11. makan malam

5K 251 3
                                    

Aku dan kak rio sudah sampai di depan restaurant terkenal di kota ini. Kak rio mengisyaratkan ku agar segera masuk duluan, di dalam aku menunggu kak rio untuk masuk agar menunjukkan mejanya.

Sebelum kak rio datang, ada seseorang menepuk pundakku, "Viona.. ?"

Aku sontak menoleh, "risaaaa.." risa memelukku, dan aku membalas pelukan itu.

"Ngapain bengong disini? Ayok ke sana." Risa menarik tanganku menuju meja di dekat kolam ikan.

Di meja bundar itu ada sepasang pria dan wanita yang sepertinya sudah bersuami isteri sedang duduk, lalu kedua orang itu mengangkat wajah dan mengerutkan dahi ketika melihatku.

"Pah, mah. Ini viona, pacar bang rio." Ucap risa yang membuatku sukses membelalakkan mata. Jadi dua orang di depanku orang tuanya kak rio?!

Entah mengapa aku jadi salah tingkah, "halo om, tante." Sapaku sambil mencium tangan mereka.

"Halo, kamu beneran pacar rio? Cantik banget," puji mamanya kak rio yang membuat aku terbang ke langit.

Aku tersenyum manis, "makasih tante. Tante juga cantik,"

"Jangan panggil tante. Manggil bunda aja, itu panggilan khusus untuk pacarnya rio." Ujar mama--maksudku bunda.

"Oh gitu tan--bun. Kalo om, saya harus panggil apa?"

"Ayah? Kalau ayah gimana mah?" Tanya papanya kak rio terhadap bunda di sebelahnya.

"Boleh pah,"

"Kalau gitu, panggil saya ayah." Ucap papanya kak rio--maksudnya ayah.

"Yaudah, kalau gitu duduk dong sayang, masa berdiri terus." Ujar bunda seraya menunjuk ke bangku di depannya.

Aku tersenyum dan mulai menduduki kursi ini, kak rio muncul dengan jaket yang terlipat di tangannya. Kak rio tersenyum tipis kepada orang tuanya dan mulai menyalami mereka, setelah itu kak rio duduk di sebelahku. Aku duduk di tengah antara kak rio dan risa.

"Jadi, mau pesan apa viona cantik?" Tanya bunda, sambil membolak-balikkan daftar menu.

Aku tersenyum kikuk, "apa aja deh bun,"

"Kalau gitu, samain semua aja ya?" Tanya bunda dan mengisyaratkan agar semuanya setuju. Ayah, kak rio, dan risa mengangguk setuju. Lalu, bunda menyerahkan daftar pesanannya kepada pelayan.

"Maaf mbak, porsi untuk pacar saya setengah aja ya. Dia lagi diet," celetuk kak rio di sebelahku, pelayan itu mengangguk dan pergi meningggalkan meja kami.

"Rio.. jangan gitu, kali aja viona mau makan banyak malam ini?" Gumam bunda.

Aku diet? Sejak kapan?

Jangankan diet, setiap malam aku makan dan ngemil, ga pernah gemuk. Makanya aku ga pernah diet. Terus maksud kak rio apa?

"Viona yang bilang sendiri kalaau dia diet kok mah, iya kan?" Tanya kak rio kepadaku, sambil menyenggol kakiku.

Aku terlihat gugup, "i,i-iya bun. Viona lagi diet."

Kak rio mau nya apa sih? Nyuruh aku buat nahan lapar lagi? Padahal dari tadi siang aku belum makan apa-apa loh. Dan sekarang, aku malah disuruh makan setengah porsi? Yang benar saja.

"Ohh gituuu, bunda ngertiin deh."

"Udah berapa lama kamu sama rio viona?" Tanyaa ayah, yang terlihat serius dalam menatapku.

"Emm, seminggu, ayah" jawabku.

"Seneng ga pacaran sama anak bunda?" Kata bunda, aku diam beberapa detik sebelum menjawab.

"Iya bun."

"Iya apa nih? Seneng atau enggak?"

"Seneng kok bun."

"Bukan paksaan kan? Kalau rio macem-macem, tonjok aja. Bunda ikhlas kok."

Aku tersenyum geli, "ngga kok bun. Kak rio baik," dustaku.

Aslinya mah, ENGGAK.

"Kamu suka banget nyingkat-nyingkat ya kalau ngomong. Lama-lama bunda di panggil ubun-ubun bukannya bunda." Kata bunda sambil menggelengkan kepalanya. Satu meja ini tertawa kecuali kak rio, bunda benar-benar seru. Aku pikir, keluarga kak rio orang yang kaku dan serius.

Saat kami sedang bercanda tawa, pelayan pun datang dengan membawa pesanan kami. Ternyata makanan yang di pesan bunda itu chicken katsu, tapi yang membuat aku tidak setuju dengan makanan ini adalah, porsinya. Nasi restaurant itu udah dikit, di tambah lagi di kurangin setengah. Sama aja kayak nggak makan.

"Langgeng ya sama rio, bunda kayaknya kecantol deh sama kamu viona." Ucap bunda di tengah makan malam ini.

"Sama mah, risa juga udah kecantol. Hehe." Kata risa di sebelah kiriku.

"Iya bunda, makasih bun."

"Jangan kaku gitu ah sama bunda, anggap aja bunda teman kamu, oke?" Gumam bunda, aku tersenyum sambil mengangguk, "oke."

"Rio? Hai, apa kabar kamu?" Ucap seorang wanita yang tanpak aku kenal suara ini.

Aku mengangkat wajah, dan membulatkan mataku. Kak rio dan keluarganya juga tanpak terkejut.

"Tante vika?--"

"Ngapain lo ke sini?" Ucapanku di potong oleh pertanyaan kak rio.

"Aku cuma mampir, terus ga sengaja ngeliat kalian. Loh, viona? Oh ternyata dia pacar kamu sekarang ya." Kata tante vika, aku masih memasang wajah bingung.

"Sekarang mending lo pergi." Gumam kak rio dengan dingin.

"Kamu kok jadi dingin gini sih? Padahal kan kita pernah ketawa bareng. Kok jadi kaku gini sih?" Tanya tante vika, aku mengernyitkan dahi.

"Eh tante girang, mending lo pergi sana. Samperin tuh om-om suami lo." Cibir risa.

"Tunggu-tunggu. Ini maksudnya apa? Kok kalian kenal sama tante vika?" Akhirnya aku membuka mulut setelah diam dengan segala pertanyaan di otakku.

"Wah, viona belum tahu ya? Aku mantan tersayang rio yang masih belum bisa di lupakan rio. Benar kan rio sayang?" Tante vika berkelakar.

Aku melebarkan mata, "b-benar kak?"

Kak rio diam saja sambil mengepalkan tangannya.

"Kak, jawab."

"Iya. Dia mantan gue,"

DEG! Seketika rasanya dadaku sesak, seperti terasa benda tajam yang menusuk jantungku. Setelah tante vika merebut kebahagiaan keluargaku, dan sekarang tante vika datang dengan pernyataan bahwa dia mantannya kak rio.

"Viona mending hati-hati deh sama aku. Nanti kalau khilaf, rio bisa balik loh," kata tante vika dengan serangainya.

"CUKUP! Sekarang saya minta kamu pergi dari sini Vika." Umpat bunda yang langsung bangkit dari duduknya.

"Bunda kok ngusir aku? Bukannya dulu bunda baik banget ya sama aku? Oh ya viona juga manggil bunda gak?" Balas tante vika dengan santainya.

"Iya, viona juga manggil bunda. Terus kenapa? Ada masalah sama lo tante girang?" Risa berkelakar.

"Eh anak kecil mulutnya kok gitu
"

Aku tidak tahan dengan segela percakapan dan pernyataan ini, aku bangkit dari duduk dan meninggalkan meja maka itu. Aku berlari keluar restaurant itu.

"VIONA! VIONA." Terdengar suara kak rio memanggilku dari belakang.





***

Maafkan part kali ini pendek.

Apa pendapat kalian tentang vika yang dateng tiba-tiba terus nyatain kalau dia mantannya rio?

Makin greget sih ya.

Terkuak juga kan siapa mantannya rio yang ngebuat dia patah hati bertahun-tahun.

Jangan lupa vote dan komen.

Di share juga ke temen-temennya.

My Devil Prince [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang