah dapat masalah dengan kakak kelas, menyebalkan.

"Eh, maaf ...-" aku mengangkat wajah dan langsung menganga menatap sepasang dua bola mata cokelat yang tajam. Wajahnya... wajahnyaa... sangatt tampannnnn!!!

Jauhkan pikiran kalian tentang aku alay atau lebay, ini kenyataan! Ia memang tampan, tapi sayangnya, kini ia menatapku dengan sorot mata tajam. Hah, habislah aku sekarang.

"Lo ... shit!" Baiklah, sekarang aku akan mendapat masalah. Seusai kakak kelas tampanku itu membersihkan jaket yang ia pegang ditangan, dia langsung meninggalkan ku lalu berbisik.

"Lihat aja nanti."

Maksud dari perkataannya itu apaaaaaaa?! Aku menutup wajahku sangat malu, apa aku akan di perlakukan sesuatu atau di balas dengan keji oleh kakak kelas tampan itu? Bagus, aku akan tersiksa sekarang.

Kabar kabar tentang kakak kelas tampan yang aku sukai itu mulai menjadi topik perbincangan cewek cewek kelasku yang panas. Usik--punya usik, akhirnya aku tahu, bahwa namanya itu RIO!! Dari situlah aku suka memperhatikkan kak Rio dari kejauhan, dan aku menyatakan sekarang juga, bahwa aku menyukainya.

Oke, baiklah, sudah cukup mengingat masa lalu burukku itu tentang penumpahan jus, kembali ke topik awal.

Rio ini orangnya sangat amat pendiam, dari gosip yang diceritakan dan liputan yang aku dapat dari beberapa temannya, Rio itu tidak pernah punya pacar. Rio sesosok laki-laki sedingin batu es, sangat pendiam, tertutup, kalau bicara tidak pernah berkata banyak, dan memiliki sorot mata yang tajam.

Emang sih ganteng, tapi kalau sifatnya begitu, gimana aku gak minder? Jangankan deketin, ngeliatin dari kejauhan aja udah seneng. Bukannya aku pengecut atau gampang menyerah soal cinta, bayangkan saja jika aku mendekati kakak kelas yang aku tumpahkan jaketnya dengan jus, dibaluti dengan sifat dinginnya, bagaimana tidak minder? Apalagi status ku sekarang hanyalah adik kelas yang malang.

Menurut informasi selanjutnya yang aku dapat, kak Rio itu punya satu adik perempuan, namanya Risa, aku belum bertemu dengan adiknya sama sekali, bahkan tidak mau bertemu, karena aku berfikir kalau adiknya itu pasti sama sifatnya dengan kakaknya, jadi aku tidak pernah mau bertemu dengannya.

Setelah bertahun-tahun lamanya aku memendam rasa ini, dan tidak pernah aku ungkapkan ke siapapun, tiba-tiba saja di ketahui oleh kak Rio, bahkan ia menembakku secara terang-terangan! Aku harus bagaimana?!!!

"Vi, lo melamun terus dari tadi. Mikirin apaan, sih?" Audy membuyarkan lamunanku tentang kak Rio, aku menatap Audy sekilas lalu beralih menatap arah depan.

Audy itu temanku, sebenarnya temanku banyak, kalau disebutkan, bisa sampai 2 hari kalian selesai baca part ini, aku kasihan sama kalian yang baca, jadi ngga aku sebutin ya, apaan sih? Oke, lanjut ke topik awal, Audy itu temanku dari SMP, saat SMA kita bertemu lagi, horay. Audy juga tahu segala aib tentangku, Audy juga tahu kalau aku suka sama kak Rio.

Tapi, Audy belum tahu kalau aku di tembak kak Rio:(

"Viona, dicariin kak Rio di depan kelas."

Hah?!

"Viona, di cariin kak Rio di depan, tuh!" Ucap Udin, si raja kutu buku. Udin ini berkacamata, lensa nya tebal banget, saking tebalnya, melebihi kasur aku kali.

Balik ke topik awal, kok bisa kak Rio nyariin aku? Duh, aku harus gimana nih, keluar ngga ya? Tapi kalau ngga keluar, nanti kak Rio marah, bisa panjang urusannya.

"Iya-iya." aku pun beranjak dari duduk, dan sedikit mengatur nafas.

Aku berjalan menghampiri kak Rio yang sedang menyenderkan bahunya di dinding depan kelasku, tatapannya dingin : seolah olah ingin ngebunuh. Aku berhenti di depan kak Rio, yang masih memandangku.

"K-kenapa?" Tanyaku dengan gugup. Ya iyalah gugup, disamperin cogan gini.

"Lo--pulang bareng gue." Kebiasaan kak Rio, atau emang ga di ajarin orang tuanya buat ngehormatin orang yang lagi bicara. Abis ngomong pergi, berasa dunia miliknya, untung cogan.

Aku menatap punggung kak Rio yang mulai menjauh dari belakang.

'Lo pulang bareng gue'

Kalimat itu se-akan akan menghipnotis pikiranku. Bagaimana tidak kaget? Habis di tembak, DI AJAK PULANG BARENG PULA! lengkap sudah kebahagiaan ini.

"Vi, tadi itu beneran kak Rio?" Siapa lagi yang ngomong barusan kalau bukan Audy?

Aku membalas dengan anggukan di balut senyuman super manis.

"Ngapain dia? Tumben nyamperin adek kelas. Apalagi adek kelasnya model macam elo. Btw, lo masih suka ama dia, 'kan?" Kata Audy, sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Nanti sore ke rumah gue, oke? Gue ceritain semuanya kalau lu mau tau." Balasku, setelah itu langsung pergi.

---------

Pulang sekolah pun tiba, duh, jantung kok tiba-tiba berdetak kenceng banget ya, kayak lagi disko gitu. Gerogi banget sumpah kalau pulang bareng kak Rio, nanti harus gimana di perjalanan?

Aku membereskan buku dengan super lelet, karena masih gerogi jadi aku lelet-leletin. Audy yang menunggu aku sambil berdiri, dan sudah menggendong tas, menatapku dengan kesal.

"Cepet napa lu! Lama amat. Keburu jamuran nih gue." Celetuk Audy sambil berkacak pinggang.

"Duluan aja, gue ga naik angkot hari ini."

"Ett, bilang kek dari tadi! Gue, 'kan gak perlu repot-repot nunggu lo disini ampe jamuran!"

Aku hanya membalas dengan cengiran lima jari. Setelah itu, Audy pergi duluan. Aku berjalan dengan penuh lambat untuk menuju parkiran. Sampai di parkiran, aku melihat laki-laki gagah sedang duduk diatas motor ninjanya sambil memandang ke arahku, siapa lagi kalau bukan kak Rio?

Kak Rio langsung memakai helmnya ketika aku sudah sampai di dekat motornya. Aku mematung sambil memasang muka sok polos di depan kak Rio.

"Naik." Dingin bangettt coyyy suaranyaaa.. ga ada nadanya sama sekali.

Aku menurut dan menaiki motornya, kak Rio pun menyalakan mesin motor dan mulai melajukan kendaraan tersebut.

***


Follow instagram :

1. @mxtxaxa1210
2. @Rio_gahardian
3. @vionachintyaa
4. @andra.satrio

My Devil Prince [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang