30. salah.

4.5K 205 5
                                    

AUTHOR PoV's.

Andra mengepalkan tangannya seraya berjalan cepat menuju kelasnya. wajah Andra mengeluarkan keringat dan mulai memerah. setelah sampai di kelas, Andra mengedarkan pandangannya dan berhenti di satu titik arah tujuannya. Andra mengeraskan rahangnya menahan gejolak emosi.

"RIO!" itulah kalimat pertama yang Andra keluarkan. Rio yang tadinya sedang berbincang ria dengan Fito, setelah namanya terpanggil otomatis dirinya akan menoleh ke sumber suara.

namun tepat saat Rio menoleh, sesosok kepalan tangan melayang ke arah pipinya. Rio meluncur kasar ke ubin kelas setelah mendapat tinjuan dari Andra. semua anak sekelas mereka langsung menoleh ke arah mereka untuk menyaksikan apa yang terjadi. Fito sempat kaget, dan segera mungkin membantu sahabatnya agar segera berdiri.

"maksud lo apa?" Tanya Rio setelah bangkit sembari memegangi rahangnya.

"kenapa lo gak datang ke taman? padahal gue udah suruh lo datang!" jawab Andra dengan emosi.

"jadi lo nonjok gue cuma masalah itu? gue gak mau datang ke taman karena malas ketemu elo, gak penting juga."

"gak penting, lo bilang gak penting?" Andra mencengkram kerah baju Rio.

Rio melepaskan cengkraman andra dengan paksa, "lo gila, ya?"

"LO YANG GILA!" Andra meluncurkan tinjuan untuk kedua kalinya pada Rio, tapi kali ini bukan bagian pipinya yang kena, melainkan perutnya.

Rio kembali tersungkur ke ubin, saat Andra ingin kembali memukuli Rio, Fito menahan tubuh andra dengan susah payah.

"apa-apaan sih lo berdua? kayak bocah!" ucap Fito sambil menahan pergerakan Andra.

"gue sengaja nyuruh lo buat ke taman agar lo dan Viona ketemuan. gue pengen lo berdua balikan!"

"gue gak butuh bantuan lo! gue udah bilang kan, lebih baik Viona berhubungan sama lo aja. kenapa lo justru sekarang maksa agar gue balikan sama Viona?"

"Paling tidak seharusnya lo datang! lo tahu, Viona nunggu lo sampai larut malam. bahkan dia sampai masuk RUMAH SAKIT!" ucap Andra, Rio membisu beberapa detik.

"Rumah Sakit?" ucap Rio khawatir.

fito melepaskan cengkraman tahanan dia pada andra, andra mengatur nafasnya perlahan. lalu andra menjatuhkan dirinya ke lantai, hanya kedua lututnya yang menjadi penyanggah.

"Viona koma.." ucap andra lirih.

"dimana?" tanya rio pada andra.

"rumah sakit medika jaya."

setelah mendengar nama rumah sakit itu, rio bangkit dan langsung berlari meninggalkan kelas yang dipenuhi para siswa yang menonton adegan mereka.

"eh, ini ngapa pada nonton? lo kata bioskop? sono pergi!" ucap fito.

"to, lo bilang ke guru kalau gue dan rio izin, oke?" kata andra yang sudah mulai ingin menyusul rio.

"yaa.. santai santai.."

***

"VIONA MASUK RUMAH SAKIT?!" Teriak feli setelah mendengar penjelasan dari fito.

"iya, audy temen lo mana? dia juga sahabat viona kan? sebaiknya lo kabarin dia." ujar fito.

mendadak raut wajah feli berubah, "audy... gue gak tahu dia dimana."

"loh, kok gak tau?"

"dia lagi berantem kak sama viona."

fito ikutan diam, menatap raut wajah adik kelas di depannya ini. feli menatap bawah, sembari memikirkan sesuatu.

"AH! gue tahu!" tiba-tiba saja feli berteriak dan sukses membuat fito si kakak kelasnya kaget.

"apasih?"

"kak, pulang sekolah, lo bisa antar gue? gue mau ke tempat yang biasa audy kunjungi."

"maksud lo gue jadi kang ojek? Ogah."

"Oke kalau gak mau, gue tinggal mencet nomor kak rio terus ngadu ke dia kalau lo gak mau bantuin audy agar baikan sama viona. siap-siap deh, lo di pecat jadi sahabat kak rio." ancam Feli dengan seringai liciknya.

"eh, berani ngancem kaka kelas lo?Oke gue antar!"

***

rio menaruh helm nya dengan asal dan berlari ke dalam rumah sakit. di belakang, andra mengikutinya.

"dimana kamarnya?" kata rio dengan panik.

andra berlari di depan rio untuk memandunya menuju kamar yang di tempati viona. setelah sampai di lorong kamar itu, terlihat ayah viona dan tante vika sedang menunggu di luar.

"Om gimana keadaan viona?" tanya rio.

"masih sama, koma." jawab herman, sang ayah dari viona dengan datar.

"boleh saya masuk?" tanya rio kembali, kini herman hanya menjawab dengan anggukan.

rio memasuki ruang ICU, mesin rumah sakit terdengar sangat jelas di sana. rio berjalan mendekat ke kasur yang di tempati viona. rio menatap viona dengan lekat. wanita yang dicintainya sedang terbaring lemah dengan saluran infus di mana mana. wajahnya pucat, rio meraih tangan viona, di gemgamnya tangan itu.

"hey, maafin gue ya..." itulah kalimat pertama yang di lontarkan rio. rio mengusap kepala viona, dan tak sengaja mendapati tangannya penuh dengan rambut.

"rambut lo kenapa?" tanya rio dengan panik.

rio berusaha agar dia tidak berprasangka buruk dulu. rio pun mencium kening viona dan setelah itu berjalan meninggalkan ruangan itu.

***

rio menenangkan diri di atap rumah sakit itu. dia memandang jalanan di bawah dari ketinggian rumah sakit itu. rio menghela napas dan masih memikirkan tentang rambut viona yang rontok sangat banyak.

"Rio.." suara perempuan tengah memanggil rio dari arah belakang. otomatis rio membalikkan badanya, mendapati Vika berdiri di sana.

"hm?"

"gue mau minta maaf.." kata vika lirih.

"buat?"

"karna gue udah bikin hidup lo sengsara, bahkan gue udah ngerusak hubungan lo sama viona."

"telat."

"gue tau. tapi kalau aja gue tahu dari awal kalau viona mengidap penyakit kanker otak, mungkin gue gak akan berbuat kaya gitu"

rio menatap vika dengan dalam "kanker otak? lo bohong kan?"

"gue serius! untuk apa gue bohong? kalau aja gue tahu hidup viona gak akan lama lagi, gue akan relain hubungan lo berdua bahagia." Vika menghela napasnya, "gue mohon, gue minta maaf"

"gak lama lagi? gue yakin lo bohong! itu gak mungkin." rio menatap tajam ke vika, berharap bahwa perkataannya salah.

"herman, suami gue sekaligus ayah kandung viona yang bilang sendiri sama gue. kalau lo gak percaya, lo bisa tanya langsung ke orangnya."

setelah mendengar itu, rio berlari meninggalkan vika yang masih berdiri di atap rumah sakit. rio berlari menuruni tangga agar sampai lebih cepat menuju kamar rawat viona.

"tuhan, saya mohon jangan ambil nyawanya. beri saya kesempatan kedua untuk membahagiakannya.."

***

Next?
10+ vote dulu ngehehe:v

gak kok, becanda. author gak maksa harus segitu baru update hehe.

terserah mau vote atau gak, tapi kalau mau update cepet, ya monggo di vote.

share juga kalau perlu.

oh ya, thanks buat 3rb pembaca My devil prince horeeeee!!!

betah betah ya di cerita ini:)

stay tune terus, mau end soalnya cerita ini 😕😟

bye. salam author cecan😅

My Devil Prince [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang