sudah dua hari viona di rawat, tak ada perubahan. masih sama, koma. tinggal lima hari lagi viona akan menjalani operasi, hanya itulah satu satunya yang akan di lakukan sebelum terjadi hal yang tidak dinginkan.
seperti biasa, rio selalu kerumah sakit untuk menjaga viona sehabis pulang sekolah. rio rela tidak pulang dan membawa baju ke rumah sakit demi menjaga viona.
"vi.. gue kangen." ucap rio seraya mengelus puncak rambut viona.
satu helai, dua helai, tiga helai rambut viona kembali terlepas dari kulitnya dan membekas di tangan rio. rio meneguk ludahnya dengan susah payah, lalu dia membersihkan tangannya dari rambut viona dengan sedih.
ceklek..
terlihat andra membuka pintu ruang kamar dan sempat tercekat kaget saat melihat rio, "sorry.. gue kira gak ada orang."
"santai aja. lo mau jenguk viona?" tanya rio.
"gak. gue tunggu di luar aja." balas andra lalu menutup pintu kembali.
setelah membersihkan tangannya, rio bangkit dari duduk dan berjalan keluar ruangan untuk menemui andra. terlihat andra sedang duduk di lobby rumah sakit seraya memainkan ponselnya.
"ehem.." rio berdehem agar andra menyadari kehadirannya.
"eh? ngapain lo kesini?" tanya andra saat menyadari kehadiran rio.
rio duduk di sebelah andra, "ada yang pengen gue omongin sama lo---"
"sorry." potong andra.
rio mengerutkan dahi lalu tersenyum miring, "dari kemaren banyak banget yang minta maaf ke gue. berasa lagi lebaran.."
"cih. kalo bukan soal viona, gue males minta maaf sama lo" ucap andra dengan acuh.
rio kembali tersenyum, "jadi.. buat apa lo minta maaf ke gue?"
"yaa.. karna udah nonjok lo." balas andra.
"ohh" rio memanggut-manggut. lalu mereka berdua sama sama diam, tidak berbicara. keheningan terjadi begitu saja di antara mereka.
"lo masih cinta sama viona?" tanya andra secara tiba-tiba, memecahkan keheningan di antara mereka.
"jawabannya masih sama."
"sama? berarti masih cinta ya.." andra diam beberapa detik lalu berkata lagi, "kalo viona udah bangun, gue minta lo balikan sama viona. dan jangan pernah sakitin dia lagi, kalo sampe terjadi, lo bakal berurusan sama gue"
"lo tenang aja. gue gak bakal ngulangin hal sama."
"bagus kalo gitu."
..................................................................
malamnya, audy datang untuk menjenguk viona. audy menggemgam tangan sahabatnya itu, berharap dia akan segera bangun dan bercanda tawa lagi bersamanya. audy rindu saat saat bersama viona, mulai dari yang senang sampai sedih.
"viona.. 6 hari lagi lo ulang tahun. semoga aja lo bisa benar benar sembuh setelah di operasi, karena besoknya lo kan ulang tahun... biar kita bisa seneng seneng bareng lagi. jangan lupa traktirannya.. oh ya.. gue nemu restoran enak di bandung, kita harus kesana pokoknya..."
disamping ocehannya audy terhadap viona yang sama sekali tidak menjawab, sebenarnya sudah ada feli yang berdiri di depan pintu. mendengar audy berbicara kepada viona, yang jelas jelas itu hanya percuma saja. tiba tiba saja feli meneteskan air mata, melihat audy yang terus berbicara sendirian membuat feli khawatir dan sedih.
audy tertawa sendiri, audy terus mengoceh, audy terus menceritakan segala kejadian di sekolah, walaupun tak ada yang mendengar, tak ada yang menjawab, tapi audy tetap melanjutkan ocehannya kepada viona yang sama sekali tidak akan menanggapi. feli menangis di bangku lorong, tidak kuat menatap audy yang berbicara kepada viona seolah olah viona tidak koma. feli khawatir akan keadaan audy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Prince [Segera Terbit]
Teen Fiction"lo suka kan sama gue? mulai sekarang, kita pacaran." -Rio. gimana sih, rasanya nunggu laki-laki yang kamu suka dari kelas 1 SMP, lalu baru menembak secara terang-terangan saat kelas 1 SMA?! deg-degan tau. itulah yang aku rasakan saat ini, tapi, te...